15. Kegilaan Taeyeon

1K 174 18
                                    

"Eonnie, kalau kau tidak mau pergi, aku yang akan pergi"

***

Seminggu kemudian mereka pun mengantar taeyeon ke bandara.

"eonnie, belajarlah dengan benar jika kau ingin cepat kembali! Jangan terlalu sering begadang hanya untuk meneleponku, aku akan marah jika mengetahui kau sakit, eoh!"

"arraseo, little kim... Aku sudah membawa ini sebagai cadangan jika merindukanmu!"

"eonnie-yaa!"
Minjeong kehabisan kata-kata saat kakaknya mengeluarkan sekantung USB yang berisi rekaman suara dan videonya.

Taeyeon kemudian memeluknya sebelum pergi. Ia tidak pernah mengira kalau itu adalah pelukan terakhirnya dengan minjeong.

Jika saja ia tahu kalau takdir akan merebut adiknya, ia tidak akan pernah setuju untuk pergi, meski orang tuanya tidak menganggapnya sebagai anak lagi.

Beberapa bulan kemudian, minjeong resmi menjadi mahasiswa di universitas kwangya. Ia berhasil lulus seleksi, lewat jalur prestasi di bidang olahraga.

"minjeong-ah, jaga diri baik-baik selama di sini. Nanti kalau eonnie mu sudah kembali ke negara ini, kalian bisa tinggal bersama di apartemen yang lebih besar." ucap ibunya, saat ia mengantar minjeong pindah ke apartemen barunya.

"arasseo.... Eomma tenang saja, aku tidak semanja yang eonnie pikirkan, hehe!"

Memang benar, minjeong sebenarnya anak yang cukup mandiri. Hanya saja taeyeon selalu memperlakukannya seperti bayi.

"ingat, hindari makan coklat! Kakakmu akan membunuh kami semua, jika kau masuk rumah sakit."

"Ne eomma, aku juga tidak akan membahayakan diriku sendiri.."

"baguslah! Eomma percaya padamu.. Dan satu lagi.."

"A-aah, apa lagi?"

"jangan makan ramyeon terlalu sering! Appamu sudah memastikan kalau uang makanmu lebih dari cukup untuk makan nasi tiga kali sehari."

Minjeong cemberut. Mengapa ibunya menjadi lebih cerewet saat kakaknya tidak ada.

"arasseo!"

Setelah orang tuanya pulang, minjeong pun menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur

"ah, akhirnya aku bisa beristirahat."

Matanya melihat kulkas yang berada di dekat pintu. Tidak ada space kosong di dalamnya. Semua telah diisi makanan fermentasi, juga lauk matang lainnya.

Seandainya jessica ada di sini, dia pasti akan meminta bantuannya untuk menghabiskan makanan itu dengan segera.

Di sisi lain, taeyeon marah-marah pada ibunya karena membiarkan minjeong hidup seorang diri.

"eomma! kenapa kau  melakukannya? siapa nanti yang akan merawatnya dan memberinya makan saat ia lapar?" suara taeyeon terdengar kesal saat menelepon.

"ya, kim taeyeon! Apa hanya kau saja yang menyayanginya?" ibunya kesal.. "apa kau lupa kalau aku adalah ibunya, dan juga ibumu, hah?.. Eomma tahu kalau kau khawatir, tapi adikmu sudah dewasa, dia harus mulai mengurus dirinya sendiri!"

"eomma,jinjja! Kalau begitu, aku akan..."

"jangan pernah berpikir untuk pulang  hanya karena alasan konyol mu!" sebagai seorang ibu yang mengetahui kepribadian anak-anak nya, beliau sudah dapat menebak jalan pikiran taeyeon.

"eommaaa!"

"ttari-ah, eomma harap kau juga lebih dewasa. Kau tidak bisa selamanya memperlakukan adikmu seperti anak kecil, ini demi kebaikan kalian, eoh!" ibunya mencoba membujuk.

The Last Winter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang