Thanks for 101 comments! It really means a lot for me.
Joanna sedang duduk menghadap Jeffrey yang baru saja selesai memesan makanan untuk mereka. Lalu mengeluarkan ponsel dari saku celana yang Joanna kira sedang digunakan untuk bertukar pesan dengan sepupunya. Padahal, Jeffrey hanya ingin menekan ikon pesawat di sana. Agar kegiatan makan siangnya tidak ada yang menginterupsi sekarang.
"Ini, sepuluh juta. Sisanya akan ditransfer minggu depan."
Jeffrey hanya melirik amplop coklat tadi sembari mengantongi kembali ponselnya. Membuat Joanna takut terkena marah lagi olehnya.
"Bawa! Aku tidak butuh recehan! Berikan padaku kalau sudah terkumpul semua. Aku mau cash! Tidak terima transferan!"
Joanna hanya bisa mengumpat dalam hati. Namun mencoba menahan diri karena takut membuat si tuan muda ini kembali diliputi emosi.
Setelah memasukkan amplop tadi pada tas kembali, kini Joanna mengeluarkan ponsel dari saku celana. Lalu membuka grup chat yang berisi cuitan para teman-teman kerjanya yang masih mmebiacaran visual Jeffrey yang luar biasa.
Brakkk...
Joanna tampak tersenyum ketika membaca dan membalas pesan teman-temannya. Membuat Jeffrey kesal dan mulai menggebrak meja.
"Kamu apa-apaan, sih!?"
"Kamu yang apa-apaan! Aku di depanmu! Tidak sopan---terima kasih. Makan! Ponselmu kusita!"
Joanna menatap Jeffrey tidak percaya. Karena bisa-bisanya dia bersikap demikian. Sok protektif pada dirinya seolah-olah mereka memiliki hubungan spesial.
"Datang bulan, ya?"
Ejek Joanna sembari memakan burgernya dengan gigitan besar. Membuat sudut bibirnya terkena mayonnaise dan membuat Jeffrey refleks menyapukan jempolnya pada sudut bibir Joanna. Kemudian mengulum ujung jempolnya tanpa rasa jijik di depannya.
"Jijik, Jeffrey!"
Pekik Joanna sembari menendang kaki Jeffrey, membuat si pemilik hanya meringis kecil karena berhasil menggoda Joanna kali ini.
Joanna mulai membalikkan badan, memakan burgernya dengan cepat sembari sesekali menyeka sudut bibir menggunakan tisu yang sudah disediakan.
"Setelah ini nonton, yuk! Aku traktir!"
Joanna menggeleng cepat, lalu menatap sekeliling yang mulai melihati dirinya. Atau lebih tepatnya pada Jeffrey yang tampak begitu tampan meskipun sedang mengunyah makanan sembari menahan tawa ketika menatapnya.
4. 20 PM
Joanna sedang tertawa sekarang, apalagi kalau bukan karena Jeffrey yang baru saja terjatuh di tepi pantai yang sedang surut. Namun tubuhnya sudah basah karena terkena genangan air yang belum kering utuh.
Iya, Joanna sedang berada di pantai sekarang. Karena Jeffrey tiba-tiba saja melajukan mobil di tempat kesukaannya. Joanna tentu saja tidak menolak. Apalagi sore ini dia tidak memiliki aktivitas apapun yang ingin dilakukan.
"Lepas! Jeffrey kotor!!!"
"Rasakan! RASAKAN!"
Jeffrey sudah memeluk Joanna dari belakang. Lalu membawanya menuju tengah-tengah lautan yang ombaknya cukup dangkal. Hanya sebatas lutut mereka, namun berhasil membuat Joanna ketakutan dan mulai membalikkan badan dan memeluk Jeffrey erat-erat karena kakinya tidak sengaja menginjak karang.
"Jeffrey! Aku menginjak sesuatu!"
Jeffrey langsung mengangkat tubuh Joanna dan menggendongnya dari depan. Persis seperti anak koala yang sedang digendong induknya.