8. Memori Yang Hilang

1.6K 222 32
                                    

..

Tuk tuk tuk..

Seseorang mengetuk pintu.

"kalian?" karina terkejut melihat kedua temannya kerepotan membawa banyak makanan.

"maaf kami terlambat, dosen tiba-tiba saja memberi tugas kelompok..."

"iya, sangat menyebalkan.."

Mereka menggerutu sambil masuk ke dalam.

"tidak apa-apa,, aku kan sudah bilang, kalau tidak bisa, tidak usah datang.." karina membantu menaruh sekotak pizza ukuran jumbo ke atas meja.

"woaaahh, mint chocolate!" minjeong bersorak.

Memang benar mereka terlambat. Rencananya mereka akan datang sekitar jam 2 siang, namun nyatanya, mereka baru bisa datang saat malam hari. Sekalian saja makan malam.

Giselle membeli banyak makanan. Dari mulai pizza, ayam goreng, dan tak ketinggalan jajanan khas korea. Dia juga membeli satu lusin bir kalengan.

Ini lebih terlihat seperti akan berpesta, dari pada menjenguk orang sakit.

Ningning membantu karina menggeser sofa, sementara giselle menggelar karpet bulu yang sangat halus.

Karina khawatir kalau kedua temannya harus pulang dalam keadaan mabuk, jadi ia berencana untuk menyuruh mereka menginap malam ini.

"kau tidak keberatan kan?" bisiknya pada minjeong.

"Kenapa aku harus keberatan? Mereka semua kan teman kita.."

"yaa, cepat duduk.. Aku lapar!" giselle menarik karina.

Mereka duduk melingkar, mengelilingi semua makanan yang ada.

"duduk sini!" karina menepuk pahanya, memberi isyarat pada minjeong agar duduk di pangkuannya. Dan minjeong dengan senang hati menurutnya.

Ningning membuka kaleng pertamanya..

Ups!

Sodanya  meluap. Untung saja ada piring di bawahnya.

"sejak kapan uri ningning minum bir?" karina menggodanya.

"yah, aku ini sudah dewasa, jadi sudah boleh minum bir.."

"benarkah?" giselle ikut menggodanya.

"jijel-aaaahh..." ningning cemberut.

Minjeong hendak mengambil mint chocolate miliknya, namun karina malah mendahului nya.

"jagiyaaaa, itu punyaku..!" protesnya, namun karina seakan tidak peduli. Ia meminum satu-satunya minuman kesukaan minjeong..

Tapi..

Tunggu sebentar! Ia tidak menelannya? ia hanya menahan minuman itu di mulutnya.

Minjeong hampir saja ngambek, namun kerlingan mata karina segera membuatnya tersadar.

Kekasihnya itu tidak jahat, justru sangat romantis.... Ia ingin dirinya meminum mint chocolate itu langsung dari mulutnya.

Setelah sinyal cintanya terkirim, karina pun tersenyum, dan minjeong mulai mendekatkan wajahnya.

Sluruuuppp...

Minumannya berpindah mulut.

"masita.." mata minjeong berfokus pada bibir karina.

"mau lagi?" karina menggigit bibir bawahnya sebagai isyarat.

"he-em!"

Tegukan kedua berjalan lebih lambat.

The Last Winter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang