Ciza dan Renzo sudah berada di dalam ruang kepala sekolah. Mereka duduk di sofa panjang yang ada di dalam ruang itu sambil menunggu sang kepala sekolah.
"Eh.. ada apaan sih?"
Ciza mengedikan pundaknya.
"Kan lu ketua osis"
"Ya, karna gua ketua osis bukan dukun. Gua juga di panggil bareng kan"
"Gak berguna lu" lanjut Renzo yang kemudian mengambil tisu untuk menyeka keringatnya. Ia sedang dalam kelas olahraga jadi sangat wajar jika berkeringat.
Ciza hanya mengerling tanpa menyaut. Dia tak mau buang-buang tenaga untuk mahluk seperti Renzo.
Baru saja Renzo menyandarkan tubuhnya ke sofa. Kepala sekolah sudah kembali.
"Eh kalian. Maaf ya tadi bapak tinggal sebentar" ucap pak Selamet kepala sekolah SMA Bakti Mulya.
"Ngga papa pak" ucap Renzo dan Ciza bersamaan.
"Jadi gini loh, besok minggu kan ada tamu-tamu dari yayasan. Kalian masuk ya untuk nyambut tamu. Bisa kan?"
"Saya sih bisa pak. Kenapa tidak anak-anak osis saja pak? Wira misalnya pak" Tanya Ciza
"Anak osis ngga ada yang ganteng kaya saya, ya kan pak?"
Pak Selamet tersenyum geli menanggapi Renzo. Kemudian ia menjawab pertanyaan Ciza.
"Kalian saja. Nanti bu juliah kasih arahan ke kalian. Ngga lama kok acaranya jam 9 sampe jam 11 aja paling. "
Ciza dan Renzo pun mengangguk setuju.
"Pake seragam pak?" Tanya Renzo
"Iya, putih abu-abu saja ya"
"Ngga batik aja pak? Biar Bakti Mulya banget gitu?" Tawar Ciza
Pak Selamet menimbang kemudian mengangguk setuju.
"Yasudah gitu aja. Nanti kalian ke kantor ya temuin Bu Juliah. Tanya buat acara besok ngapain aja.."
Ciza dan Renzo pun meninggalkan ruang kepala sekolah. Ciza sudah akan menuju kantor namun tidak dengan Renzo.
"Eh.. mau kemana lu?"
"Lu aja yang tanya bu Juliah. Nanti kalau udah tau SMS gua"
"Dih, apaan sih. Ngga mau.."
"Gua mau pengambilan nilai olahraga. Jamnya udah mau habis"
Ciza menatap jam besar yang terdapat di lobby sekolah itu. Benar sih sepuluh menit lagi jam pulang. Kalau hari sabtu sekolah hanya sampai jam 12 saja.
"Gua ngga punya nomor lu. Nanti kalau udah balik ke kelas gua aja."
"Ogah ah. Tau sendiri kelas lu musuh banget sama gua"
"Ya, lu sama temen-temen sekelas lu nyebelin sih"
"Lah, kelas lu aja yang belagu. Sok pinter"
"Emang kelas gua pinter." Jawab Ciza
Renzo melirik kesal pada Ciza.
"Kantin depan aja"
"Ngga mau, gua mau ngerjain tugas kelompok di kelas. Lu yang butuh ya lu yang dateng lah. Bye..." Ucap Ciza dan kemudian meninggalkan Renzo begitu saja.
🍀🍀🍀🍀
Ciza tidak bohong tentang kerja kelompoknya. Ia dan keempat temannya memang sedang membuat prakarya dari plastik bekas. Yang mereka buat adalah tas dari bungkus Indomie.
KAMU SEDANG MEMBACA
You are Invited (Complete)
RomanceTiada masa paling indah, masa-masa di Sekolah. Tiada kisah paling indah, kisah-kasih di Sekolah.