16

1K 96 4
                                    

Setelah selesai membuat susu bara kembali lagi dengan membawa botol yang ada ditangannya ia menghampiri steven yang sedang menangis di sofa dan memangku anak itu dan mengarahkan dot susu itu pada bibir steven.

"pegi..hiks..daddy..jahat..steven..marah"berontak steven.

Steven yang sedang ngomong merupakan kesempatan bagi bara untuk memasukkan dot susu itu dalam mulut steven. Baru saja steven mau membuang botol susu itu tapi, tangan kekar milik bara sudah lebih dulu menahannya.

Dengan satu kali hisapan steven langsung tertidur dipangkuan bara mengingat bara yang memberi obat tidur dengan dosis rendah. Bara tidak ingin anak kecilnya ini demam karna, kelamaan menangis.

Bara menggendong steven menuju kamar tidur yang berada di ruang kerjanya dan merebahkan tubuh kecil itu dengan hati-hati melepaskan botol susu yang masih menggantung dimulut kecil steven. "m-mau sekolah hiks..daddy jahat"igau steven dalam tidurnya dengan tubuhnya yang terus saja bergerak gelisah.

Melihat itu bara sangat menyesali perbuatannya tadi. Amarahnya pada karyawan terimbas ke steven juga. Ia jadi teringat dengan cerita albert padanya, bara tidak ingin steven memiliki trauma. Bara merogoh saku celananya dan mengklik nomor yang ia tuju.

"selamat pagi tuan"sapa fredly. Ya orang yang tadi yang dihubungi bara adalah dokter fredly.

"selamat pagi, silahkan masuk"

"siapa yang sakit tuan? Apakah tuan muda steven?"tanya fredly.

"tidak ia tidak sakit. Aku hanya takut steven akan memiliki trauma karna, ulah maid dimansionku yang bermain fisik beberapa minggu yang lalu, kau ingat bukan?"jelas bara.

"tentu saja saya ingat tuan. Apakah tuan muda menunjukkan sedikit perubahan pada sikapnya? Apakah ia sering melamun? Atau semacam lebih sering mengurung dirinya tuan?"tanya fredly dengan hati hati takut ada kesalahan disetiap katanya.

"tidak hari ini ia terus mengigau ingin sekolah dan aku jahat"

"maaf tuan kalo saya lancang, memangnya apa yang tuan lakukan pada tuan muda sehingga ia menganggap kalo anda jahat"

Bara menceritakan kemarin sore dimana steven yang mengadu pada albert bahwa ia ingin sekolah dan tadi kejadian dimana karyawan menggosipi steven yang membuat bara emosi dan sedikit berbuat kasar pada steven.

"aku benar benar menyesal sudah melakukan itu"ucap bara dengan penyesalan yang ada dibenaknya.

"saya rasa itu bukan salah anda tuan, saya tau betul anda ingin melindungi tuan muda. Dan saran saya anda mengikuti permintaannya untuk bersekolah karna, kalo tidak itu bisa saja membuatnya trauma dan tidak baik untuk kesehatannya"

"baiklah saranmu akan kulakukan"

Pagi ini steven sudah bangun lebih awal dari biasanya dan ia sudah memakai rapi seragamnya. Ya betul steven diizinkan bara untuk sekolah.

"akhirnya steven sekolah! Gak bisa bayangin deh pasti seru banget"pekik senang steven dengan wajahnya yang terus tersenyum.

Mengingat ini pertama kalinya ia sekolah umum wajarlah kalo steven sangat bahagia.

"cuma daddy bara yang izinin steven sekolah. Waktu sama papa ardi steven cuma homeschooling"

"mommy, papa, abang. Steven kangen kalian. Steven kamu gak boleh nangis kamu harus happy"

***

"selamat pagi daddy abang"sapa steven yang sedang menuruni anak tangga.

Btw, willy dan albert sudah pulang dari luar kota ya.

STEVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang