6

2.2K 293 1
                                    

"Tunangan ku." Yah benar aku tunangan nya.

Tu,,, tu apa tadi?!

"Will!" kepala pelayan beserta yang lainnya nampak kaget, ah aku lupa tidak ada yang memanggil Duke ini dengan namanya sendiri kecuali keluarga.

"Tunangan ku."

"YANG BENAR SAJA! AKU TIDAK SUDI!"

"Aku tak menolak itu, pelayan bawa wanita setengah pria ini untuk mandi," aku ditarik oleh dua pelayan dan diikuti tiga pelayan lainya, "Hey- aku ini wanita tulen walau dengan rupa jelek seperti ini."

"Ckk sadar juga." Gumam salah satu pelayan dan itu terdengar oleh ku, sangat-sangat menyebalkan.

Disisi yang lain, Will berada didalam ruangan rapat berisikan 12 menteri dari kekaisaran, 2 penasihat, kepala pelayan, kepala wilayahnya, dan yang terakhir ke-dua adik laki-lakinya. Orang tua Will? Mati terbunuh.

"Tuan anda tidak bisa memilih wanita yang sembarangan apalagi anda memiliki kekurangan." Ucap salah satu menteri dengan percaya diri.

"Jangan mengatakan aku ini penyihir atau apapun itu kecuali aku yang mengatakan nya sendiri." peringat Eta saat mereka berdiskusi tentang penyelidikan dikastilnya, walau mereka pertama setuju menjadi kan Eta seorang pelayan namun berahlih menjadi calon istri Will.

"Dia bukan wanita sembarangan, karena ia menyelamatiku dari kematian," jujur Will.

"Aku tahu disini banyak yang tidak menyukai ku karena aku cacat, kalo begitu..." Will menyingkap jubah panjang yang menutupi tubuhnya, menampilkan tangan dan kaki kirinya.

"BAGAIMANA BISA?!" sontak dalam ruangan pun heboh.

Will melangkah dengan percaya diri, menunjuk otoritas yang ia punya kepada semua yang berada diruangnya. Sekarang aku berbeda.

"AKU DUKE WIIL BARACK KAREEM, tidak ada satupun yang bisa menentang kekuasaan ku siapapun tanpa terkecuali bahkan Dewa sekali pun, apa kalian mengerti." Suara Will mengema kesuluruh ruangan.

"Baik, tuan Duke." Yang berada didalam ruangan pun menekuk lututnya dan memberi salam hormat, walau dalam hati mereka menyumpahi orang yang membenarkan anggota tubuh Will.

.

.

.

"Jangan membuka baju ku! Aku bisa mandi sendiri."

"Tidak bisa nona, anda harus kami layani," aku yang jengah pun mengeluarkan pisau.

"Jika kalian tidak ingin mati ditangan ku, KELUAR!" kelima pelayan pun keluar tergesa-gesa.

"BAWAKAN AKU KAIN, DAN BENANG." Pekik ku karena mereka sudah berada dibalik pintu.

Setelah mandi aku pun keluar ruangan dengan membuka pintu dengan sangat kasar. Aku menghampiri Will yang sepertinya menunggu kedatangan ku. "Kau... Berikan aku baju yang tadi. Aku tidak suka baju ini. Apa kau mengerti!" Will memandang ku dari atas ke bawah, aku yang risih pun memukul kepalanya pelan, kepala pelayan yang memang berdiri disamping Will menatapku bengis. "Nona! Anda tidak boleh seperti itu. Jagalah kesopanan anda." Wah, wah, wah pria tua ini menantangiku.

"Oh ya? Padahal aku sudah menyelamatkan Duke tersayang mu ini? Atau calon Duke anak kedua itu yang kau sayangi?" sindir ku, wajah kepala pelayan pun kaget namun ia masih bisa mengontrol wajahnya, lumayan.

"Darimana ia tahu?" seperti itulah pemikiran pelayan tua ini. Sangat bisa ditebak sekali!

Will menarik tangan ku dan tangan kiri yang baru tumbuh itu melingkar dipinggang langsing ini. Wah, ia sedang mengukur tubuhku atau apa hah?! Aku yang sudah tidak kaget dengan adegan seperti ini hanya biasa saja. Ayolah sudah berapa kali aku katakan bahwa dunia ini tidak jauh dengan romansa hah? Mungkin saat pertama sekali aku SANGAT MENYUKAI, walau masih sedikit canggung ayolah aku seperti pelacur dengan laki-laki yang berbeda setiap kali masuk kedunia seperti ini.

"Thomas ia tunangan ku, kau lah yang masih harus menjaga tata krama mu disini apa kau mengerti?!" tegas Will, aku tersenyum remeh ke arahnya.

"Ternyata kau romantis juga." Bisikku ke Will yang dibalas tatapan tajam darinya. Will menarik tubuhku agar melangkah disampingnya, kami pun berada didalam taman yang sangat jauh dari kata indah.

"Apa ada orang mati disini? Taman mu seperti dibakar saja." Aku menghentak kecil kakiku merasa gatal karena digigit nyamuk. Gaun sialan! Aku kan tidak bisa memakai legging disini, lebih tepatnya tidak ada.

"Bukannya dibakar, hanya saja tidak bisa tumbuh." Aku menaikan alisku walau berunjung gagal.

"Ck, lebih baik kau buat kolam renang saja."

"Kolam seperti apa itu?"

"Kolam yang dikhususkan untuk kita berenang. Seperti kau membuat kan aku kolam yang dalamnya 3 sampai 6 meter untukku, maka aku akan berenang atau lebih tepatnya menceburkan diri dengan santai." Will menggangguk.

"Tapi itu bukan sikap seorang putri bangsawan!" sanggah Will saat mulai mengerti apa yang aku katakan.

"Kan aku hanya menjelaskan saja," bibirku mengerucut karena Will yang seenaknya menyanggah perkataan ku. Walau bak kamar mandi dikamar ku besar banget, tapi aku tidak bisa berenang bolak-balik.

Will menatap ku sejenak. "Bagaimana menurut mu tentang tempat tinggalku?"

"Menyedihkan." Ucap ku cepat tanpa berpikir.

||TBC||

DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang