16 🍂 Second War

125 29 0
                                    

Hyunsuk bergegas menuju ke rumah Ryujin begitu mendapat pesan kertas yang menuliskan bahwa Ryujin dalam bahaya.

Pikirannya kalut, ia mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Hyunsuk benar - benar khawatir gadis itu kenapa - napa.

Sampai di rumah Ryujin, ia buru - buru mengetuk pintu. "Tante, Ryujinnya ada?"

"Loh barusan keluar pamitnya mau ketemu kamu" Jawab Mama Ryujin, sekaligus menjadi orang yang membukakan pintu.

Hyunsuk bingung, ia tidak pernah mengajak Ryujin bertemu karna ia sendiri lagi kehilangan ponsel. Mana bisa ia menghubungi Ryujin dan meminta bertemu seperti itu.

Tapi karna tak mau membuat wanita paruh baya di depannya itu khawatir, Hyunsuk hanya mengiyakan, "Oh berarti selingan kayakny, saya pas kesini, Ryujin pas pergi"

Hyunsuk akhirnya pamit. Kini pikirannya semakin kacau, ia tak bisa berpikir dimana kemungkinan Ryujin berada sekarang.

Chilli tiba - tiba muncul dengan wajah yang sedikit panik, "Pergi ke dunia demon, Ryujin disana!"

Hyunsuk mendelik mendengar ucapan Chilli. Disana bukan tempat manusia, itu dunia khusus dimana para iblis tinggal. Terlalu berbahaya untuk Ryujin.

Dengan sihir Chilli, makhluk itu membawa Hyunsuk langsung ke lokasi.

Benar saja, begitu sampai tak jauh di depannya ada Ryujin berdiri sendirian dengan tangan terikat mulut tertutup kain. Hyunsuk berlari mendekat, padahal Ryujin sudah menggeleng keras. Namun ia terlalu khawatir untuk memahami kode dari Ryujin.

Tepat beberapa senti sebelum ia hampir berhasil meraih Ryujin, tubuhnya tiba - tiba terlempar dan terpental lumayan keras.

"Heyy, lo mau dia?" Seseorang datang menarik Ryujin dan menahan perempuan itu dari belakang. "Ayo buat kesepakatan lagi"

"Sial, lo lagi" Hyunsuk menggertakan giginya geram melihat Jane.

"Yap, gue lagi, kenapa? Gak suka?"

"Please lepasin Ryujin, ini masalah gue sama lo jangan bawa - bawa dia!" Hyunsuk benar - benar khawatir, takut Jane melakukan sesuatu pada Ryujin.

"Gue gak bawa - bawa Ryujin kok, dia cuma umpan" Jawab Jane wajah tak bersalahnya, "Ibarat memancing, dia umpannya, lo ikan. Umpan bakal mati di makan ikan, ikan bakal mati dimasak sang pemancing. Dan posisi gue disini pemancingnya"

"Intinya gue bakal pastiin lo berdua mati"

Jane tertawa keras, khas para penjahat. Hyunsuk tak bisa membiarkannya, ia berdiri dan mendekat namun Jane langsung berteriak memintanya berhenti, "Lo yang berhenti atau nafas dia yang gue bikin berhenti!?" Ancamnya, kuku jarinya yang tajam sudah bertengger manis di leher Ryujin.

"Jangan pernah apa - apain dia! Gue bakal pastiin lo lenyap kalo sampe bikin dia berdarah meski setetes"

Jane menatap haru pada Hyunsuk yang sebegitu khawatir nya pada Ryujin, "Ups, gak sengajaa" Kukunya berhasil menggores kulit leher Ryujin hingga mengalirkan darah segar. Tidak dalam, hanya sedikit membuat garis luka. "Ryujin, lo gak papaa? Maaf..." Tanya Jane, ia langsung tertawa puas setelahnya.

"GUE BILANG JANGAN LUKAIN DIA, SIALAN!" Hyunsuk berteriak, ia benar - benar marah. Ryujin saja sampai terkejut, lelaki itu menakutkan kalau marah seperti ini.

"Jangan marah - marah dulu dong, gue punya kesepakatan bagus nih" Kata Jane santai, ia melepas ikatan di tangan Ryujin serta kain yang membekap gadis itu. "Lo kasih kalungnya, gue kembaliin dia"

Hyunsuk menghembuskan nafasnya frustasi, ia melepaskan kalungnya dengan mudah. Memang kalungnya melemah disini, makanya bisa dengan mudah ia lepas.

I'll Never Love Again - [ Hyunsuk × Ryujin ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang