2. Gadis Dengan Cangkir di Tangannya

4.7K 371 69
                                    

Author pov

Karina membuka mata setelah seorang pramugari membangunkannya.

Bising! 

Seluruh penumpang merapihkan ponsel dan barang-barang mereka ke dalam tas. Memastikan tidak ada satupun yang tertinggal. 

Karina menoleh ke arah jendela di sebelah kirinya. 

Langitnya telah berubah. 

Dua belas jam berada dalam pesawat adalah hal yang membosankan. 

Duduk seorang diri, tanpa ada lawan bicara. Karina hanya bisa menahan kemarahannya, saat penumpang-penumpang yang kurang beradab, mulai membuat keributan-keributan kecil. 

Dia tidak suka berinteraksi. Tapi untungnya saja, kursi sebelahnya kosong. 

Sebenarnya orang tuanya sangat mampu untuk memesan satu bahkan lebih tiket first class, namun mereka punya alasan tertentu untuk mengirim anaknya cukup menggunakan business class saja. Tapi karina tidak mempermasalahkannya.

Baginya, semua sama saja. Sama-sama menjengkelkan. 

Selamat tinggal Amerika, selamat datang seoul.. 

Sudah berapa lama ia tak pulang ke negara ini? Apakah sudah banyak yang berubah?

Seekor burung melintas di jendela pesawat.. Itu artinya pesawatnya sudah terbang semakin rendah. 

Pramugari mulai berkeliling memastikan semua penumpang telah mengenakan sabuk pengaman mereka. 

Turun dari pesawat, karina berjalan menuju imigrasi. 

Headphone mewah yang menutupi kedua telinganya sangat berbanding terbalik dengan mantel lusuh yang ia kenakan. 

Ibunya telah membelikan satu lemari penuh mantel bermerek, namun yang menjadi pilihannya, tetap saja mantel lama itu. 

Tempat ini terlalu ramai.. 

Tentu saja. Ini bandara. Karina ingin segera melarikan diri, tapi tenggorokannya terasa kering. 

Seseorang sepertinya sedang memperhatikannya. Tapi karina tidak peduli. Ia sudah terlalu terbiasa. 

Duduk di salah satu kursi di bandara, karina menyedot jus buah yang baru saja dibelinya. 

Aahhh... Lumayan segar. 

Drrrttt... Drrrttt.. 

Puluhan pesan mulai bermunculan, saat ia menyalakan kembali ponselnya. 

From: eomma

~sayang, apa kau sudah sampai? ~

~ttari-yah, uri  ttal...?~

~sayang, eomma sangat merindukanmu.. ~

~sayang, jangan lupa makan, eoh! Kabari eomma jika sudah sampai! ~

... 

.... 

Balas: 

~ aku sudah sampai, dan baik-baik saja. Aku juga merindukanmu. Daah.!! ~

Selagi menikmati sisa minumannya, mata karina menjelajahi penampakan bandara. Semua tampak lebih canggih, dibanding saat ia meninggalkannya beberapa tahun yang lalu. Belum lagi deretan photo idol yang menghiasi setiap sudut bandara. Cukup untuk sedikit mengobati rasa lelah akibat penerbangan. 

Setelah menghabiskan burger dan jusnya, karina pun bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju pintu keluar. 

Ia tidak memiliki kerabat di seoul, jadi ibunya mencarikannya sebuah apartemen kecil  di internet untuk sementara. 

The Last Winter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang