Eps 1

272 25 8
                                    

Author POV
Akhirnya, Sasuke pulang lah ke rumah. Dia disambut sama Itachi yang lagi rebahan di sofa sambil skincare-an.

"Tadaima."

"Hm, okaeri,"balasnya sambil bercermin di hp nya.

Itachi melihat Sasuke, Dia mau marah-marah, tapi Sasuke udah masuk kamar duluan.

"Baru gua mau ngomong,"ucapnya sambil menggelengkan kepalanya.

"Udah nii-san marah-marahnya nanti dulu ya, capek gua,"teriak Sasuke dari kamar.

Sasuke hanya tinggal bertiga dengan Itachi dan Obito kakak sepupunya. Obito sekarang lagi kerja. Dia kerja jadi driver ojek online. Lumayan dapet cuan.

Ayah dan ibunya sudah meninggal saat Sasuke masih kecil. Ibunya meninggal saat melahirkan Sasuke, sedangkan ayahnya Itachi tidak tahu pasti, dia hanya tahu dari Minato--ayahnya Naruto--kalau dia meninggal karena kecelakaan. Tapi, Itachi yakin, kalau bukan kecelakaan penyebabnya dan sampai sekarang dia tidak tahu.

Itachi yang selalu sibuk kuliah dan Obito yang sibuk bekerja, tidak ada waktu untuk sekedar menemani Sasuke. Dia sangat ingin sekali melihat wajah kedua orangtuanya dan mendapatkan perhatian dari mereka berdua, serta Itachi dan Obito. Itu juga yang membuatnya jadi anak berandalan sejak SMP.

.

.

.

.

.

.

Sasuke di kamarnya sedang scroll2 Ig. Tapi lama-lama dia bosen juga. Mau belajar juga malas. Sasuke bukan tipe orang yang kalau belajar itu baca buku cetak tebal-tebal. Dia kalau belajar, biasanya nonton video, kalau enggak ya diajarin Itachi. Tapi, setiap Sasuke minta diajarin, dia selalu bilang 'maaf ya Sasuke lain kali aja'.

"Miif yi sisiki lin kili iji. Alah BACOT,"gerutu Sasuke kesal, setiap mengingat kakaknya yang gak pernah merhatiin dia.

Ya, Sasuke juga tau, Itachi tuh sebenernya baik dan protektif banget ke dia, tapi ya gitu, dia jarang perhatian sama Sasuke.

"Terus gua ngapain!?"tanya nya pada diri sendiri.

"Mau beres-beres kamar, apa nya yang diberesin, anjirr,"ucapnya melihat sekeliling kamarnya yang rapih.

Tok-tok-tok

Sasuke menatap pintu kamar yang ditutup. Jujur, dia mager mau buka nya. "buka aja, gua mager."

Itachi membuka pintu kamarnya Sasuke. Lalu, dia duduk disampingnya Sasuke.

"Otoutou, lu kenapa sih, sini cerita sama gua,"ucapnya lembut.

Sasuke menghela nafas, lalu ia menjawab. "Enggak apa-apa."

"Alah, gak usah kayak cewek lu, bilangnya kayak gitu,"ujar Itachi sewot.

"Kok lu sewot sih chi,"balas Sasuke gak kalah sewotnya.

"Wait, itu muka lo napa? Kok memar gitu? Jangan-jangan Lo abis berantem ya? Sama siapa Lo berantem? Kan udah gua bilang, jangan berantem, kalau gak ada yang ngajakin. Bilang sama gua, siapa yang ngajak lo berantem?"tanya Itachi bertubi-tubi.

"Santai dong. Satu-satu chi.'

"Yaudah jelasin,"tegas Itachi.

Sasuke jelasin lah tentang kejadian tadi. Itachi menatap adiknya khawatir. "Jangan terlibat terlalu jauh sama urusan mereka, otoutou. Bahaya, nii-san gak mau lo kenapa-kenapa."

"Tapi kan, gua gak sendirian, masih ada temen-temen,"balas Sasuke. Fix, dia udah capek sama sifat protektifnya Itachi.

"Yakin, dengan anggota Genk lu yang lima orang itu bisa, buat mereka kalah?"tanya Itachi.

Berandalan KHS (S1 & S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang