44

2.4K 109 0
                                    

Happy reading guys...!!
.
.
.
.
.

Aska menghampiri kedua gadis manis yang sedang duduk dan mengobrol itu. Aska sebenarnya tak terlalu benci sama Fely, hanya saja dia tak suka saja. Karena ya, dia mirip dengan sikap wanita itu, juga sikap piciknya Fely. Dia tahu jika sikap Fely begitu karena turunan dari wanita itu. Fely akan melakukan apapun asal tujuannya tercapai. Mau baik ataupun buruk, semuanya sama baginya. Dan Aska gak mau adiknya mendapat pengaruh buruk darinya. Dia ingin menjauhkan adiknya dari orang seperti itu.

"Kakak!!" teriak Fely sembari melambaikan tangan kearah Aska, saat ia melihat Aska.

Aska tak menanggapi teriakan Fely, dia acuh dan melanjutkan langkahnya. Saat sampai di tempat keduanya, Aska segera berbicara pada Adel.

"Dek, bunda nyariin tuh. Katanya kamu mau belajar buat tes kuliah kedokteran?" ujar Aska hanya alasan.

"Oh iya kak Adel lupa..🤦 Yaudah, Fely kak Adel pulang dulu ya, kamu sama kak Aska saja dulu.." ujar Adele tak enak pada Fely.

"Ah iya kak, gak papa." ujar Fely.

"Kakak gak bisa dek, kakak juga mau ke rumah bunda." ujar Aska yang tak sedikitpun menolehkan wajahnya ke arah Felysia.

"Tapi kak, nanti Fely sendiri.." ujar Adele ragu.

"Gak papa kak Adel, Fely sudah biasa kok.." ujar Fely sembari menunduk.

"Tuh kan, dia udah biasa. Ayo cepat, nanti bunda marah Lo.." ujar Aska, setelah itu ia segera menarik tangan adiknya.

"Kak bentar.. Daahh Fely..!!" ujar Adele sembari melambaikan tangan. Fely hanya membalas lambaian tangan Adel.

Di mobil..

"Kak kenapa sih kayak gak suka sama Fely?" tanya Adele.

"Fely juga kan adiknya kakak, sama kek Adel. Adel gak tahu, tapi Adel merasa kakak kayak gak suka dan selalu acuh sama Fely." ujar Adele lagi. Sedangkan Aska, dia hanya diam saja. Bukannya tak mau menjawab, tapi melihat Adel yang begitu peduli pada Fely, dia gak mau hubungan nya dengan adeknya akan renggang hanya karena masalah Fely.

----------------


Di sisi lain..

Setelah pekerjaan selesai untuk hari ini, Aris segera mencari pohon mangga yang sedang berbuah. Dia menyuruh Max untuk mem-videonya saat dia memanjat pohon mangga dan memetik buahnya. Awalnya dia begitu kesulitan memanjat pohon, namun setelah beberapa kali dia memanjat pohon yang berbeda, dia jadi sedikit mahir memanjatnya.

Sudah 20 pohon mangga yang dia panjat dan dokumentasikan seharian ini. Dia merasa merasa bangga dengan pencapaian nya ini. Biasanya, dia memanjat 1 pohon, 2 jam baru selesai. Sekarang, hanya setengah hari ia sudah bisa memanjat 20 pohon. Sisanya ia akan lakukan besok. Karena sekarang sudah sore, sudah saatnya dia pulang dan beristirahat.

Setelah selesai beberes dan mandi, Aris mendapat telepon dari seseorang yang tak dikenal.

"Hallo." sapanya.

"Hallo sayang.. bagaimana kabar mu? Lama ya tidak jumpa membuat aku rindu.." ujar si penelepon dengan suara manja, namun suaranya disamarkan dengan efek suara anak kecil. Namun Aris yakin jika yang bicara adalah salah satu musuh organisasi Mafianya.

"Apa mau anda." ujar Aris to the point.

"Hihihi.. Memang dari dulu kamu selalu to the point ya. Aku jadi makin suka. Saat ini aku sedang tidak mau apa-apa kok, hanya rindu saja dengan muuhh..." ujarnya lagi dengan mend*sah di akhir kata.

"Jika tidak penting, akan saya tutup." ujar Aris.

"Oke baiklah-baiklah.. Aku kalah.. Aku hanya ingin memberitahu mu bahwa aku kembali.. Aku akan menemuimu di waktu yang tepat. Jadi kamu bersiap-siaplah sayang.." jawabnya.

Tuut..!!

Aris segera mematikan panggilan itu. Dia tahu siapa perempuan itu. Dan perempuan itu pun mengetahui rahasia nya. Jadi, dia harus berhati-hati dengan perempuan licik itu.

~~~

Next👉👉

AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang