12

1.5K 183 15
                                    

Yo! Bertemu lagi denganku di tengah ruangan bersama seorang pendeta untuk kami berdua mengucapkan janji suci terhadap Dewa. Will meremas pinggang ku seraya berbisik. "Jangan kau hancuran hari berbahagia ini." Aku mengangguk takut.

Will seperti membaca pikiran ku yang akan kabur menggunakan Sean atau Raizel. Setelah ikatan itu sudah terjalin kami mengelilingi ruangan itu hanya untuk menyapa. "Will~ aku lelah." Ia menatapku lama dan meninggalkan ku setelah mengecup keningku. Pipiku memanas karenanya, segera ku mencari kursi dipojok ruangan melepas sepatu tinggi ku ini.

Ku raih minuman anggur di meja sebelum ku teguk minuman ini terasa ada yang aneh. Seperti ada yang mencampuri minuman ini entah kepada siapa karena letaknya berada di tepi meja siapapun bisa mengambilnya, apa untuk menghancurkan pestaku?

Raizel bayangan Will menatapku dengan melotot. "jangan kau minum itu." Telinga elf itu asik bergoyang seakan ia panik dengan reaksi ku yang justru melekatkan bibir ke tepi gelas itu. Will langsung menoleh ku saat Raizel menyadarkannya.

Langkah Will melebar aku bergemetar takut padahal aku memiliki kekuatan yang lebih besar dari Duke muda itu. "Eta Aeril!" semua orang melihat ku saat Will membentakku dengan spontan aku meneguk minumannya, dan tersenyum polos.

Will berlari memelukku. "Muntah kan itu! Sekarang!"

"mana bisa seorang Duches bertingkah seperti itu, suami ku." Ucap ku tak mau kalah.

"Pengawal! Tutup semua pintu kekediaman. Periksa dari pelayan hingga bangsawan sekalipun!"

"Berani-beraninya kalian menganggu hari berbahagia ku dengan racun iblis itu?!" pekik Will marah. Reaksi seluruh tamu undangan pun panik tidak ada yang berani menyentuh air minum yang telah disajikan itu.

"berani-beraninya."

"ada yang mencari mati dengan Duke kita!"

Leher ku terasa panas, ah-ini efek minuman itu, apakah racun iblis memiliki efek yang seluar biasa ini?

"Will?" ujarku pelan kepadanya. Will menatapku khawatir.

"Sepertinya kau akan menjadi duda." Lalu semuanya pun gelap.

Di alam bawah sadar ku sendiri aku bertemu puluhan diriku didunia lain. "Hai." Ucap mereka bersamaan. Aku tersenyum canggung membalasnya karena mereka adalah aku dimasa lalu itu.

"A-apa kabar, huh?" salah satu wanita yang cantik itu menghampiriku. Shasa yang didalam novel ia akan mati mengenaskan dan aku mengikuti alur tersebut.

"Eta..." Aku mendekat pada Shasa. "Kenapa hanya aku yang tidak dicintai oleh orang lain? Sedangkan kau dicintai dengan rupa mu walau dengan kekuatan yang hebat." Lirihnya pelan. Aku berdengus meraih tangan kecil itu dan memeluk tubuh ringkih itu.

"maafkan aku. Aku tidak tahu harus melakukan apa karena itu pertama kalinya aku masuk kedunia seperti ini." Shasa menyeringai seakan ia menutupi luka.

Mereka semua mulai mengitari tubuhku, aku asik memutarkan tubuhku karena satu persatu dari mereka mulai merafalkan sesuatu. "Ini adalah dunia terakhir yang kau jejaki."

"Tugas mu masih belum terselesaikan." Langkah ku bergemetar seakan ada yang merantai kedua kaki ku. Aku berlutut darah mulai keluar dari kelompak mataku.

"SAKIT!" pekikku.

"WILL, LIAM, ZECK, ARSHAM, BARY!" aku mulai memekikkan nama-nama yang berarti untuk ku dimasa lalu. Menepuk dada dengan kuat. Namun tangan ku sudah terbuka lebar lagi-lagi ada yang menahannya.

Mereka-Aku yang dulu mulai berubah memakai baju hitam, untaian tali emas kecil menutupi wajah hanya menyisakan bibir indah itu. "Dewi!!!" aku meraung hebat saat mereka mengatakan aku adalah dewi.

DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang