10

1.5K 107 5
                                    

Hari ini Steven sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Sebenarnya belum boleh benar, karna steven kekeh memaksa pulang jadi diperbolehkan.

Dan sekarang ia dalam perjalanan pulang menuju mansion ardi eitss salah mansion bara.

Sejujurnya steven sangat ingin menemui papa dan mommy nya itu tapi ia tau kalo bara tidak akan pernah mengizinkannya dan steven malu untuk kembali kesana mengingat dirinya bukan anak kandung dari keluarga baker.

"begini banget si nasib aku harus luntang lantung kesana kemari"batin steven sedih.

Bara yang melihat steven melamun dipangkuannya dengan kerutan di dahi membuat dirinya takut anak ini belum sembuh total. "baby apa kau masih sakit heum?"

Steven yang sadar langsung cepat menggeleng, ia tidak mau balik lagi ketempat yang dia anggap neraka obat itu. "ngak steven gak sakit steven sehat"

Bara yang gemas dengan ucapan steven semakin mempererat dekapannya pada perut kecil itu dan menaruh kepalanya di ceruk leher steven. "baiklah kalau baby merasa sakit bilang pada daddy"

Steven yang nyaman dengan dekapan daddy barunya itu dibuat mengantuk dan sekarang tanpa sadar ia menyandarkan kepalanya pada dada bidang milik bara dan terdengar dengkuran halus darisana.

Bara melihatnya tersenyum kecil ia merasa senang bisa mempunyai anak kembali. "daddy harap kau betah tinggal bersama daddy walaupun kau tidak betah, daddy akan tetap memaksamu agar tetap berada dimansion daddy"ucap bara tersenyum smirk dan mengusap halus pipi gembil steven.

Tanpa sadar tangan telunjuk bara masuk kedalam mulut steven saat tangan telunjuknya dekat dengan bibirnya dan sekarang tangannya itu sedang di emut oleh steven.

Bara ingin teriak sekencang kencangnya sekarang melihat tingkah menggemaskan baby nya ini tapi, ia harus tahan mana mungkin ia menunjukkan sisi gemasnya pada vero yang sedang menyetir bisa bisa julukannya sebagai manusia kulkas bisa bisa hilang.

"vero kau bisa berhenti disupermarket sekarang untuk beli botol susu, pacifier, dan susu sebanyak mungkin"titah bara tetap dengan wajah datarnya.

"baik tuan"ucap vero.

Didalam hatinya ia bingung. "untuk apa tuan membeli barang itu? Apa mungkin untuk tuan muda steven?"batinnya. Tidak mungkin ia bertanya seperti itu bisa bisa nyawanya melayang.

Setelah vero sudah membeli peralatan itu semua langsung saja bara memasukkan pacifier itu kedalam mulut steven dengan cepat steven mengenyotnya.

Akhirnya mereka pun sampai dimansion bara yang tak kalah meganya dengan mansion ardi.

Bara melihat steven yang masih tertidur dipangkuannya langsung menggendong koala dan menutupi tubuh dan kepala steven dengan selimut. "jangan sampai mereka melihat muka menggemaskan anakku"batin bara.

"selamat datang tuan"ucap para maid sambil menunduk hormat yang hanya dibalas deheman saja oleh bara. Dengan cepat bara langsung menaiki lift menuju kamarnya.

"siapa anak yang dibawa oleh tuan? Kenapa ditutupi seperti itu?"itulah batin penasaran para maid.

Sedangkan dimansion ardi

"pah mom revan dan andre ingin ke jerman, ke mansion kita"ucap revan yang sudah siap membawa kopernya bersama andre.

"iya pah mom andre gak kuat disini terus keingat dengan steven"sahut andre.

"mommy ikut dengan kalian mommy pun merasakan hal yang sama dengan kalian"

"baiklah kalau begitu tunggu sebentar papa dan mommy akan berkemas dahulu"

STEVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang