Bendera Jepang

172 43 6
                                    

Setelah beristirahat energi para murid sudah kembali penuh di tambah lagi antusias mereka untuk mulai menjelajahi bali membuat semua orang di sana nampak berseri-seri.

Bali masih menjadi tempat yang mewah bagi sebagian besar para murid yang belum pernah datang ke sana. Bisa di hitung dengan jari siapa-siapa saja yang sudah pernah kesana dari ratusan murid yang ada saat ini. Salah satunya adalah Celine. Celine bukan hanya pernah ke bali. Tapi pernah tinggal juga di sana.

"Kamu udah sering liat tari Kecak langsung dong?" Tanya Ciza seraya berjalan masuk ke dalam bis.

Celine mengangguk. "Beberapa kali..."

"Seru ngga?" Tanya Diandra

"Lumayan"

Ciza duduk di kursinya kemudian di susul oleh Celine.

"Laper ih.."

"Siapa suruh ngga mau makan siang"

"Ngantuk tau..."

Celine merogoh tas kecilnya dan hanya menemukan permen karet. Ia mengulurkannya pada Ciza.

"Nih.. lumayan camilan" ledek Celine.

Ciza tersenyum geli namun tetap menerimanya dan memakannya. Ia melihat folder foto pada kameranya. 
Ia merasa kehilangan satu foto. Satu foto yang cukup berharga karna itu Ciza mengingatnya.

"Celine..."

"Emm.."

"Masa ada foto yang ilang di kamera ku"

"Foto apa?"

Ciza mendekat pada Celine lalu berbisik. "Foto Abadi tidur.."

"Lu hapus kali"

Ciza menggeleng. Ia yakin ia tak menghapus foto itu. Mana mungkin juga kan?

"Ngga mungkin.."

"Kehapus berarti. Ya kali hilang sendiri, horor banget. " Balas Celine

Ciza masih merasa bingung. Bisa saja sih kehapus. Tapi kapan? Apa saat ia akan menghapus semalam? Lalu tidak sengaja benar-benar ke hapus?

"Iya kali ya.. yah pendapatan gua berkurang"

"Lagi lu ngaco aja.. ngapain coba ngejual foto orang"

"Eh bung.. ini namanya bisnis"

"Uang jajan kurang?"

Ciza mengangguk. "Kurang ih... Asli emak bapak gua pelit banget. Masa gua jauh-jauh ke bali cuma di kasih 100 rebu Ke mall kali ah gua, untung gua punya tabungan"

"Lu? Punya tabungan?"

Ciza mengangguk bangga.

"Berapa?"

"Lima puluh dua ribu" balas Ciza seraya meringis.

Sudah Celine duga Ciza tidak bisa di percaya. Anak seperti Ciza mana bisa benar-benar menabung.

"Jajanin gua ya nanti?"

"Iya, permen karet lagi" balas Celine

Ciza hanya mencebikan bibirnya. Ciza tidak bohong, untuk perjalanan ke Bali 7 hari ia hanya mengantongi uang 152 ribu saja. Sebenarnya dia ngga benar-benar butuh uang juga mengingat semua akomodasi dan makan di tanggung sekolah. Uang hanya untuk mereka jajan pribadi atau membeli oleh-oleh. Dan sejauh ini Ciza baru hanya memakai uangnya dua ribu saja. Untuk membeli tempe mendoan kemarin pagi sebelum mereka berangkat. Ia juga membawa cukup banyak snack sebagai bekal perjalanan mengingat ia memiliki toko sembako bisa di sebut sebagai Agen.

You are Invited (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang