💕PROLOG💕

11.3K 391 2
                                    

Assalamu'alaikum...hai apa kabar

Happy reading n'tuk ceritaku yang sedang open PO.

Happy reading


🌷🌷🌷

Mencintaimu adalah anugerah terindah bagiku. Dalam diam kupendam rasa ini. Rasa terlarang yang seharusnya tidak boleh ada. Tetapi aku tidak bisa menghalangi cinta ini. Cinta kepadamu Bayu Zaydan Bagaskara

Harusnya aku bahagia. Harusnya aku senang impianku menjadi nyata. Menikah dengan orang yang kucintai tetapi tidak begini caranya. Kedatanganku ke Jakarta untuk mencari kerja malah disambut dengan tawaran menikah dengan Mas Bayu.

Mas Bayu bukan orang lain bagiku. Ibuku kerja di keluarga Mas Bayu sejak aku kecil. Ibu di Jakarta, aku dan dua adikku tinggal bersama adik ibu di Purworejo, salah satu kota kecil di jalur selatan Jawa. Sementara bapakku sudah meninggal sejak adikku yang paling kecil berusia 1 tahun. Makanya ibu merantau ke Jakarta.

Setiap liburan tiba aku selalu ke Jakarta. Mengunjungi ibu. Dari situ aku kenal Mas Bayu yang usianya 7 tahun di atasku. Mas Bayu yang tampan, yang cool, punya pesona tersendiri di mataku. Dan entah kapan aku mulai menyukainya. Rasa ini kusimpan rapat-rapat karena itu tidak mungkin terjadi. Mas Bayu sejak SMA berpacaran dengan Mbak Sheila yang merupakan teman sekolahnya. Hubungan mereka berlanjut hingga jenjang pernikahan.

"Bagaimana, Nduk? Mau kan jadi istri Masmu?" tanya Bude Diana, bunda Mas Bayu. Sejak kecil semua anak asisten rumah tangga yang bekerja di rumah memanggil bunda Mas Bayu dengan sebutan Bude. Beliau sangat baik. Tidak membeda-bedakan anak para asistennya. Mungkin karena Mas Bayu anak tunggal.

Aku hanya menunduk sambil memilin bergo yang kukenakan. Bingung mau menjawab apa antara ya atau tidak.

"Dipikirkan lagi Mbak," ibu menyenggol lenganku yang membuyarkan lamunanku.

"Mengapa harus Kinan Bude. Mengapa tidak anak teman-teman Bude," kataku lirih. Bude seorang sosialita, pasti temannya orang-orang kaya. "Dan juga apakah Mas Bayu mau poligami, menikah lagi. Kan bisa mengadopsi anak."

Bude menghela napas panjang. Keningnya berkerut. "Bude dan Pakde sudah memikirkan matang-matang jauh sebelum kamu lulus kuliah. Kekurangan Sheila yang susah punya anak menjadi pertimbangan Bude untuk meminta Bayu menikah lagi. Meski awalnya ia menolak mentah-mentah akhirnya dia menyetujui. Malah Bayu yang meminta dicarikan calonnya."

Aku menatap Bude nanar. Benarkah yang dikatakan Bude. Tidak terlihat kebohongan di matanya yang terbingkai cantik dengan kaca mata.

"Kita sudah semakin tua. Sebelum meninggal pengin menimang cucu. Yang menjadi pewaris keluarga Winatra. Bude memilihmu karena kamu baik, pintar, sholihah, cantik lagi. Benar kan, Mak Tuti."

"Eh iya," jawab ibu gelagapan.

"Nyonya terlalu membesar-besarkan Kinanti. Dia biasa saja."

"Kalau biasa saja tidak mungkin dari kecil juara sekolah, kuliah cumlaude," puji bude lagi.

Mukaku bersemu merah mendengar pujian-pujian bude.

"Jadi bagaimana?"
Aku terdiam. "Boleh Kinan istikharah dahulu Bude. Nanti setelah Kinan jawab dua atau tiga hari," putusku.

"Baiklah. Bude tunggu jawabannya," Bude Diana beranjak dari duduknya meninggalkan kami yang terdiam dalam kebisuan.

"Minta petunjuk yang benar, Mbak. Ini hidupmu, kamu yang menjalani. Ibu hanya mendoakan. Mau diterima atau tidak Ibu selalu mendukungmu," nasihat Ibu yang selalu membuatku terharu.
Ya Bu, kataku dalam hati sambil memeluk ibu. Meski kami jarang ketemu tetapi hubunganku dengan ibu sangat dekat. Dahulu apa saja yang terjadi aku selalu cerita ke ibu. Biasanya lewat surat karena aku bebas bercerita apa saja. Kadang telepon. Aku butuh dukungannya untuk menentukan hidupku selanjutnya.

Tbc...

Yang penasaran tungguin bab selanjutnya...see you

Aku (bukan) Istri Kedua (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang