20

1.5K 111 13
                                    

 "Sean, satukan kekuatan seluruh bangsa, katakan pada anubis untuk dunia bawah juga bersorak menyatukan kekuatan." Pancaran merah itu menyambar membelah caslte ini, para raksasa menjadi tameng untuk Hades.

"Pengecut heh?" Sean berseru, begitupun para binatang itu. Para naga mengibarkan sayapnya, mereka sudah lama tertidur. Aku terharu mereka mengingat kekuatan ibuku. "Terima kasih ibu."

"Serahkan hidup demi Dewi dan Dewa." Seruan itu terdengar dan Will mengecup keningku. "Aku tahu kau pasti bisa."

"Apa kau ingin hidup di dunia lain bersama ku?" ucap Will.

"Dunia bawah?" Will mengangguk sebagai jawaban. Mengapa tidak? Toh itu adalah tempat ibuku berada bukan.

"Sebelum itu mari kita menyelesaikan parasit ini dulu."

"Dengan cinta yang kuterima, dengan rasa yang kuterima, dengan raga yang butuhkan. Ada seseorang yang ku lindungi, ada sebuah bangsa yang menjadi tanggungan ku. Dewi Bulan sang menerang sinar ku. Sang Dewi Malam menyatu dalam kegelapan. AKU PERINTAH KAN KAU membunuh Hades, ayahku."

.

.

.

Sosok perempuan manis berlari kencang. "Ibu!" surai rambut yang panjang berwarna abu gelap itu menatap anaknya dengan senyuman yang lebar.

"Siera! Jangan berlari nanti jatuh." Sang anak tetap berlari hingga memeluk kedua kaki ibunya dengan erat.

"Ibu aku melihat manusia dibawah sana!!! Aku ingin bertemu dan memadu kasih, apakah boleh?" raut sendu ia tampak kan kepada Seira. Lengkungan bibir kebawah itu naik hingga matanya pun ikut tersenyum.

"Bisa." Satu jawaban itu membuat Seira memekik girang. "Kapan aku bisa turun bu!!"

"Ibu, akan izin ke ayah mu terlebih dahulu, sekarang tidur lah ini sudah malam." Hembusan angin menemani wanita cantik berkulit kekuningan ini dengan riang. Deheman suami nya membuat ia menoleh.

"Kora kenapa kau selalu saja di tempat anak itu."

"Jangan memulai perkelahian ini suami ku. Dia itu anakmu."

"Yang menyerap kekuatan kita berdua, hingga aku tak bisa melindungi mu dari kelarangan dunia." Batin Hades.

"Hades aku mohon izin untuk mu melepas putri kita Seira, ia ingin bertemu dan menempuh kehidupan disana, apa bisa?" Hades mencerahkan raut wajahnya. Ia benar-benar bahagia dengan kabar ini.

.

.

.

Petir-petir itu menyambar tanah bumi terasa begitu berguncang. Naga besar itu menggerakan kepalanya mulutnya terbuka. "kehancuran Takdir." Hades menoleh kearah naga itu menembak kan sebuah siluet cahaya putih kepadanya.

"Naga sialan." Naga tersebut tentunya tidak bisa menghindar karena besar tubuhnya sendiri saja sudah cukup membuat nya menjadi sebuah sasaran yang empuk.

Aku dan Will mulai bergumam dengan mantra kami masing-masing, hingga kilatan petir berwarna hitam keluar dari kekuatan kami yang saling beradu. Hades mencoba menahan serangan kami. Ia dengan kelima raksasa itu, dengan kekuatan 1000 makhluk suci dan kegelapan lainnya.

Aku akui ayah ku ini benar-benar kuat. Tidak sampai itu kekuatan suci juga aku miliki bukan? "HADES!" ia memandang ku.

"Kau mungkin ayah terbaik yang aku miliki hingga saat ini pun aku mengetahui bahwa kau hidup." Bola mata nya menyirat sebuah kekagetan, seakan ia tidak mengetahui bahwa anaknya juga memiliki secuil rasa sayang walau aku tidak mengenalnya dalam waktu yang lama.

Hades turun dari langit namun akar-akar itu tetap melindungi nya.

"Ayah menyayangi mu." Ia melepaskan pertahanannya hingga kekuatan ku menyerang dirinya hingga lenyap. Aku sudah tahu bahwa Hades akan bersikap seperti itu. "aku juga" lirih ku. Ku peluk erat tubuh Will dan mulai menangis tersedu-sedu.

Dengan ribuan makhluk yunani itu dilangit mengantarkan ku pulang ketanah kelahiran Will. Sontak para warga benar-benar merasa takut bersembunyi didalam rumahnya sambil melihat para teman kecilku ini sudah pulang atau tidak.

Pihak kekaisaran datang kepada kami, semua nya menundukkan dirinya pada kami, ku helus punggung Sean yang mengendong aku dan juga Will. Tiba-tiba saja ada sebuah batu permata didahi ku dan Sean berwarna ungu terang. Will memandang orang dibawah sana dengan angkuh.

"Hormat kami kepada Dewa dan Dewi semua semesta." Lagi-lagi lolongan itu menyambut perkataan itu. "kau sudah menghancurkan pencipta."

"Ia ayah ku. Bukan pencipta Will."

"Ya ya ya. Setidaknya halangan itu sudah kita selesaikan bukan?" aku mengangguk, telapak tangan Will menghelus pipi ku. Aku terhanyut dengan belaianya sungguh mengoda.

"Aku mencintaimu." Ujar Will lagi, aku membulatkan mataku. Ini memang bukan pernyataan yang baru kudengar. Tapi pernyataan cinta dari Will yang hilang ingatan. Tidak apa bukan jika aku membuat lembaran yang baru dengan nya, bu?

Para keluarga kaisar itu menjulurkan tangannya untuk membantuku turun, namun Will tidak membiarkan lelaki manapun menyentuhku. "Sudah Will, perang ini sudah usai."

Dibalik kerumunan yang ramai, ada seseorang wanita tua menghampiri kami dengan memengang sebuah tongkat. Tunggu aku mengenalnya?! "Mrs. Cater?"

"Hai?"

"Ke-kenapa kau berada disini? Apa kau baik-baik saja? Lalu bagaimana keponakan ku?"

"Tenanglah Eta, aku mengerti keresahan hatimu."

"Mereka mengkhawatirkan mu. Aku pencipta sesungguhnya." Tubuh ku menengang merasa tidak percayaa, kualihkan pandangan ku kesekeliling.

Kosong.

"WILL!!!"

"SEAN!!!" aku berada diruangan hampa, putih kosong menyiratkan kesendirian mendalam.

"Eta Aeril aku akan meanugrah kan mu kekuatan abadi, dari kehidupan mu yang lampau hingga yang akan datang memberi mu jalan keluar yang hebat, kau dan suami mu menjadi salah satu pemilik dari semesta atas perwakilanku."

"Ke-kenapa aku?"

"Kau adalah orang yang baik Eta, kau pantas menerima kebaikan sekecil ini, untuk turunan mu yang dalam bahaya, seluruh semesta akan melindunginya. Salam ku kepada Dewa, selamat tinggal Dewi. Ini lah kehidupan terakhirmu yang tak akan ada akhirnya."

"Apa itu kutukan?" Mrs. Cater menggeleng.

"Kau manusia yang Spesial Eta, lebih dari yang kau bayangkan."

END

Makasih semuanya atas dukungan kalian, ga terasa ya waktu terus berjalan. hai boleh aku sedikit cerita? ini milik teman ku. dia putus kuliah karena lingkungan perkuliahan yang minus. depan2 mahasiswa lain dia mengatakan hal buruk untuk mental health aku benar-benar benci itu, pagi ini dia berniat bunuh diri, sudah dilakukan dan Alhamdulillah selamat. saat orang tua dia datang cuman maki-maki dia, dosen yg udah omongin dia jd sok baik jgn gitu bu, pak. SEE... aku trauma dilingkungan kampus ku dengan apa yang terjadi sekarang. 

untuk kalian, rengkuh teman-teman kalian ya. kita engga tau semenderita apa mereka.:)


SALAM YAYA makasih sudah mampir dicerita gaje, ga menarik, berlebihan. ily, selamat puasa. ily all. tunggu cerita selanjutnya ya. 


hari ini aku mau doa kalian untuk teman2 kita yang mengalami mental health bahkan diri kalian sendiri, sayangi ya. aku mau nerima keluhan dan makian kalian. chat aku. jangan ragu.


DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang