18. Pernyataan Yang Benar

671 127 116
                                    

Ga asik ah baca doang vote kgk😌

• • •

“Lo mau ngapain lagi sih dateng mulu!” cetus Alin menyambut Faril yang berdiri di depan pintu rumahnya.

“Ada yang mau gue tanyain,” balasnya serius.

Alin semula risih menghela nafas lantas membukakan pintu dan mempersilahkan Faril untuk masuk ke dalam rumah.

Mereka duduk berlawanan arah, dengan Alin yang enggan melihat wajah Faril, sementara Faril menatap lamat gadis di tersebut kemudian beralih pada perutnya.

“Lo hamil?”

Satu pertanyaan yang dilayangkan Faril berhasil membuat gadis di depannya membulatkan mata terkejut.

“Jujur, Lin .. lo berhubungan sama Askal?”

Alin sontak berdiri, menampar wajah Faril yang telah berkata sembarangan. “Nggak jelas banget lo ke sini nanyain hal nggak masuk akal!” sentaknya.

Faril mengulum bibir, mencoba untuk tetap bicara. “Askal yang ngaku sendiri.”

“Lo pikir gue ke sini cuman akal-akalan? Jujur, Lin .. ”

“KALO TUJUAN LO NANYA BEGITU MENDING PERGI!”

“Gue yang denger Askal bilang ke Cassy, Lin. Gue tau lo didekati Askal cuman buat balas dendam!”

Alin lantas mengeryitkan dahi. “Bales dendam apa?”

“Bara—Abang lo udah bunuh adiknya Askal. Dia ditahan di penjara karena itu.”

Seolah petir menyambar, Alin mematung terkejut mendengarnya. Ia memang tau jika Bara ditahan atas kasus pembunuhan, namun ia tak pernah sangka jika yang dibunuh Bara adalah adiknya Askal.

Alin teringat, pantas saja setiap ia ke rumah Askal tak pernah sekalipun terlihat adiknya padahal Askal mengatakan jika ia tinggal berdua dengan adik perempuannya—ternyata anak itu telah dibunuh oleh Bara.

“Lo nggak tau kan .. Bara nyuruh gue buat pantau lo terus, dia khawatir Askal bakal berlaku macem-macem buat bales dendam.”

“Dan bener dugaannya—Askal ngelakuin apa yang udah Bara lakuin ke adiknya.”

“M-maksudnya?” pekik Alin.

“Semua yang dilakuin Askal ke lo, persis sama yang dilakuin Bara ke Asya,” jawaban mencengangkan dari Faril seketika membuat hati Alin terasa sakit.

Kakaknya yang selalu ia banggakan ternyata telah melakukan hal menjijikan yang sangat kejam hingga merenggut nyawa orang lain. Dan kini semua akibatnya harus berimbas pada Alin.

“Kenapa Abang bunuh adiknya Askal?”

Faril menarik nafas. Awalnya ia ragu, tapi mungkin sudah waktunya Alin tau.

“Bara dan Asya diem-diem jalin hubungan atas permintaan Asya sendiri, karena dia tau kalo Askal dan Bara adalah musuh.”

“Asya takut kalo kakaknya tau dia pacaran sama Bara, nggak akan dibiarin dan jadi masalah.”

“Asya bener-bener cinta mati sampai dia rela lewati batas dan akhirnya .. hamil.”

“Sejak hamil itu perlakuan Bara ke Asya berubah. Bara bilang dia cuman lampiasin dendamnya ke Askal lewat Asya, pasal Askal pernah kalahin dia di balap motor.”

“Asya akhirnya ancam Bara akan dilaporin ke Polisi. Bara jadi gelap mata ngelabui Asya dan bunuh dia, janinnya juga nggak bisa selamat karena masih terlalu muda.”

ASKALIN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang