9 🍂 Why?

130 29 5
                                    

Hyunsuk menunduk tak berani melihat wajah kecewa Ryujin yang masih tertera jelas meski gadis itu merintih kesakitan. Rintihan Ryujin yang dapat Hyunsuk dengar jelas namun tetap tak bisa membuat Hyunsuk berbuat apa - apa itu sangat menyakiti hatinya.

"Mau say goodbye dulu?" Tanya Jane yang sengaja memperulur waktu untuk mempermainkan Hyunsuk, "Gak? Oke! Gu--aaakh!"

Tiba - tiba saja Jane menjerit dan memegangi kepalanya, membuat Ryujin bisa terlepas.

Perlahan dapat Hyunsuk lihat Jane sedikit berubah, matanya yang tadi merah menyala kini menghitam, kuku - kuku hitam panjangnya mulai mengecil meski masih panjang dan tajam. Gigi perempuan itu juga menjadi normal, menyisakan gigi taring saja yang tajam, "Sial! Kenapa harus hujan!"

Hyunsuk tersenyum, percayalah kalau ia sudah punya rencana, tak mau menyia - nyiakan waktu, Hyunsuk berlari mendorong Jane dan merebut kalungnya. "Ryujin? Gue minta maaf..." Hyunsuk menepuk lembut pipi Ryujin, sang gadis hanya mendesis kecil menahan sakit. "Lo tenang sekarang, okey?"

Terlalu sibuk mengkhawatirkan Ryujin, Hyunsuk tak sadar tentang Jane. Ia terlempar, tubuhnya terbanting ke lantai.

Keduanya saling beradu kekuatan untuk memperebutkan kalungnya, namun Jane nampaknya resah akan sesuatu. Perempuan itu melesat keluar, ia tersenyum miring dengan tangan yang memegang sebutir permata. "Sayang gue gak bisa bunuh lo hari ini, gue bakal pastiin buat bunuh lo lain kali" Peringatnya, lalu ia kembali melesat dan menghilang.

Hyunsuk sedikit lega meskipun marah karna tak berhasil mengamankan permatanya. Ia menoleh ke arah Ryujin yang terduduk di tangga, tangannya menggenggam sesuatu.

Hyunsuk berdiri berniat mendekat, namun Ryujin langsung berteriak menghentikannya, "Jangan kesini!!"

"Ryuu..."

"Lo mau ini?" Ryujin mengangkat kalung di genggamannya, kalung yang kini sudah polos tanpa permata.

Hyunsuk menggeleng, "Gue khawatir sama lo!"

"Sekarang lo bilang begitu!? Gak inget tadi lo sendiri lebih khawatir sama kalungnya!?" Sarkas Ryujin, menahan sakit di seluruh tubuhnya, belum lagi kepalanya yang pusing, nafasnya yang masih belum beraturan.

"Gue gak bermaksud begitu, gue punya rencana sendiri"

"Lo gak ada bedanya sama Jane..."

"Ryujin, dengerin gue dulu!"

Gadis itu tak menjawab, ia meringis memegangi kepalanya yang berdenyut. Melihat itu Hyunsuk langsung buru - buru mendekat, "Ryu?" Dengan panik Hyunsuk langsung membopong perempuan itu, membawanya ke kamar dan membaringkannya di ranjang.

Hyunsuk memberi segelas air pada Ryujin, lalu membersihkan darah kering di kening sang gadis dengan tisu basah yang ada. "Gue minta maaf, tolong dengerin gue dulu..."

"Gue kasih lo 5 menit buat jelasin" Ryujin duduk dan menyandarkan punggungnya pada kepala kasur, ia masih berharap Hyunsuk punya penjalasan logis untuk mengobati kekecewaannya.

Ryujin membuka laci nakasnya mengambil beberapa kertas, kertas - kertas berisi pesan - pesan aneh yang sering ia dapat belakangan ini, "Gue tau lo bukan manusia..."

Hyunsuk diam sejenak, ia lantas menghembuskan nafasnya dan mengangguk, "Oke, gue ngaku gue emang bukan manusia. Gue cuma roh yang kembali diturunkan dalam wujud manusia"

"Roh!?"

Hyunsuk mengangguk, "Tapi gue gak sama kaya Jane, dia bukan roh dia emang iblis yang ngincer permata buat kepentingan pribadinya"

Ryujin hanya diam mendengarkan, karna tak tahu harus menjawab apa saking kagetnya.

"Gue terpaksa pilih kalungnya tadi, buat nahan Jane lebih lama disini sampe dia melemah biar gue bisa dapetin kalungnya dan lo juga tetep selamat. Karna gue tau bakal hujan, awannya pasti nutupin bulan, tanpa bulan purnamanya Jane bakal melemah"

I'll Never Love Again - [ Hyunsuk × Ryujin ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang