Shoot Me

202 44 10
                                    

Bali di guyur hujan sejak habis magrib tadi hingga saat ini pukul sembilan malam masih menyisakan gerimis.

Beberapa murid di penginapan sedang berkumpul di salah satu pendopo. Termasuk Ciza dengan teman-temannya. Juga Renzo dengan gengnya. Awalnya tak banyak orang berkumpul di sana. Namun ketika mereka memainkan game truth or dare barulah tempat itu menjadi sangat ramai. Meski sebagian dari mereka tak ikut bermain hanya sebagai suporter saja.

Putaran botol cola berhenti tepat pada Seno.

"Jujur atau Nekat?" Tanya salah satu dari pemain di sana.

"Jujur deh" ucap Seno

"Kalau bohong ngga lulus ya?"

"Iya, kalau ngga bisa jawab?" Tanya Seno lagi.

"Harus lakuin tantangan"

Seno mengangguk. "Oke deh, jujur" ucap Seno

"Di sekolah ada yang kamu suka atau engga? Kalau ada sebutin namanya"

Suara sorakan langsung terdengar dari segala arah juga tepukan tangan. Seno tersenyum antara malu dan geli. Ciza  terdiam, ia tak tau harus berekspresi apa. Ia ingin tau tapi juga takut.

"Nyerah deh" ucap Seno

"Ahh ngga asik Seno..."

"Kalau nyerah berarti ada ya..."

Seno tertawa geli. "Udah cepet apa tantangannya?"

"Seno ngga asik..."

"Seno jujur aja dong.."

"Yaudah tantangannya tembak cewek yang lu suka" ucap Renzo.

Ciza langsung menoleh pada Renzo. Namu Renzo tak melihat ke arah Ciza. Ia sedang asik mengerjai temannya itu.

"Ngga.. ngga. Eh kau tidak ikut main ya" ucap Seno

"Yaudah kita setuju. Itu tantangannya" ucap salah satu pemain truth or dare itu yang langsung di berikan anggukan oleh yang lainya.

"Astaga.. udahan ah.." ucap Seno dan akan pergi namun di tahan yang lain.

"Ah.. payah nih.."

"Banci ah.." Renzo ikut mengompori.

"Jo diemm.. ngga usah kompor" ucap Seno.

Teriakan dan sorakan semakin menjadi saja. Sebenarnya Seno tak nampak benar-benar keberatan melihat bagaimana anak itu tertawa-tawa.

"Ciz.. ke kamar yuk" bisik Celine

"Nanti"

"Aku ke kamar duluan ya" ucap Celine

Ciza mengangguk. Celine pun meninggalkan tempat itu baru beberapa langkah, ia terhenti karna namanya terpanggil.

"Celine..." Panggil Seno

"Kamu udah tau aku suka kamu dari lama. Karna aku juga sering bilang ke kamu meskipun kamu selalu nolak aku. Tapi aku masih mau coba lagi... Celine kamu mau jadi pacar aku?"

Di tengah sorakan yang hiruk pikuk. Ada beberapa orang yang bahkan tak mampu memberikan ekpresi apapun karna terlalu terkejut. Ciza salah satunya.

Diandra,Riana, dan Ayu pun sama terkejutnya. Mereka menatap ke arah Ciza dan Celine bergantian. Tanpa tau harus melakukan apa.

"Terima...Terima..."

Celine membalik tubuhnya perlahan. Di bandingkan menatap Seno. Ia justru menatap Ciza yang saat ini juga menatapnya dengan lekat dengan wajah terluka dan mata yang berkaca-kaca.

You are Invited (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang