15. Rencana pindah

20.4K 630 1
                                    

Duduk bersama diranjang tanpa berbicara, mereka larut dalam fikirannya masing-masing.

"Kak bolehkah jika anak ini lahir, dia memanggilmu ayah?"tanya Qila hati-hati takut Rendra akan marah.

"Buat apa ijin, sudah seharusnya dia memanggil diriku ayah"jawab Rendra tersenyum.

"Tangan kakak luka, biarkan aku mengobatinya"kata Qila mengambil kotak p3k dilaci nakas.

Rendra menatap wajah yang sedang mengobati luka ditangannya ini. Tangannya tidak sakit sama sekali hanya saja yang sakit hatinya. Dia sudah gagal menjadi seorang suami dan calon ayah yang baik.

"Sudah selesai kak"kata Qila menutup kotak p3k.

"Terimakasih"ucap Rendra tersenyum.

"Jangan pernah sembunyikan sesuatu, aku suami kamu"tatapan yang diberikan Rendra tidak dapat diartikan oleh Qila.

"kita kedokter, kita periksa tentang penyakitmu"kata Rendra mengusap tangan Qila.

"Aku mau kita tidur dikamar yang sama"minta Rendra kepada Qila. Tidur satu ranjang dengan Rendra mengingat kan tentang kejadian dimana sebelum dia mengandung.

Raut wajah Qila berubah menjadi cemas dan khawatir, Rendra menyadari itu dia tahu pasti sang istri trauma dengan malam itu.

"Kamu tidur ditempat tidurku, dan aku akan tidur dilantai, itu tidak masalah. Disini ranjangnya kecil itu pasti tidak nyaman untuk mu.

"Kamu duduk disini aku akan membersihkan kekacauan yang kubuat"kata Rendra memunguti kaca-kaca yang berserakan.

"Biar ku buang wadah susu dan vitamin ini"ucap Rendra mengambil bungkus-bungkus itu disamping Qila.

"Kenapa kakak bisa mengetahui tentang ini semua?"tanya Qila menatap lekat sang suami.

"Hem, aku sudah curiga denganmu. aku sering melihat mu membawa tremos air kekamar dan kemarin tingkahmu mencurigakan"jelas Rendra tersenyum.

"Sedah selesai, sekarang bersiap lah kita kedokter"kata Rendra pada Qila.

Rumah sakit.

"Bagaimana keadaan ya dok?"tanya Rendra pada dokter dihadapan nya.

"Bapak tenang saja, ini masih tahap awal, ini bisa disembuhkan"jawab dokter itu tersenyum.

"Tapi istri saya sedang hamil, itu bagaimana dok?"

"Tidak masalah pak, selama dipantau terus menerus, Bu Qila bisa menjali pengobatan mulai hari Minggu"ucap Dokter itu.

"Baiklah dokter kami permisi dulu, terimakasih"ucap Rendra menjabat tangan dokter itu.

"Kamu ingin membeli sesuatu?"tanya Rendra menggandeng tangan sang istri.

"Aku ingin membeli baju, seperti nya sebentar lagi bajuku tidak akan muat"ucapnya mengusap perut nya.

"Baiklah kita ke mall sekrang juga"ucapnya membukakan pintu untuk sang istri.

Mall

Dari memasuki mall Rendra bergandengan dengan Qila, Qila terus tersenyum sudah lama dia tidak kemall dan membeli baju baru. Bukan dia memanfaatkan keadaan untuk meminta baju. Tapi memang dia membutuhkan itu.

"Apa ada yang ingin kamu beli lagi?"tanya Rendra keluar dari toko baju.

"Tidak, kita pulang saja"jawab Qila menatap Rendra dengan senyum hangatnya.

"Rendra"panggil seorang wanita bertubuh montok itu, matanya membulat melihat Rendra dan Qila.

"Rendra ini-"wanita itu tidak lagi melanjutkan ucapannya dia syok dengan apa yang dilihatnya didepan matanya ini.

RENILA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang