Happy reading guys..!!
°
°
°
°
°Hari ini seperti biasa Adele berangkat kerja pagi-pagi ke kantor nya. Ya, dia masih kerja di perusahaan D.A Group. Dia dengan semangat menjalankan mobilnya ke gedung D.A Group sambil bernyanyi ria. Walau seperti ada yang kurang, Adele tetap bersemangat menjalani kehidupannya.
Sesampainya di kantor, dia memasuki gedung D.A Group dengan anggun. Namun di tengah perjalanan, dia berpapasan dengan Cika dan Dika. Mereka seperti sedang bersiap-siap seperti ada pemeriksaan kerapihan saja, pikirnya.
"Hey?! Kalian berdua sedang apa di lorong sepi seperti ini?" tanya Adele yang kebetulan yang melihat tingkah keduanya.
"Oh hai Adel.. Kita lagi beres-beres penampilan kita, soalnya kata pak Demi CEO kita akan melakukan pemeriksaan besar-besaran di bagian staf keuangan." ujar Dika.
"Iya Del. Lo tau gak? Masa sekretarisnya kagak tau sih?" tanya Cika.
"Oh kalo masalah itu mah gue kurang tahu sih. Hmm emang pemeriksaan dalam rangka apa sih? Perasaan sekarang bukan jadwalnya pemeriksaan..? Lagian kalo ada pemeriksaan, kenapa hanya para anggota staf bagian keuangan saja? Bukannya jika ada pemeriksaan tahunan, pasti semua bagian akan di periksa?" tanya Adele lagi karena bingung dengan perintah dari atasan nya itu.
"Gue juga kagak tau Del. mending Lo tanya langsung saja ke pak Aska. Lo kan sekretaris nya." ujar Dika.
"Ooh yaudah, gue duluan ya.." ujar Adele berlalu pergi..
Sesampainya di ruangannya, Adele hanya menaruh barang bawaannya saja, setelah itu ia segera menemui atasannya.
Tok Tok Tok..!!!
"Masuk!"
Klek..!!
"Permisi pak, pak saya mau bertanya, boleh?" ujar Adele meminta izin.
"Mau nanya apa sekretaris Adel?" balas Aska yang masih melihat-lihat berkas para staf yang berada di bagian keuangan.
"Apakah benar bapak sedang melakukan pemeriksaan besar-besaran para staf bagian keuangan? Maaf pak bukanya ikut campur, tapi dalam rangka apa ya pak?" tanya Adele hati-hati.
"Hahahaha.. Santai saja sekretaris Adel. Ya, memang saya sedang melakukan pemeriksaan besar-besaran para staf keuangan. Kalo dalam rangka apa siih.. maaf saya tidak bisa memberi tahu. Tapi saya butuh bantuan anda sekretaris Adel." ujar Aska.
"Apa yang bisa saya bantu pak?" tanya Adele.
"Tolong kamu cari dari semua berkas ini, ciri-ciri seorang gadis yang baru masuk ke D.A Group tahun ini. Dan ini ciri-cirinya." ujar Aska memberikan beberapa berkas para anggota staf keuangan.
"Baik pak. Kalo begitu saya permisi ke ruangan saya." ujar Adele.
"Oh iya satu lagi. Nanti sebelum jam 10 kamu harus sudah selesai semua, terus saat jam 10 kamu ikut saya dalam pemeriksaan itu oke?!" perintah nya lagi.
"Baik pak!" ujar Adele. Adele pun segera pergi ke ruangan nya dan mengerjakan tugas dari Aska.
Dia melihat-lihat ciri-ciri dari perempuan yang sedang di cari atasannya.
Ciri-ciri :
1. Usia kurang lebih 21-22 tahun,
2. Kulit putih,
3. Rambut hitam legam panjang sepinggang,
4. Tinggi kurang lebih 160 cm,
5. Berat badan kurang lebih 45 kg."Aish.. kenapa ciri-cirinya sedikit sekali? Kalo ciri-cirinya begini kan banyak?! Aneh-aneh aja si bos tuh!" ujarnya.
Tapi walau begitu, ia tetap bekerja dengan mencocokkan ciri-ciri itu dengan berkas para anggota staf bagian keuangan.
Jam sudah menunjukkan pukul 09.45 AM. Adele baru saja mengerjakan pekerjaan walau tidak berat, tapi sangat menguras otak. Karena kita harus teliti mencocokkan dengan ciri-ciri yang sedikit itu.
"Huffhh..!! Rasanya kepala gue mau pecah Tuhan..!!" monolog nya.
Setelah istirahat sebentar, iapun segera melaporkan hasil kerjanya. Setelah itu, Adele dan Aska pergi ke ruangan para anggota staf keuangan. Di sana, Adele menyebutkan satu-satu nama orang yang kurang lebih cocok dengan ciri-ciri yang di berikan Aska.
Setelah mereka sudah berkumpul. Mereka di interogasi tentang kehidupan keluarganya. Siapa ayah, ibu, dan sebagainya. Sedangkan Adele, dia hanya melihat wajah atasannya yang semakin lama, malah semakin kusut. Entah mengapa ia merasa sangat kasihan melihat kegelisahan atasannya itu. Ingin rasanya ia menjadi teman curhat sang atasan agar bisa membagi masalahnya. Namun dia bisa apa? Dia hanya orang asing yang kebetulan jadi salah satu bawahannya.
Sore hari pun tiba..
Saat jam pulang, Adele yang memang pekerjaan kantor nya sudah selesai segera pulang. Ia mengendarai mobilnya dengan hati-hati, karena dia takut kejadian waktu kehidupan dulu terulang lagi, hanya karena kelalaiannya. Dia tidak trauma, biasa saja. Namun, sekarang dia hanya mewaspadai diri dan lebih hati-hati lagi jika berkendara.
Di tengah-tengah perjalanan, mobil yang dikendarai oleh Adele berhenti dengan sendirinya. Adele pun bingung, kenapa mobilnya tiba-tiba berhenti? Bukankah dia sudah mengisi bahan bakarnya kemarin? Tapi kenapa malah mogok? Adele yang tak mengerti masalah mesin-mesin mobil hanya diam. Mencoba menghidupkan mobilnya kembali, namun tetap aja tak menyala. Hingga..
Tiinnn..!! Tiinnn..!!
Suara klakson mobil Lamborghini Gallardo berwarna putih. Mobil itu berhenti di depan mobil Adele yang mogok. Lalu, keluar lah Aska dari dalam mobil dan menghampiri Adele yang masih berada di dalam mobilnya.
Tuk Tuk..!!
Aska mengetuk kaca mobil Adele, Adele pun segera keluar dari dalam mobil.
"Pak Aska, selamat sore pak..!" sapa Adele.
"Sore nona Adel. Kenapa mobilnya berhenti di sini? mogok?" tanya Aska.
"Ah iya pak, saya juga gak tau kenapa mobil saya mogok. Padahal saya sudah mengisi bahan bakarnya sampai full loh pak. Tapi kenapa malah mogok ya?" tanya Adele bingung sendiri.
"Mungkin karena ada masalah dalam mesinnya. Sebaiknya di bawa ke bengkel saja. Yuk kamu ikut saya, saya akan antar kamu ke rumah. Nanti mobilnya biar orang suruhan saya yang bawa." ujar Aska memberi bantuan.
"Ah tidak usah pak, takut ngerepotin." ujar Adele tidak enak.
"Gak papa ayok. Sekalian saya mau numpang makan boleh? Saya belum makan loh dari pagi. Masa kamu gak kasihan??" ujar Aska dengan wajah memelas.
"Ahahaha bapak bisa aja. Kalo gak ngerepotin, yaudah ayok pak." balas Adele karena dia tak mau Aska tersinggung.
Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka menuju rumah Adele. Oh ya, memang sedari pagi Aska belum makan, karena terlalu fokus pada pencariannya tentang keberadaan adiknya. Awalnya dia ingin pergi makan di restoran cepat saji saja, karena tidak mau pulang ke rumah. Karena, ya biasa jika dia pulang ke rumah, ayahnya selalu menanyakan perkembangan pencariannya. Padahal, perkembangan beliau dalam pencariannya pun sama. Belum ada. Dan Aska malas membahas hal itu.
Jadi dia memutuskan pergi makan di restoran cepat saji saja. Namun di tengah perjalanan, dia melihat mobil Adele sedang terparkir di pinggiran jalan. Karena merasa khawatir takut terjadi apa-apa dengan Adele, ia pun turun dan melihatnya. Ternyata, mobilnya hanya mogok saja. Diapun menawarkan diri untuk mengantarnya pulang.
Namun, karena Adele merasa tak enak, dia pun beralasan sekalian mau numpang makan, karena memang dia belum makan.
~~~
Next👉👉👉
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis
FantasyHai guys, maaf ya kalo cerita saya banyak hal² atau kata² yang aneh dan nyeleneh. Niatnya cerita ini mau saya revisi segala macamnya, tapi kalo semisal masih ada typo tolong tandain ya guys. Revisi berjalan lambat, saya revisi kalo ada waktu senggan...