Jessica terus saja mengaduk kopi di cangkirnya tanpa berniat untuk meminumnya sedikitpun."hey, kopinya bisa pusing kalau kau terus mengaduknya seperti itu.." yuri duduk di samping kekasihnya,tapi jessica hanya tersenyum pahit.... "waegeurae? apa kau tidak enak badan?" yuri menaruh punggung tangannya di kening jessica.
"entahlah yul, tapi sejak pagi perasaanku tidak enak.."
"jangan-jangan kau hamil?" yuri sembarangan bicara, dan berakhir dengan tatapan mematikan dari jessica..
"kau bisa membuatku hamil, haah?"
"hehe..... "
"jangan katakan kalau kau sedang mengkhawatirkan kekasih kecilmu?" sooyoung tiba-tiba datang entah dari mana dan langsung saja menyindir jessica.
"bagaimana kau tahu, kalau aku sedang memikirkan kekasih kecilku? " jessica menjawab dengan ketus.
"heol! lihatlah sahabat bodohku (nepuk yuri).. Kekasih tercintamu sudah terang-terangan begini, kau masih saja diam?" geramnya.
Bukannya marah, yuri malah merangkul jessica.
"eotteoke, tidak ada yang bisa mengurangi rasa cintaku padanya..."
Melihat yuri masih berpihak pada jessica membuat sooyoung tak habis pikir... Apa sahabatnya masih punya otak?
"tidak berguna.."
Duk!
Sooyoung membenturkan kepala yuri dan jessica..
"YAA!!" yulsic kesakitan.
"dasar teman SETAN!!!" hardik yuri.
"berarti Kau SETANnya.." sooyoung pergi dengan kesal.
Yuri melirik kekasihnya..
"dia kenapa sih, memangnya aku salah bicara..?"
"entahlah!" jessica masih mengusap kepalanya yang sakit.
..
..
...
"woah, nabiiiii!" minjeong terlihat senang saat seekor kupu-kupu cantik hinggap di jari tangannya. "neomu yeppeuda.."
"johahae?"
"Mm!"
Karina mengelus rambut minjeong, tapi anak itu hanya berfokus pada kupu-kupu di jarinya.
"kau juga cantik!" tiba-tiba saja karina memujinya, bahkan sekarang ia memeluknya.
Minjeong merasa heran, kenapa es batu ini menjadi romantis..
"waegeurae, Jagi-yah?"
"dingin.." karina memeluknya lebih erat..
Karena khawatir, karina akan sakit lagi, maka minjeong pun mengajaknya pulang.
Turun dari bis mereka harus berpisah..
"Pulanglah lebih dulu, aku akan ke mini market sebentar." karina mengelus dagu minjeong, seolah gadis itu adalah anak anjing. Dan lucunya, minjeong malah menyukainya.
"bukankah tadi kau kedinginan? besok saja ke mini market nya!"
"gwaenchana, bukankah tadi aku sudah memelukmu… jadi tidak kedinginan lagi.."
"jagi-yaaaa!!!" hidung minjeong hampir saja terbang.
Mereka pun berpisah di persimpangan jalan. Minjeong baru berbalik, setelah punggung karina tidak lagi terlihat oleh pandangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Winter
FanfictionKarina terpaksa membiarkan winter duduk di pangkuannya, karena bis yang mereka naiki sangat penuh...