Only [end✓]

⁵ singkat saja

Melihat pembagian regu hanya membuang-buang waktu, akhirnya Taehyun Kembali mengumpulkan mereka semua.

Sekarang kesepuluh siswa gabut itu sedang selonjoran di atas tanah sambil sesekali membahasa hal yang tidak bisa di terima akal sehat.

"Sekarang atau lima puluh tahun lagi, aku akan setia menzolimi mu." Jaemin bernyanyi pelan.

"Jamet kudasi, jamet kudasi, si Felix minta di gergaji," lanjut Jay.

"Manusia manusia lemah, itu kita. Jiwa jiwa yang gabut, itu kita." Lucas nampaknya mengambil alih panggung.

"Jake jangan marah-marah, nanti kena tonjok Teahyun."

"Sakit hatiku, kosong kantongku uuuuu"

"Like a tipes,tipes,tipes oooooo"

Jika boleh jujur,saya capek dengan kelakuan kalian bujang:)

Selesai bernyanyi tak jelas sampai ngelantur ke negri seberang, pemuda-pemuda itu malah menambah kerandoman dengan rebahan diatas tanah berlapis rumput tebal. "Pelakunya pinter banget anjirr, gak ninggalin bukti sama sekali."

"Tae, gua nemu sapu tangan." Ucap Heeseung sambil memberikan sapu tangan itu kepada Taehyun.

Taehyun mendadak kikuk. "Ini sapu tangan Beomgyu."

"Oh iya gue mau tanya dong, kok Beomgyu rambutnya marah ya? Bukannya sebelum dia meninggal, rambutnya masih item?" Tanya Jay

"Hooh! Baru ngeuh gue," Sahut Hyunjin.

"Dia baru aja cat rambut," Jawab Taehyun.

Karna hanya bisa celingukan, Jake memilih untuk pasrah. "GAK TAU DEDEK PUSING"

"Bangkotan berkedok bocil," ledek Nicholas.

"Udah mau subuh, gih pulang!" perintah Taehyun.

"Lo?" Jaemin bertanya

"Gue masih pengen di sini" jawabnya.

"Yang booong? Ini masih subuh lho."

"Udah sana .... Gue bukan penakut."

Karna matahari sudah hampir menampakkan wujudnya, rasa kantuk sudah menghadang, dan perut sudah minta di isi. Semua pemuda itu memilih untuk pulang tanpa ada rasa curiga sedikitpun.
"Oke, kita duluan yaa."

"Untung mereka ga nemuin ini," batin pria misterius ini seketika lega.

Siapa dia?

Clue : merah