18 🍂 Ryujin's Happiness

247 33 2
                                    

Nyatanya hari ini pun belum ada tanda - tanda Hyunsuk akan datang. Ryujin sudah mencoba menghubunginya, namun panggilannya tak juga diangkat. Sebenarnya ada apa dengan lelaki itu?

Ryujin bahkan menolak untuk makan, ia tak selera.

"Ma, yang nganter aku kesini siapa? Hyunsuk kan?"

Mama nya hanya mengangguk, "Makan dulu yah, biar cepet pulih" Bujuknya pada sang anak sekaligus mengalihkan topik.

"Kenapa Hyunsuk belum kesini..."

"Mungkin dia lagi sibuk, makanya kamu makan dulu yah"

Ryujin menggeleng, "Gak mau, aku gak mau makan sampe Hyunsuk dateng kesini"

"Ryu..."

Ryujin diam, tak mau menatap Mama nya. Ia tidak ingin makan, ia hanya ingin Hyunsuk.

"Ryujin! Apa istimewa nya berandal itu!?"

Mendengar Papa nya membentak membuat Ryujin sedikit terlonjak kaget. Tidak mengerti kenapa Papa nya sampai marah seperti itu.

"Papa tau dia yang bikin kamu kaya gini! Dia bukan orang baik!"

"Papa gak tau apa - apa tentang Hyunsuk!" Ryujin ikut emosi sekarang, kedua orang tuanya nampak tau sesuatu.

"Papa tau dia siapa! Kamu kenapa, apa yang bikin kamu kaya gini, papa tau semuanya!"

Ryujin tak percaya ini, Hyunsuk menceritakan yang terjadi pada orang tuanya.

"Dia bawa masalah buat kamu, Papa gak mau kamu kenapa - kenapa gara - gara dia..."

Ryujin menggeleng, perempuan itu menatap ayahnya dengan mata berkaca - kaca, "Bukan salah Hyunsuk, semuanya salah aku! Aku yang dari awal cari masalah sama dia! Aku yang ikut campur sama urusan dia! Papa gak tau apa - apa!"

Perempuan itu membaringkan tubuhnya dan memunggungi kedua orang tuanya. Ia hanya sedang mencoba berpikir kemungkinan, apa orang tua nya alasan Hyunsuk tidak datang kesini? Kalau iya, Ryujin benar - benar akan marah.

"Ryujin..." Mama nya memanggil lembut, namun Ryujin hanya diam tak mempedulikannya. Wanita paruh baya itu menatap suaminya seakan mengatakan sesuatu, tanpa diberitahu Papa nya pun sudah paham.

Ia menghela nafasnya dan keluar dari ruangan. Menelfon salah seorang teman Ryujin untuk segera menghubungi Hyunsuk agar datang kesini. Kalau ia tidak mengalah, mungkin putrinya itu benar - benar akan merajuk seharian dan tidak mau makan.

Disisi lain Hyunsuk yang tau kabar tersebut langsung bergegas menuju ke rumah sakit. Ia senang, orang tua Ryujin mengizinkannya datang.

Sesampainya ia disana, Papa Ryujin berada di luar ruangan. Mungkin menunggu dirinya.

"Om, terimakasih sudah mengizinkan saya kesini" Kata Hyunsuk.

"Kalau bukan karna Ryujin yang memaksa, saya tidak akan mungkin mengizinkan kamu melihat dia"

Hyunsuk tersenyum tipis, tak apa ia memang sumber masalah bagi Ryujin. Wajar bila orang tuanya bertindak seperti itu kepadanya. Mereka hanya ingin melindungi putri mereka.

Hyunsuk membuka pintu dengan perlahan, ia tersenyum melihat Ryujin yang tengah terbaring memunggungi. Hyunsuk melangkah mendekat, "Ryu..."

Ryujin yang mendengar suara barusan langsung menoleh cepat, sedikit tak percaya melihat Hyunsuk berdiri di depannya. Ryujin bangun, bahkan langsung memeluk lelaki itu. Tangisnya pecah begitu saja.

"Aku dateng kok kamu malah nangis?" Hyunsuk mengusap punggung sang gadis yang bergetar karna menangis.

"Kemana aja!? Kangeeen" Kata Ryujin masih dengan tangisnya yang tak bisa ia hentikan.

Di belakang sana kedua orang tua Ryujin memilih untuk keluar sebentar, memberi ruang pada kedua remaja itu.

Hyunsuk mendudukan dirinya di tepi ranjang dan memeluk Ryujin, "Cuma dua hari gak ketemu padahal" Kekehnya.

"Kamu ngangenin"

Hyunsuk tertawa kecil, menangkup wajah sang gadis lalu mengusap air mata yang membasahi pipi perempuan itu, "Ryu maaf ya... Semuanya gara - gara aku..."

Ryujin langsung menggeleng cepat mendengar ucapan Hyunsuk. "Kamu gak salah, Jane yang salah!"

"Kamu kan terlibat gara - gara aku, aku gak bisa jagain kamu, ak--"

"Aku bilang salah Jane, ya salah Jane!!" Tegasnya dengan kesal, Hyunsuk hanya terkekeh dan mengiyakannya. Ryujin menatap dalam manik Hyunsuk, tatapan yang mengandung banyak harapan, "Jangan ngilang - ngilang lagi"

Hyunsuk mengangguk, "Gak akan, aku disini nemenin kamu sampai sembuh" Jawabnya lalu mengecup lama kening sang gadis. "Sekarang istirahat ya"

"Lapeeer"

Salahnya sendiri tadi tidak mau makan, yang tadi sebenarnya cuma gimik, sok - sokan ngambek ke orang tua nya, gamau makan padahal aslinya laper. Tapi tidak apa, gimiknya berhasil membuat Hyunsuk datang.

Hyunsuk mengambil piring makan di meja yang terlihat masih utuh, "Aku suapin?" Tanya nya yang langsung dijawab anggukan semangat oleh Ryujin.

Kedua orang tuanya hanya tersenyum melihat kedua remaja itu. Mereka tahu, Hyunsuk itu sebuah kebahagiaan tersendiri bagi putrinya. Tapi sebagai orang tua mereka tentu perlu melakukan yang terbaik untuk menjaga anaknya. Tak salah kan kalau mereka khawatir pada Ryujin bila terus berhubungan dengan Hyunsuk seperti ini.

"Satu lagiii" Ucap Hyunsuk membujuk Ryujin yang sudah menolak makannya, gadis itu menggeleng, tak mau membuka mulutnya lagi. Ia sudah merasa kenyang meski sebenarnya baru sedikit yang ia makan. "Ntar kapan sembuhnya? Padahal pengen ngajakin jalan - jalan, liburan gitu"

"Yaudah, Aaa" Hyunsuk terkekeh dan segera menyuapkan makannya pada Ryujin.

"Good girl" Kata Hyunsuk lalu menepuk - nepuk kepala sang gadis dengan gemas.

"Bener yah kalo aku sembuh kita jalan - jalan?"

Hyunsuk hanya mengangguk. Padahal ia tidak yakin apakah ia bisa menepati janjinya itu atau tidak, "Kaya nya Ryujin lupa..."

Nampaknya memang Ryujin lupa, kalau ini hari terakhir Hyunsuk. Lelaki itu sudah harus pergi besok. Tapi biarlah, Hyunsuk akan memberitahunya dadakan saja. Untuk sekarang ia hanya ingin melihat Ryujin tersenyum.



















Tinggal satu lagi , update besok :*

I'll Never Love Again - [ Hyunsuk × Ryujin ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang