Eps 13

54 8 6
                                    

Malam ini, Draken sudah siap untuk menjemput Emma. Dia bercermin dulu di spion motornya. Lalu mulai memanggil nama Emma.

"Emma,"panggil Draken di depan pintu.

Tok tok tok

Pintu itupun dibuka. Yang dipanggil siapa, yang datang siapa. Yang menyambut bukanlah Emma, tetapi Mikey. Padahal, Draken memanggil Emma.

"Kok lu sih. Emma mana?"

"Ih kenchin! Kan gua juga ikutan. Masuk dulu gih, Emma ada di dalam. Lagi siap-siap."

Draken pun masuk kedalam. Dia duduk diruang tamu bersama Mikey sambil menunggu Emma siap.

"Ngikut semua kan, yang lain?"

"Yoi."

Emma keluar dari kamarnya. Dia memakai baju santai gitu. Style anak cewek zaman sekarang. Dia memakai kemeja bewarna biru kotak-kotak dengan celana jeans ketat yang tidak terlalu panjang dan juga tidak terlalu pendek.

"Yok, gua udah siap nih,"ajak Emma.

Draken saja sampai terpesona melihatnya. Hingga dia tidak sadar, bahwa Mikey sudah memanggilnya beberapa kali.

"Woy, kenchin!"

Draken pun sadar dirinya sudah dipanggil tiga kali oleh teman cebolnya itu. Sementara, Emma hanya tertawa kecil saja.

"Jadi gak ini?"tanya Emma.

"Jadi dong, sayang,"jawab Draken.

"AYOK KITA BERANGKAT!!"seru Mikey semangat. Bahkan, dia sengaja loh, gak makan siang, hanya karena nunggu traktiran dari Draken.

.

.

.

.

.

.

.

"Ingat! Pulangnya JANGAN LEBIH DARI JAM 9 MALAM ya. Atau motor lu gua sita lagi!"ucap Obito tegas dan penuh peringatan.

Naruto, Suigetsu dan Karin juga ada. Mereka bertiga ini, mau berangkat bareng. Tidak lupa, mereka juga mengajak Sakura dan Hinata.

Sasuke hanya mengangguk. Lalu, Obito menatap Sakura dan Hinata dan dia kembali mengingatkan ponakan kesayangannya itu. "Ingat, jangan macem-macem lo, sama Sakura atau Hinata. Lo liat Romi. Hiromi anak tetangga sebelah itu. Belum lulus sekolah, udah buat anak dia. Malu-maluin aja! Terus, Lo contoh tuh, si Reo anaknya pak RT tuh. Pinter dia, rajin. Sekarang kerja dia di kantoran gitu. Jadi arsitek dia. Bisa gak lo kayak gitu!? Harus bisa. Maka dari itu, belajar yang benar. Itachi juga.."

Itachi yang merasa terpanggil langsung protes dong. Lalu, Obito melanjutkan kata-katanya. "Jangan terlalu manjain adik Lo. Bisa-bisa ngelunjak dia. Udah nakal, makin nakal dia nanti."

Itachi hanya mengangguk malas. Obito kalau udah ngoceh itu, malah mirip banget sama ibu-ibu.

"Ingat ya Sasuke! Yang gua bilang tadi. Jangan jadi kayak si Romi, terus contoh tuh, si Reo. Udah anaknya baik, sopan, pinter."

Sasuke sudah bosan dengarnya. Ini namanya bukan nasihatin, tapi ini namanya ngebanding-bandingin Sasuke dengan anak orang lain.

"Udah lah! Gua berangkat. Yuk guys."Sasuke mengajak teman-temannya untuk langsung pergi saja. Bisa pecah telinganya, kalau terus mendengarkan ceramah dari Obito. Padahal itu juga buat kebaikan dia sendiri.

Emang paman terdebest lah si Obito.

"Jaga adik gua! Lecet dikit, pecah kepala Lo!"ancam Itachi setengah berteriak. Dan diangguki oleh Naruto.

Berandalan KHS (S1 & S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang