3

410 57 4
                                    

Hari ini akhir pekan, lia bangun cukup siang. Badannya lelah sekali karena seminggu ini terlalu banyak lembur. Dia meraih ponsel di nakas, membuka beberapa pesan penting dari rekan kerjanya.

Walaupun lia sudah bangun sejak tadi dia masih nyaman berguling di atas kasur, dia menatap layar ponselnya yang menampilkan drama sekarang. Meski lia tidak teralu menyukai drama tapi dia bisa saja tiba-tiba menonton jika dirasa ceritanya menarik. Jangan katakan apapun padanya jika tiba-tiba dia berhenti menonton di tengah cerita dan tidak mengikuti alur drama itu lagi, pekerjaannya memaksanya fokus sehingga membuatnya lupa cerita drama yang kemarin-kemarin dia tonton.

Tok tok tok..

"Lia kau belum bangun?" teriak renjun dari luar. Lia hanya diam malas menjawab.

"Aku sudah buatkan sarapan, makanlah selagi hangat. Cepat bangun" pintu kamar di ketuk semakin keras.

Mendengar kata 'sarapan' lia bergegas ke kamar mandi untuk membasuh muka, udaranya dingin dia akan mandi nanti saja.

"Kau baru bangun?" tanya renjun saat lia keluar dari kamar.

"Tidak, aku malas jadi aku hanya tiduran" jawab lia meringis.

"Ayo sarapan" lia duduk untuk menikmati sarapan pagi ini. Tidak ada pembicaraan saat mereka makan, keduanya khusuk menikmati menu sarapan yang tersedia.

Setelah selesai lia mencuci piring kotor bekas mereka berdua, renjun sudah ada di ruang tengah menyalakan TV. Tapi jangan salah, fokusnya tetap pada ponsel yang dia pegang. Tolong jangan ditiru, ini namanya pemborosan listrik.

"Kalau tidak di tonton matikan saja tv-nya" ucap lia yang menghampiri renjun.

"Tadinya aku tonton kok, tapi temanku menghubungi tadi jadi aku sedang membalas pesannya" jawab renjun.

Lia duduk dan menonton TV, dia menekan remote control mencari acara yang menarik. Dia memang jarang menonton TV, bisa di katakan hampir tidak pernah setelah dia sibuk bekerja. Dia jadi berfikir, apa gunanya TV yang ada di apartemennya selama ini?

"Temanku akan ke sini" ucap renjun.

"Apa?" ucap lia kaget, "renjun kau kan sedang menumpang, bisa-bisanya membawa tamu kemari. Tidak boleh" jawab lia pasti.

"Sebentar saja, dia ada di dekat sini. Lagi pula kau pernah bertemu dengannya dulu"

"Siapa? laki-laki? Perempuan?" tanya lia penasaran, tidak banyak teman renjun yang dia kenal tapi ada beberapa tidak sengaja bertemu dulu.

"Laki-laki, namanya haechan"

"Ooo.. " ucap lia mencoba mengingat "tunggu, laki-laki. Kau ini, aku bahkan belum mandi sekarang" lia berlari menuju kamar dan bergegas mandi, renjun mengelengkan kepala melihat tingkah lia. Fokusnya kembali pada layar ponsel.

Setelah mengirim alamat apartemen pada haechan, tak lama bel apartemen berbunyi.

Renjun melihat wajah haechan dari intercom dan segera membukakan pintu.

"Untung aku bisa cepat menemukan alamat apartemennya, letaknya strategis mungkin aku bisa membeli unit disini untuk aku tinggali bersama somi nanti" ucap haechan.

"Masuklah" renjun melangkah masuk diikuti haechan.

"Kau duduk dulu, mau minum apa?" tanya renjun.

"Terserah asal jangan air putih" jawab haechan tersenyum. Dia menuju sofa dan duduk.

Renjun mengambil minuman soda kaleng yang ada di kulkas untuk haechan dan membawanya ke ruang tengah.

SWEET ROOMMATE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang