Dengan bekal berkas yang ia peroleh dari orang suruhannya, taeyeon pun akhirnya mulai menguntit karina.Ia sering melihat karina seperti sedang bicara sendiri. Dan ketika mendengar nama minjeong disebut, darah taeyeon terasa bergejolak.
Sebagai seorang dokter, taeyeon membuat kesimpulannya sendiri, bahwa tingkah aneh karina merupakan cara untuk melindungi dirinya dari rasa bersalah karena telah menyebabkan minjeong meninggal.
Malam itu, saat ia sedang membuang sampah di depan rumahnya, tiffany tiba-tiba datang.
Taeyeon yang sedang merasa sedih akhirnya menemukan sedikit alasan untuk tersenyum.
Taeyeon benar-benar menyukai tiffany dan mengajaknya bermalam saat itu juga... Ia lupa kalau tadi sore, ia baru saja mengeluarkan minjeong dari tabung kaca raksasa, dan membaringkannya di tempat tidur sungguhan. Untungnya ia segera sadar, dengan mengatakan pada tiffany kalau adiknya sedang berkemah..
Keesokan harinya, seusai bekerja di rumah sakit, taeyeon pulang ke rumah dan memeriksa keadaan adiknya.
Sedikit lusuh..
Taeyeon segera mengambil lap basah untuk menyeka tubuh minjeong.
Seperti biasa, ia akan memainkan alur ceritanya sendiri, menganggap minjeong tidur pulas karena kelelahan setelah berkemah.
Tanpa risih Sedikit pun, taeyeon lalu berbaring di samping jasad minjeong, menceritakan tentang tiffany dan juga karina.
"little kim, hari ini aku melihat bocah sialan itu tersenyum bahagia dan memanggil namamu tanpa ragu.. Dan aku tidak menyukainya.
Little kim, haruskah aku membunuhnya saja?
Tidak apa-apakan, jika aku membunuhnya? Kau tidak akan membenciku, kan?"
***
Orang tua kim taeyeon baru saja pindah ke kota ini beberapa bulan yang lalu, tapi mereka tidak tahu kalau anaknya juga berada di sini, karena memang kim taeyeon tidak pernah menghubungi mereka sama sekali....
Bahkan di saat perayaan kematian minjeong, taeyeon tidak pernah datang sekalipun.Sebagai seorang ibu, perasaan nyonya kim sudah hancur lebur. Ia bahkan tidak tahu apakah putri sulung nya masih hidup atau tidak..
Hari itu nyonya kim tak sengaja melintas di universitas kwangya...
Ia menyuruh supirnya berhenti, lalu ia pun turun.Nyonya kim memandang kampus megah yang menjulang indah di seberang jalan....
Tempat yang dulu pernah ia datangi saat mengantar putri bungsunya untuk menimba ilmu, namun kini semua itu tinggal kenangan saja.Tak terasa air matanya menetes, mengenang bagaimana bahagianya minjeong saat itu....
Ia tidak terlalu pintar dalam belajar, tapi berhasil diterima di salah satu universitas favorit di korea.
Masih terngiang di telinganya saat anak itu berteriak kegirangan saat memberi tahu taeyeon melalui telepon, sampai-sampai suaranya serak selama dua hari.
Ck-kiiiittt...
Sebuah mobil hampir saja menabrak seorang gadis tepat di depan matanya.
Deg!
Jantungnya terasa lemah,seakan anak panah menancap di sana.
"taeyeonie?"
Orang yang ada di dalam mobil itu adalah taeyeon, putri sulung nya yang sudah lama tidak pulang.
Untunglah, sepertinya ia menginjak rem disaat yang tepat, karena kalau tidak, gadis yang tadi berlari kencang melintasi mobil taeyeon bisa saja mati…..
Eh, tapi tunggu dulu!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Winter
Fiksi PenggemarKarina terpaksa membiarkan winter duduk di pangkuannya, karena bis yang mereka naiki sangat penuh...