33. Kebakaran

8K 338 1
                                    

Api dan asap mengepul diudara, bersamaan dengan orang-orang yang berteriak minta tolong. Sudah tidak ada lagi yang bisa diselamatkan dari dalam toko. Semua hangus tanpa sisa.

"Ya Allah, kenapa bisa kayak gini"ucap putri dengan mata berkaca-kaca, tempat dia mencari nafkah terbakar. Lalu dia akan mencari nafkah dimana lagi selain disini.

"Hallo mbak Qila, mbak bisa dateng ke toko roti sekarang juga gak ini penting"kata putri dengan suara bergetar.

"Kenapa put, kok malem-malem gini?"tanya Qila disebrang sana.

"Udah mbak, pokoknya dateng aja ya"jawab putri segera menutup telfonnya.

"Gak ada yang terluka kan?"tanya putri pada semua pekerja ditoko roti. Karyawan yang bekerja ditoko roti Qila ada yang tinggal dibelakang toko roti, disana ada beberapa kamar untuk mereka yang ingin tinggal disitu.

"Ini gimana mbak, kita gak punya pekerjaan lagi dan gak punya tempat tinggal"Putri menghela nafas panjang, bagaimana kebakaran ini bisa terjadi?.

Mendapat telfon dari putri Qila langsung saja pergi bersama sang suami, dia menjadi khawatir kenapa dengan putri, kenapa suaranya bergetar menahan tangis.

Mata Qila membulat melihat tempat yang menjadi penopang hidupnya menjadi abu, tidak ada yang tersisa.

"Put-ri"ucap Qila terbata.

"Mbak"putri mengampiri Qila dengan air mata. Sekarang dia harus bilang apa kepada Qila. Dia tidak ada saat kebakaran itu.

"Kalian semua gak apa-apa kan?"tanya Qila pada pekerja nya. Semua menggeleng, Qila bisa bernafas lega karena tidak ada korban.

"Mbak maafin aku"ucap putri menunduk.

"Udah lah put, ini musibah"jawab Qila berusaha untuk tersenyum, Rendra laki-laki itu merangkul sang istri dari samping.

"Kok bisa gini kenapa?"tanya Rendra menatap putri.

"Saya gak tau pak, tadi saya dapet telfon katanya toko ini kebakaran, saat saya sampai udah habis semua"jelas putri dengan menunduk. Disana terdapat mobil pemadam kebakaran, polisi dan banyak warga.

"Yasudah, lebih baik kalian pulang"ucap Rendra memberi perintah.

"Tapi pak, bagaimana dengan karyawan yang tinggal dikamar belakang?"ucap putri sedikit mendongok. Qila menghela nafas kasar, bukan hanya dirinya yang sedih tapi semua karyawan nya, mereka kehilangan pekerjaan dan tempat tinggal mereka.

"Putri, bantu mereka cari kos-kosan dekat sini. Nanti biar aku yang bayar"jawab Qila tersenyum.

.
.
.

Kamar Qila dan Rendra.

Sejak pulang dari toko yang kebakaran tadi Qila hanya diam, dia memikirkan cara bagaimana supaya karyawan nya mendapat pekerjaan kembali dan mendapat tempat tinggal kembali.

"Apa aku pinjem uang aja sama mas Rendra?"Qila berfikir akan meminjam uang pada sang suami untuk kembali membuka toko roti secepatnya.

"Sayang tidur"ucap Rendra membuyarkan lamunannya.

"Mas"panggil Qila dengan pelan.

"Kenapa?"tanya Rendra bangkit dari tidurnya.

"Ehm, aku mau pinjem uang boleh gak. Aku mau cepet buka toko lagi, kasian mereka gak ada kerjaan"jawab Qila dengan tatatapan memohon.

"Pinjem uang?"cicit Rendra menatap serius sang istri.

"Iya mas, aku janji bakal balikin kalau tokonya udah buka lagi"jawab Qila lagi.

"Yaudah iya"

"Makasih ya mas"ucap Qila memeluk sang suami, dia sangat bahagia karyawan nya tidak akan menjadi pengangguran.

"Tapi ada satu syarat"ucap Rendra tersenyum.

"Apa syaratnya?"tanya Qila penasaran.

"Kamu harus janji sama aku, gak bakalan balikin uang yang udah aku kasih buat bangun toko lagi"jawab Rendra tersenyum melihat kebingungan sang istri. Kalau gitu bukan pinjam namanya, tapi dikasih.

"Kok jatohnya gak minjem nya mas, kayaknya aku malah minta deh"ucap Qila dengan bingung.

"Yaudah, mau gak kalau gak mau ya udah"ucap Rendra berbaring menghadap sang istri yang sedang duduk.

"Ya deh, aku mau"jawab Qila tersenyum, lumayan juga kan dia tidak usah membayar nya lagi, bisa dibilang ini toko punya Rendra kan yang buat pake uang dia.

Hari ini Qila akan pergi ke toko rotinya, ya meskipun sudah tak tersisa. Qila berangkat bersama Dita yang diantar pak imam.

"Putri"panggil Qila pada putri yang berada dipuing-puing kebakaran. Putri berlari menghampiri Qila.

"Iya mbak"jawab putri dengan senyum.

"Kamu bilang sama anak-anak, kalau aku bakal bangun toko roti ini lagi, kalian jangan khawatir kalian gak bakalan kehilangan pekerjaan kalian"ucap Qila tersenyum yang dibalas senyuman oleh putri.

"Oh ya, tapi butuh waktu buat bangun toko ini lagi. Terus kalian gimana dong"ucap Qila dengan suara sedih.

"Gak apa-apa mbk tadi mereka bilang, seandainya toko ini dibangun lagi mereka masih ada uang buat makan sampai tokonya jadi lagi"jawab putri tersenyum. Putri sudah berbicara kepada anak-anak tentang masalah ini sebelum Qila datang.

"Masih ada yang bisa dipakai gak put?"tanya Qila menengok puing-puing kebakaran.

"Gak ada mbak, semua habis"jawab putri menatap Qila.

"Yaudah gak papa, biar mbak pesen lagi semua nya"jawab Qila tersenyum hangat. Sebelum dia berangkat sang suami sudah memberikan satu kartu lagi untuk membangun tokonya kembali.

"Kalau gitu mbak pulang ya, udah ditungguin"kata Qila tersenyum, dan berpamitan kepada putri dan anak-anak lainnya.

.
.
.

"Ah, gue seneng banget bisa hancurin dia"ucap wanita yang sedang berbaring diranjang kecil.

"Gak sia-sia gue susah-susah kabur"

"Gue bakalan manfaatin waktu ini buat hancurin dia"

"Gue gak bisa gitu aja relain Rendra buat bahagia sama wanita itu"

"Kalau mau tetap aman gue harus disini, kalau pun gue masuk penjara lagi gue pastiin dia lenyap dari kehidupan Rendra dulu"

"Gak bakal ada yang bisa lawan seorang salsa"ya wanita itu adalah salsa, dia kabur dari penjara.

Flashback.

"Saudari salsa, ada yang ingin bertemu dengan anda"ucap seorang berbaju polisi.

"Kakak"ucap Salsa memeluk kakaknya.

"Kakak bantuin aku keluar dari sini"kata salsa menangis dipelukan sang kakak.

"Gak, kakak gak bisa bebasin kamu. Kamu pantes dapet ini semua, udah cukup kamu nyakitin semua orang"

"Kakak, kalau kakak gak mau bantuin aku keluar mending kakak pergi dari sini"sahut Salsa sambil mendorong sang kakak. Akhirnya Salsa kembali ke sel setelah sang kakak pergi.

Otak salsa menjadi cemerlang saat kembali masuk kedalam sel, Salsa hanya seorang diri disel itu, saat datang pertama kali Salsa sudah melukai teman satu selnya. Akhirnya dia dipindahkan disel yang hanya satu orang.

"Pak"panggil salsa ditengah malam.

"Kenapa"tanya penjaga yang sedang bertugas malam ini.

"Saya mau kekamar mandi, perut saya sakit pak"jawab Salsa berbohong. Didalam kamar mandi dia segera mengunci pintu dari dalam, menyalakan air. Dan memulai aksinya.

Dengan perlahan dia menaiki toilet duduk yang ada dikamar mandi, didalam kamar mandi itu ada kaca kecil dan Salsa memanfaat kan kaca itu untuk kabur. Usaha Salsa berhasil dia kabur lewat jendela kaca itu dan pergi kesuatu tempat yang semua orang tidak tahu.

Flashback off.

Jangan lupa vote!

RENILA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang