16.Murid baru

747 58 2
                                    

"Ga lo tau gak?,ada murid baru?" Tanya Marcel.

"Siapa?" Tanya Arga penasaran dan menatap ketiga muka temannya yang tegang.

"Lo pasti bakal tau Ga" ucap Marcel

"Gak penting" balas Arga cepat. Ia sekarang sedang menangkupkan wajah di mejanya dan memejamkan mata.

Sekarang dia sedang malas mendengar ucapan temannya.

"Kayaknya lo harus tau deh Ga"Aldo memandangi Arga dengan lekat.

"Murid baru itu.." ucapan Marcel pun terhenti karena ada seseorang yang masuk ke dalam kelasnya.

"Bang,bang Argaa..." Teriakan Sernio (adik kelasnya) salah satu anggota gengnya Arga yaitu Turks.

Arga masih diam memandangi Sernio yang berlari ke mejanya.

"Barga,bang" Sernio masih ngos-ngosan dan menormalkan nafasnya.

"Barga?" Tanya Arga sembil menatap Sernio dengan lekat.
"Barga lagi gangguin Loreta bang" sambung Sernio.

"Dia narik paksa tangan Loreta sambil jalan ke arah perpustakaan,gue barusan liat" ucap Sernio.

"Murid baru itu..Barga?" Tanya Arga lagi dan melihat teman-temannya.
Mereka berempat hanya mengangguk pelan.

Arga langsung berlari menuju perpustakaan. Dan benar saja,dia melihat Loreta yang meronta-ronta minta dilepaskan tangannya.

Arga menghampiri Barga dan melepaskan cekalan Barga dari Loreta. Dia pun langsung menarik kerah baju Barga.

"Ngapain lo disini?" Tanya Arga to the point.
"Kenapa? Ini kan sekolah umum,emang nya ni sekolah punya buyut lo?" Balas Barga sewot.

Bughh
Satu pukulan Arga melayang tepat di pipi Barga dan membuat pipinya sedikit biru.

"RENCANA LO APA HAH!! GAK MUNGKIN LO TIBA-TIBA PINDAH KE SEKOLAH GUE GITU AJA" Arga sekarang ini menatap Barga tajam bak elang sambil mengepalkan tangan.

Keringat Arga saat ini mengucur di dahi dan lehernya akibat lari tadi.

"Gue gak ada rencana" balas Barga.
"Lo pikir gue bodoh hah!!" Arga

"Seberharga itu ya Loreta buat lo,lo udah gak suka lagi sama Nisa?"

"Reta udah kasih apa aja sama lo, gue bayar" sambung Barga sehingga mendapat pukulan lagi yang mendarat di sudut bibir Barga dan mengeluarkan darah sedikit.

Barga menyeka darah yang ada disudut bibir sambil tersenyum tipis.

"Bangsat lo,maksud lo apa ngomong kayak gitu" Arga tidak terima Barga menjelekkan pacarnya.

Arga seperti orang kesetanan menghajar abis Barga.

Barga hanya sedikit melawan Arga tetapi hasilnya nihil. Luka di wajah Arga tidak sepadan dengan luka di wajah Barga.

Amarah Arga meluap-luap,dia terus mendarat pukulannya pada Barga,sampai posisi Barga sudah terbaring lemah tetapi Arga masih memukulnya.

Kaki Loreta bergetar dan badannya lemas. Dia juga meneteskan air mata. Dia saat ini sangat takut melihat Arga dengan wajah bringas memukul Barga di depan wajahnya.

"Kak Arga udahhh..udahh..nanti ketahuan guru BK gimana,nanti ortu kakak di panggil ke sekolah" Loreta melerai Arga tetapi tidak di gubris sama sekali.

Loreta memundurkan jarak Arga dan Barga yang saat ini sedang terbaring lemah dengan wajah babak belur.

Loreta melihat wajah Arga sekarang ini merah padam,dia sangat marah. Loreta lantas langsung memeluk Arga untuk menenangkannya.

"Udahh.." ucap Loreta lirih.
"Dia ngatain lo barusan Reta. Dia udah ngatain lo murahan" balas Arga membela Loreta.

ArgataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang