epiloge

3.9K 348 32
                                    
















"Papa,  ayo bangun....  Papa!!" seorang bocah perempuan naik ke atas perut ayah mereka.  Hingga sosok lelaki dengan rambut hitam membuka matanya.  Hanya wajah cantik dan imut yang dia bisa lihat. 

"Suna...  Ini masih pagi"

"Papa mikey !!!!!! Aku juga mau jalan-jalan.  Papa izana tidak bisa karena pergi mengantar jean ke lomba karate!!! "

Ya kalau sudah merengek begini,  mikey mau tidak mau harus bangun.  Dia juga tidak bisa membuat anak perempuannya menangis seperti ini.  Mikey memeluk putrinya yang sudah berusia 5 tahun. 

"Papa mikey BAU!!!  " suna memberontak agar bisa lepas dari sang ayah.  Namun mikey hanya memasang mode kucingnya.  Karena sang anak sama sekali tidak bisa lepas. 


"Ahahahah...  Hai hai,  papa mau mandi tunggu saja di ruang tamu mengerti! " suna langsung keluar dan mikey bersiap untuk mandi. 















Skip








Izana menatap anaknya berhasil menang dalam lomba karate.  Wajah anak itu di dominasi dirinya dan mikey.  Rambut hitam mata ungu yang cantik,  kulit yang eksotis. 

Namun sikap 100% bukan dia dan mikey,  jean terlalu dingin,  bahkan mikey dan izana sampai berfikir jika jean malu punya dua ayah cacat seperti mereka. 

"Kau hebat boy" izana mengusap lembut kepala jean.  Beberapa anak yang ada di sana secara terang - terangan mengejek ayah jean yang cacat.  Dalam hati,  jika saja izana normal dan masih bisa berjalan.  Dia tak akan sungkan menembak dan menghajar para bocah yang berani merendahkan dirinya dan keluarganya. 

"Tidak usah pedulikan mereka papa,  ayo pulang aku mau makan masakan mama" jean mendorong kursi ayahnya,  izana hanya mebghelah nafas.  Dia sangat merasa bersalah,  harusnya mikey saja yang menemani.  Akan lebih baik karena mikey masih memiliki fisik yang baik. 



"Gomene jean,  kau pasti malu punya papa seperti ku " izana mengatakannya sambil tersenyum menatap putranya.  Jean terlihat menatap datar,  namun dia langsung menatap tidak suka ayahnya.  Jujur saja jean tidak malu soal ayahnya yang cacat atau sebagainya.  Setidaknya dia masih beruntung karena orang tuanya utuh.  Banyak di luar sana bahkan tidak memiliki orang tua lengkap. 

Bahkan ada yang harus merasakan sakitnya perpisahan orang tua mereka. 

"Papa,  berhenti bicara omong kosong.  Lagian siapa peduli dengan ucapan orang.  Bagiku papa dan papa mikey adalah yang terbaik.  "

Izana tak masalah meski ucapan anaknya untuk menenangkannya.  Tapi selama jean terus memandangnya sebagai sosok ayah dia tak masalah. 

"Apa ada yang kau ingin kan? " tanya izana ya dia berjanji akan memberikan apapun yang jean inginkan.  Tanpa terkecuali,  izana akan memberikannya pada jean. 



"Kau sudah janji papa jadi kau harus tepati dan menuruti permintaan ku" jelas jean sangat serius,  izana mengernyitkan dahinya.  Apa yang membuat anaknya seperti ini.  Dan apa yang di inginkan sampai jean begitu sangat bersemangat. 


"Apa? " tanya izana penasaran mereka masuk ke dalam mobil.  Dengan izana di bantu beberapa pria ber jas hitam. 















"Saat aku sudah berusia 17 tahun......  berikan BONTEN padaku "




Deg
























Please Save Me (END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang