🧡 21🧡

0 1 0
                                    

Chapter 21, Rui, Rin dan berapa gaun.

.

"Rin-chan, anakku yang manis dan imut! Kemana kamu pergi." Terdengar suara wanita cantik bersurai hitam bermata hazel itu mencari sepupu imut nya yang kini tampak hilang tiba-tiba saja.

Rin telah hilang saat mendengar ucapan dari wanita cantik bersurai hitam itu yang mengatakan bawah dirinya akan di dandanin secantik mungkin, namun entah mengapa Rin malah kabur begitu saja.

"Bibimu kenapa,"tanya Kaito yang bingung melihat anak perempuannya ngumpet di kolong meja makan karena dirinya mendengar nama anak gadisnya di panggil, "Kalau ngk ada, Rin-chan, Ring-chan juga boleh hehehe.."

Neru yang di tanyain menghelang napas lelah, "bibi Rui ingin anak perempuan, tapi masalahnya dia memiliki anak laki-laki saja, dan masalahnya dia suka sekali mendandani Ring-nee atau Kaa-san untuk memakaikan baju rancangan nya."jawab Neru terkekeh kecil saat melihat sosok gadis bersurai biru muda yang mengintip di balik tirai meja makan.

"Jadi dia ingin anaknya Kaito-Nii memakai rancangannya bagus atau tidak,"tebak Len yang melihat Surai honey-blonde tak jauh dari tengah bersembunyi di balik pepohonan.

"Buset, Rin.. Rin.. kau sampai pajat pohon untuk menghindar dari Rui-san ya,"batin Len dengan sweatdrop.

"Iya, tapi bukan itu aja Bibi ngk bakal puas kalau lima baju untuk di coba."balas Neru yang tampak di colek bahunya karena Len menujuk sesuatu di jendela luar.

Dan benar saja ibunya sedang ada di pohon di temani seekor harimau berukuran kecil.

"Kaa-san sejak tadi di sana ya,"batin Neru spelass.

"Memangnya dia bakal memakaikan berapa baju pada Ibumu,"tanya Miku penasaran karena dia tau kalau gadis bersurai hitam bermata hazel itu suka sekali membuat baju dan sasaran nya adalah sepupu nya sendiri yang menjadi model nya. "Sampai bibi puas baru udah,"jawab Neru sambil berkeringat dingin saat mendengar namanya di panggil.

"Keponakan ku yang paling imut Karena hanya tinggal kamu yang tersisa jadi mau kan jadi model, baju bibimu ini."kata wanita cantik bersurai hitam bermata hazel dengan memelas.

"Ogah,"tolak Neru yang ambil ancang-ancang untuk kabur.

Rui datang sambil menenteng berapa baju yang imut-imut dan cantik membuat Miku terpana karena wujud bajunya terbilang imut dan lucu.

Kaito dan Len hanya sweatdrop melihat Neru di kejar oleh Rui yang memintanya untuk memakai baju rancangannya dan di balasan umpatan Neru.

"Ngk mau.. melihat modelnya membuatku jijik,"jerit Neru yang sampai panjat meja makan. "Ayolah kamu ini perempuan harusnya memakai rok bukannya celana panjang."keluh Rui pada ponakannya.

"Suka-suka aku dong, bibiku ku sayang."ucap Neru

"Tolong maafkan istriku ya, dia memang terobsesi ingin anak perempuan makanya semua gadis menjadi sasaran nya,"ucap Rei dengan nada menyesal.

"Kenapa kau tidak berusaha lebih keras lagi untuk anak perempuan,"tanya Miku yang terkesan ambigu. "Kau tau itu perlu usaha untuk jadi,"jawab Rei terdengar datar. "Ouh, pantas aja anaknya Rin jadi sasaran istrimu itu."celetuk Miku.

"Aku bosan, aku pergi dulu ya."pamit Len yang mengabaikan penghuni lainnya.

"Paman, singkirkan dulu bibi Rui.. huwee.."tangis Neru yang melihat Len pergi dari ruangan itu memanggil namanya sambil menangis, Len yang mendengar sang anak memanggil namanya hanya menghela nafas pelan.

"Rui lebih baik jangan nganggu Neru, kasihan dia lebih baik kau minta pada Miku menjadi modelmu,"kata Len padanya.

"Si negi jadi modelku,"beo Rui dengan wajah cemberut. Len mengangguk pelan, "dia lebih tau mana yang cocok untuk di jadikan pajangan atau untuk di jual lebih baik kau tanya langsung padanya,"usul Len pada Rui.

"Baiklah kalau pisang goreng itu mengatakan, baiklah."ucap Rui lalu menatap ke arah sosok Miku yang menatapnya. "Ayo ikut aku,"

Setelah Rui dan Miku pergi dari ruangan itu, Neru langsung berlari memeluk tubuh Len sehingga tubuh mereka terjatuh. "Huwee... Terima kasih, Papa aku sayang papa.."

Yang melihat tingkah laku kedua orang itu hanya bisa menggelengkan kepalanya mereka.

"Ring-chan, kamu bisa keluar dari sana."tutur Kaito pada sang anak. "Fyuhh, selamat.."desah Ring sambil tersenyum lega dia duduk di samping Kaito sambil mengambil gelas air untuk di minum.

"Rui.. Rui.. bisa-bisa nya dia bikin onar,"ucap Rei yang tidak habis pikir kenapa istrinya ingin sekali menjadikan keluarganya model.

"Eh, Kaa-san Rin kemana dia?"tanya Ring sepertinya dia baru menyandari gadis bersurai honey-blonde itu tidak ada di sini. "Kalau tanya Kaa-san kemana dia lagi di atas pohon bersama, Ken." - Neru

"Ngomong-ngomong, sejak kapan dia bisa pajat pohon." - Kaito

"Di saat genting aja.." Rei

"Neru, ikut aku aja, kau juga."kata Len menarik tangan Ring dan Neru untuk melompat dari jendela dan kini berada di atas pohon.

"Len-kun kenapa kau malah mengajak anakku kesana,"tanya Kaito dengan wajah bingung kenapa sang anak ikutan di ajak coba. "Lebih baik kalian sembunyi dulu, Rui-san balik tuh."ujar Len pada mereka.

"Eh, bibi balik lagi."tanya Neru dan Ring dengan bersamaan. Len mengangguk pelan, "buruan sembunyi kalau ngk kalian yang jadiin model sama dia,"lanjutnya lagi.

Mau ngk mau Kaito dan Rei ikutan sembunyi di atas pohon, karena beruntung aja batang pohon dan jendela itu dekat jadi mudah aja di panjat.

"Eh, kenapa kalian ada di sini."tanya gadis bersurai honey-blonde itu yang duduk manis di atas pohon.

"Itu yang harus kami tanyakan, Rin."jawab Len padanya.

"Aku sih mau menghindar dari Rui-chan, capek tau di pakaian model ini-itu."curhat Rin yang di angguki oleh Neru dan Ring yang memang benar

Mereka selalu saja jadi korban wanita cantik bersurai hitam bermata hazel itu.
.

.

TBC

My Family Hikkari [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang