Rendra terus memijat tengkuk Qila. Qila membasuh wajahnya dengan air.
"Lo kenapa?"tanya Rendra menatap wajah pucat Qila.
"Aku gak papa kok kak"ucapnya tersenyum menatap Rendra.
"Kalau gitu aku keluar dulu kak, aku belum masak untuk Dita"ucapnya keluar kamar mandi.
Dilihatnya Dita dengan semangkuk ramen pedas dihadapannya. "Dita"panggil Qila.
"Owh kakak sudah baikkan, aku sangat panik tadi"ucapnya menatap Qila.
"Aku tidak apa-apa Dita, maaf ya aku belum masak buat kamu"ucapnya merasa bersalah.
"Tidak apa kak lagian aku ingin makan ramen ini"jawab Dita memakan ramen buatannya.
"Kakak apa kakak sedang mengandung?"tanya Dita membuat Qila membulatkan matanya.
"Ah tidak, kakak tidak sedang mengandung"jawabnya gugup, Qila bingung kenapa adik iparnya ini bisa bertanya seperti itu.
"Aku lihat difilem filem orang hamil itu gejalanya kayak kakak, mual terus pingsan"ucapnya minum jus jeruk.
"Gak kok"jawab Qila menatap Dita. Bagaimana bisa hamil dia tidak pernah tidur satu ranjang dengan sang suami.
Sedari tadi Rendra mendengarkan ucapan keduanya, dia juga sama kagetnya dengan Qila, kenapa adiknya bertanya seperti itu.
Pukul delapan malam Rendra masuk ke kamarnya dan mendapati sang istri duduk disofa dengan ponsel ditangannya, Qila belum menyadari kehadiran Rendra.
"Lo beneran hamil?"tanya Rendra menatap Qila, Qila mendongok menatap sang suami dengan lekat.
"Kalau ditanya jawab, gak bisa jawab Lo?"bentak Rendra.
"Pasti beneran kan Lo hamil? Siapa bapaknya?yang pasti bukan gue dong"ucap Rendra tersenyum sinis.
"Gak kok kak, aku gak hamil"ucapnya pelan.
"Masak sih Lo gak hamil?bohong Lo pasti? Apa Lo gak tau itu anak bapaknya siapa?"Rendra tertawa menatap Qila.
"Beneran kok kak aku gak bohong sama kakak"kata Qila berusaha menjelaskan.
"Udahlah diem, gue mau tidur ngantuk"ucapnya melempar bantal pada sang istri.
"Nih gue kasih bantal buat Lo, kasian gue sama Lo"ucapnya sambil berbaring diranjang.
Qila tersenyum mengingat perhatian kecil yang diberikan Rendra kepadanya.
Hari Minggu semua yang bersekolah dan bekerja akan libur, begitu juga Qila dan Dita, mereka sedang membuat kue didapur.
"Kakak kok jago banget sih buat kuenya"ucapnya memperhatikan kakak iparnya.
"Kakak udah biasa buat kue"jawabnya tersenyum.
Selesai dengan kue buatan mereka Dita membuat dua gelas coklat panas untuk dirinya dan kakak iparnya.
"Aku tidak sabar mencicipi kue ini, sepertinya enak"ucap Dita menyuapkan kue kemulutnya.
"Bagaimana? Apa rasanya ada yang kurang?"tanya Qila mentap Dita.
"Kakak kue ini tidak ada yang kurang, kue ini sangat enak aku akan menghabiskan ini sendiri, sebelum kakak keluar dari kamar"ucapnya meminum coklat yang dibuatnya tadi.
Ceklek.
Dita menatap kakaknya yang baru keluar dari kamarnya. "Dita ini sudah satu Minggu, kau tidak pulang?"tanya Rendra pada sang adik.
"Kalau bunda belum pulang, aku akan tetap disini, aku tidak mau dirumah sendiri"ucapnya terus memakan kue dengan rasa coklat dan keju itu.
"Kue dari mana?"tanya Rendra menatap sang adik.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENILA (Selesai)
Fiction généraleTerpaksa menikah dengan pacar kakak kembarnya. Sebelum sang kakak meninggal dia mendapat wasiat untuk menikah dengan pacar kakaknya yang bernama Rendra. Kakaknya meninggal karena kecelakaan satu minggu sebelum pertunangannya terjadi. Dia tidak menya...