12

227 39 2
                                    

Lia merasa sangat canggung sekarang, wendy duduk disampingnya sedangkan chanyeol ada di seberang, tepat di depan wendy. Chanyeol dan wendy beberapa kali mengobrol membicarakan kegiatan masing-masing sebelum mereka bertemu di tempat ini.

Makanan mereka datang dari tadi, tapi lia hanya memakannya sedikit. Situasi seperti ini tidak pernah dia bayangkan, andai saja dia lebih keras menolak ajakan wendy untuk makan bersama tadi, dia pasti bisa terlepas dari suasana canggung seperti ini.

"Lia, kau tidak suka makanannya?" tanya wendy melihat lia yang lebih banyak diam dan terlihat tidak berselera makan.

"Tidak bibi, makanannya sangat enak" jawab lia tersenyum lalu melanjutkan makannya. Lia sadar jika perilakunya sudah sangat tidak sopan.

"Sayang, lia ini kekasih dari renjun. Mereka berdua sangat serasi kan?" ucap wendy pada chanyeol.

"Benarkah? Berarti sebentar lagi keluarga mereka akan segera melangsungkan pernikahan yang mewah" sahut chanyeol tersenyum memandang lia.

"Kau tau? Renjun belum mengajak lia bertemu orang tuanya" ucap wendy lagi, mukanya terlihat sedikit kecewa.

"Bibi, bukan seperti itu. Lia yang belum siap bertemu mereka, lia merasa masih belum pantas" jawab lia.

"Kau sangat baik, sikapmu juga sangat sopan. Jika paman dan bibi orang tuanya kami akan langsung setuju" ucap chanyeol.

Lia terdiam mendengar ucapan chanyeol dan wendy. Jika saja renjun tidak memutuskan untuk berpisah darinya, lia juga pasti sudah siap untuk bertemu dengan orang tua renjun sekarang. Tapi, itu hanya sekedar impian yang mungkin tidak akan pernah terwujud.

"Kalian sedang tidak ada masalah kan?" tanya wendy.

"Tidak bibi. Renjun pria yang baik kami bahkan jarang sekali bertengkar" lia terdiam. "Kecuali saat dia memutuskan untuk meninggalkaku tiba-tiba" lanjut lia dalam hati.

"Renjun, kau kemana saja?" lia berlari memeluk renjun saat pria itu datang ke apartemen. Sudah cukup lama renjun tidak bisa dihubungi membuat lia merasa cemas. "Aku merindukanmu" ucap lia dalam dekapan renjun.

Renjun membawanya duduk di ruang tengah, wajahnya sangat kusut. Dia terlihat sedang banyak pikiran.

"Kau mau aku ambilkan minum?" tanya lia, renjun menggeleng dan kembali menenggelamkan lia kedalam pelukannya.

"Kau sedang banyak masalah? Bertengkar dengan appamu lagi?" tanya lia hati-hati.

"Aku mencintaimu, tidak ada yang bisa mengubah perasaanku padamu." ucap renjun, membuat lia menatapnya.

"Aku tau, aku juga sangat mencintaimu" keduanya tersenyum saling memandang.

"Jika aku pergi, apa kau akan tetap mencintaiku?" tanya renjun membuat lia bingung dengan peryanyaannya.

"Kau mau pergi kemana?" pikiran lia sudah membayangkan hal yang tidak-tidak.

Renjun mendekatkan wajahnya, menyatukan hidung keduanya. Tangannya merengkuh wajah wanita yang kini terlihat khawatir dengan pertanyaannya tadi.

"Aku sungguh tidak ingin melihatmu terluka karena keputusanku" renjun memejamkan matanya, dia memiringkan wajahnya dan mengecup lembut bibir lia lembut.

"Aku sungguh tidak ingin melakukan ini" lanjut renjun saat pungutannya terlepas, air matanya jatuh. "Maafkan aku lia, aku harus mengakhiri hubungan kita" lia terkejut.

"Kau sedang bercanda padaku?" tanya lia mencari jawaban lewat mata renjun.

Renjun menggeleng pelan, menatap pedih wajah lia yang kini memerah menahan tangis.

"Tapi kenapa? Apa aku melakukan kesalahan?"

"Tidak, aku yang salah disini karena tidak bisa mempertahankan hubungan kita" ucap renjun menenangkan lia.

"Lalu kenapa kita harus berpisah, kenapa kau harus meninggalkanku?" lia mulai terisak.

"Aku tidak bisa mengatakan alasannya sekarang, tapi aku janji akan mengatakan semuanya padamu nanti jika waktunya tepat" ucap renjun lalu berdiri, melangkah menuju pintu keluar, lia berdiri mencoba menahan renjun.

"Renjun kau tidak boleh pergi, jelaskan dulu padaku" teriak lia terisak mencoba menahan tubuh pria itu.

Renjun melangkah ke luar apartemen,  "maafkan aku lia"

"Kau pria brengsek, aku membencimu" teriak lia yang kini jatuh berlutut di lantai melihat kepergian renjun.

"Lia" panggil wendy membuat lia tersentak.

"Iya bibi" jawab lia setelah tersadar dari lamunannya. Dia sekarang jadi sering melamun memikirkan renjun, kenapa pria itu jadi lebih sering muncul di pikirannya tiba-tiba?

"Paman dengar dia tinggal bersamamu sekarang" ucapan chanyeol membuat lia terdiam.

"Sayang" ucap wendy pada chanyeol, dia merasa perkataan suaminya itu akan membuat lia tidak nyaman.

"Benar paman, lia bahkan sudah sering menyuruhnya untuk pulang dan menyelesaikan masalahnya baik-baik, entah apa yang membuat dia bersikeras untuk tetap tinggal di apartemen. Lia khawatir jika orang tuanya akan mengira lia yang menahan renjun untuk tidak bertemu mereka. Jika lia bertemu mereka, lia pasti akan dipandang sebagai wanita yang buruk kan" ucap lia menunduk.

"Tidak sayang. Jangan berfikiran terlalu jauh" wendy meraih tangan lia dan tersenyum.

"Maafkan paman karena mengatakan itu" ucap chanyeol menyesal.

"Tidak paman, lia mengerti. Renjun masih memiliki kedua orang tua, lia sering bilang padanya untuk selalu merasa bersyukur karena masih memiliki mereka. Lia takut jika dia akan merasa menyesal jika sudah tidak bisa memiliki orang tua lagi seperti yang lia rasakan. Tapi renjun sangat keras kepala, sangat sulit untuk membujuknya" ucap lia tersenyum.

"Benar sekali, anak itu sangat keras kepala dan tidak mau mendengarkan ucapan appanya" ucap chanyeol tidak bisa menahan rasa kesalnya. "Mm appa renjun selalu bercerita seperti itu pada paman" ucap chanyeol karena lia yang memandangnya bingung.

Mereka kembali menikmati makanan mereka tanpa banyak mengobrol lagi, lia ingin segera pulang rasanya.

"Paman dan bibi akan mengantarmu pulang, karena supir paman sudah pulang terlebih dahulu tadi" ucap chanyeol setelah menyelesaikan makan mereka.

"Tidak paman, lia bisa naik bus dari sini" tolak lia, dia tidak ingin merasakan suasana canggung lebih lama.

"Kalau kau tidak mau kami antar tidak masalah, tapi kenapa harus naik bus? Apa renjun tidak menjemputmu?" tanya wendy.

"Dia sedang sibuk bekerja bibi, lia tidak bisa selalu menyusahkannya kan. Lagi pula lia sudah terbiasa menggunakan transportasi umum untuk pergi kemanapun" jawab lia.

"Renjun sangat beruntung memiliki kekasih yang pengertian sepertimu. Tapi kali ini kau tidak bisa menolak kami, paman dan bibi akan antarkan kau sampai apartemen" putus chanyeol.

"Tapi.. "

"Kau masih merasa canggung dengan kami? Lia paman dan bibi sudah menganggapmu sebagai putri kami, kami akan merasa senang jika kau juga menganggap kami seperti kedua orang tuamu sendiri" ucap wendy.

Lia terdiam, lagi-lagi dirinya tidak bisa menolak permintaan wendy. Perasaan kasih sayang yang wendy berikan terasa tulus bagi lia.

Chanyeol dan wendy menunggu jawaban lia, lia mengangguk setuju.

"Terima kasih paman dan bibi, lia sangat senang bisa bertemu orang sebaik kalian" lia membungkuk sopan.

"Kalau begitu ayo kita pulang, hari akan semakin malam, kalian berdua pasti lelah karena sudah berkeliling untuk belanja" ucap chanyeol memimpin langkah mereka menuju mobilnya yang terparkir. Wendy mengikutinya dengan menggandeng lengan lia, lia tersenyum merasakan ketulusan yang chanyeol dan wendy berikan.

🏠🏠🏠



Canggungnya berasa sampai sini li, maafkan author ya wkwk...

Happy weekend semua...


🌵🌵🌵

SWEET ROOMMATE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang