24. Gilang berulah

12K 474 4
                                    

Besok pagi Rendra dan Qila akan pergi kelabuan bajo, Qila mengemasi barang-barang nya dan barang-barang Rendra. Tidak banyak barang yang dibawa oleh Qila. Hanya membawa satu koper saja. Rendra bilang tidak usah membawa baju banyak-banyak kita bisa beli disana.

"Kak berapa lama kita disana?"tanya Qila menutup kopernya.

"Kamu mau berapa lama?"tanya Rendra tersenyum melirik sang istri.

"Aku terserah kakak, kakak pasti sibukkan dikantor"jawab Qila mengampiri Rendra diranjang.

"Kamu maunya berapa hari emang?"

"Satu bulan"Qila berucap dengan pelan namun masih bisa didengar oleh Rendra.

"Oke, kita pergi satu bulan"putus Rendra, Qila membelelekkan matanya. Apa suaminya menuruti keinginannya.

"Tidak kak, aku hanya bercanda, itu terlalu lama"kata Qila tersenyum bingung.

"Terus berapa lama dong?"tanya Rendra sambil membaringkan tubuh besarnya. Qila nampak berfikir dengan menopang dagunya dengan tangan.

"Kalau dua Minggu boleh gak?"tanya Qila dengan tatatapan memohon.

"Oke, kita pergi dua Minggu"jawab Rendra memiringkan tubuhnya menghadap sang istri.

"Sekarang tidur, takut besok telat"sambungnya yang diangguki oleh Qila.

Pukul 07.00 Gilang sudah stanbay dirumah sang bos, untuk mengantarnya kebandara.

"Kau sudah datang Gilang"ucap Hana melihat Gilang duduk disofa.

"Iya tan baru aja kok"

"Biar Tante buatkan minum"kata Hana ingin melangkahkan kakinya.

"Tidak usah Tan, Dita lagu bikin minuman untuk Gilang"ucap Gilang tersenyum.

"Dita"cicit Hana. Apa tidak salah Dita membuatkan minum untuk Gilang. Itu suatu keajaiban menurut Hana.

"Kalau gitu Tante kebelakang dulu"kata Hana pergi kedapur untuk melihat putrinya.

"Kamu sedang apa?"tanya Hana membuat Dita kaget.

"Eh, bunda"jawab Dita dengan senyum khasnya.

"Ngapain itu?"tanya Hana lagi.

"Buatain kak Gilang minum, kasian gak ada orang jadi aku buatain"jawab Dita tersenyum manis.

"Ini udah selesai biar aku anter dulu bund"ucap Dita berlalu pergi.

"Kak Gilang, ini minumannya"kata Dita meletakkan secangkir kopi di didepan Gilang.

"Makasih Dita, kamu tambah cantik aja"puji Gilang menatap Dita. Mendapat pujian dari Gilang pipi Dita bersemu merah.

"Khem"Gilang dan Dita menoleh ke sumber suara. Kenapa sahabatnya ini sangat menyebalkan, mengganggu nya saja.

"Ngapain tu?"tanya Rendra menyeret koper besar diikuti oleh Qila dibelakang.

"E-eh pak bos udah siap"jawab Gilang tersenyum. Dia sangat kesal dengan sahabatnya ini.

"Sebentar bos aku abisin dulu kopinya"ucap Gilang meminum kopi buatan Dita sampai habis.

Dita gadis itu tersenyum malu, melihat Gilang menghabiskan kopi butannya, padahal dia tidak yakin dengan kopi butannya.

"Bunda mana?"tanya Rendra menatap sang adik, sedangkan Dita diam tidak menjawab dia malah tersenyum tidak jelas.

"Dita"panggil Rendra sedikit berteriak.

"Apa kopinya enak?"tanya Dita dengan spontan.

"Apa, siapa yang tanya kopi"Rendra sudah jengah dengan adik dan sahabat nya ini.

RENILA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang