4 tahun kemudian
Jeffrey baru saja pulang ke Indonesia. Tentu saja setelah banyak melewati drama karena telah berpacaran dengan anak teman ayahnya. Celine namanya, wanita yang tiga tahun lebih tua darinya. Si calon pewaris tunggal perusahaan ayahnya di Amerika.
"Kamu sudah 27 tahun, Jeff. Celine juga sudah menginjak 30 tahun. Kalian tidak ada rencana menikah?"
Jeffrey menatap jengah ibunya. Pasalnya, dia ini baru saja tiba di rumah setelah sekitar empat tahun menetap di negeri orang. Namun bukan sambutan hangat yang didapat, justru todongan pertanyaan kapan menikah dari ibunya.
"Ma, aku masih muda. Baru 27 tahun. Menikah? Aku dan Celine sepakat untuk tidak membahas ini dalam kurun waktu dekat. Aku lelah, Ma. Mau istirahat sekarang."
Jeffrey ingin memasuki kamar, namun segera dicegah oleh ibunya.
"Bagaimana dengan wanita yang kau suka dulu? Kamu serius dengan Celine? Kamu tidak sedang main-main lagi seperti apa yang telah kamu lakukan pada Jani, kan?"
Jeffrey diam sejenak, lalu menatap ibunya lekat-lekat.
"Dari mana Mama tahu?"
"Setelah kamu berangkat ke Amerika, Ariana datang ke rumah. Melabrak Mama dan Papa. Dia mengatakan semuanya! Sudah cukup sekali saja kamu membuat Mama dan Papa dipermalukan, jangan buat untuk yang kedua kalinya."
Jeffrey mengangguk singkat, lalu bergegas memasuki kamar karena enggan memperlanjut pembahasan.
Baru saja akan memejamkan mata karena baru saja selesai mandi dan berganti pakaian, tiba-tiba saja ponsel Jeffrey bergetar pertanda ada panggilan datang. Dari Celine, kekasihnya.
Kamu sudah sampai?
"Iya, aku baru selesai mandi. Mau istirahat, masih jet lag."
Oh---okay! Hubungi aku jika sudah bangun. I love you!
"Love you too!"
Setelah mematikan ponselnya, Jeffrey langsung terlelap. Dengan tubuh terlentang dan menghadap langit-langit kamar.