13

1.2K 109 15
                                    

"itu kakak sepupumu"jawab bara.

Steven semakin dibuat takut. Apa tadi katanya kaka sepupu? Bayangkan saja steven bocah imut nan menggemaskan mempunyai kaka sepupu yang menyeramkan dan pucat seperti vampire.

Steven mengeratkan pelukannya pada bara ia eratkan kedua kakinya pada sisi pinggang daddy nya itu.

"daddy takut...hiks..takut..ayo..hiks..pergi...gak mau..takut"tangis steven memberontak dalam gendongan bara. Tanpa sadar pacifier dimulutnya pun ikut terjatuh.

Sedangkan willy dan albert yang melihat wajah menggemaskan adik mereka tersenyum tipis dan membatin. "cute baby" tapi senyuman itu tak bertahan lama. Melihat steven yang takut membuat mereka memandang tajam dan memasang wajah datar pada steven.

"daddy hikss..takut..steven..takut..hiks...ayo ke kamar...daddy jahat"steven terus saja memberontak dalam gendongan bara, mungkin kalau bara tidak memegangi kepala steven. Sudah dapat dipastikan anak itu akan terjeledak kebelakang.

"shttt..baby nanti kau jatuh. Sudah jangan menangis nanti kau nambah panas"

Steven tidak menghiraukan ucapan bara ia terus memberontak tanpa sadar cairan berwarna merah keluar dari hidung mungilnya tanpa seizinnya.

Bara yang melihat langsung panik. "baby kau mimisan" Begitu halnya dengan willy dan albert yang sama sama melihatnya.

Sedangkan steven langsung meletakkan kepalanya di dada bidang daddy bara. Sebenarnya ia sudah rasakan pusing berat daritadi, cuma karna ia takut dengan kedua orang yang didepannya ini. Ia tidak memikirkan sakit yang dirasakan.

Bara yang melihat steven semakin lemas digendongannya segera membawa ke kamarnya di ikuti oleh ponakan datarnya itu. Sesampainya bara merebahkan steven di kasur kingsize nya. Baru saja sedetik anak itu mulai nangis lagi.

"hiks..nda mau tidul..sakit..hiks..kena melah nya"ya beginilah steven kalo sedang sakit akan cadel dan sangat manja. Maksud steven melah itu bintik-bintik alergi nya ya!

"iya sebentar dulu ya. Daddy bersihkan dulu mimisan dihidungmu"bara mengambil tissu dinakasnya dan mulai membersihkan darah yang masih sedikit mengalir dihidung steven, dirasa sudah berhenti ia kembali menggendong steven.

Bara mengayunkan steven ke kanan dan kekiri mengelus surai lembut baby nya itu. Bara hanya bisa mengelus rambut steven saja, mengingat tubuh, tangan, dan kaki steven yang dipenuhi oleh bintik bintik merah karna alergi.

Steven masih nangis walau tidak sekencang tadi hanya sesenggukkan saja. Willy terus memandang steven yang sedang digendong oleh uncle nya itu dan kemudian ia menatap uncle bara yang sama menatapnya. Bara yang mengerti dengan tatapan willy menyerahkan steven dari gendongannya.

Steven yang merasa terusik membuka matanya, kaget karna dirinya sudah berpindah. "daddy..hiks..pen daddy"ucap steven sambil menatap willy dengan matanya yang dipenuhi air mata.

Akh, apakah steven tidak tau? Willy mati matian menahan gemasnya untuk tidak menggigit pipi gembil itu. Dengan cara menggigit pipi dalamnya.

"takut..daddy..hiks"steven merentangkan tangannya ke arah bara yang sedang menatapnya tanpa berniat mengambilnya dari gendongan manusia vampire ini.

Dengan takut takut steven menatap willy yang sedang menatapnya juga dilihatnya mata tajam itu. "kenapa liat hm?"suara baritonnya itu menyapa pendengaran steven.

Steven dibuat meremang dan bergetar. Tolong kaka sepupunya ini lebih seram dari daddy nya!

Willy yang merasakan tubuh adiknya bergetar berniat menengkannya dengan mengucapkan sebuah kata. "jangan takut seperti itu baby" dan setelahnya willy mengambil pacifier baru dan memasukinya kedalam bibir cerry steven.

STEVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang