"Lia" lia menoleh, dia mengepalkan tangannya erat melihat sosok yang sangat dirindukannya berdiri di hadapannya sekarang.
Mata mereka terpaut, saling mengungkapkan kerinduan diantara keduanya. "R-renjun" Lia mengerjapkan matanya masih tidak percaya bahwa yang berdiri dihadapannya sekarang adalah renjun.
"A-aku melihatmu berdiri sendirian disini, aku kira aku salah orang. Tapi ternyata ini memang kau" ucap renjun tergagap, dia senang bisa melihat lia lagi. Rasanya renjun ingin langsung memeluk lia, tapi dia ingat saat terakhir kali dia bertemu dengan lia. Wanita itu mungkin tidak suka jika melihatnya lagi.
Keduanya terdiam tenggelam dengan pikiran masing-masing. Kata orang mata adalah jendela hati seseorang, tapi tidak semua orang pandai membaca apa yang tergambar di dalam mata orang lain.
Terkadang apa yang kita pikir benar bisa jadi bukanlah kebenaran, begitu juga sebaliknya. Tapi keduanya masih tetap mempertahankan apa yang dipikirnya benar dan enggan mengungkapkan perasaan masing-masing.
"Mm.. kau sendirian?" tanya renjun gugup. Pertanyaannya tentu saja hanya sebuah basa-basi, dia tau jika lia datang kesini bersama somi.
"Aku bersama somi datang kemari tapi dia pergi ke toilet sekarang" jawab lia, hatinya tidak bisa berbohong sekarang. Dadanya berdebar lagi saat berdiri di depan renjun, lia harus bisa menahan dirinya.
"Aku bertemu dengannya tadi, dia sedang bersama haechan"
"Apa? Lalu bagaimana denganku" lia membuka ponselnya mencoba menghubungi somi. "Dia berjanji untuk menghabiskan waktu bersama di hari ulang tahunku tapi dia malah meninggalkanku sendirian" gumam lia sambil menghubungi nomor somi, tapi tidak diangkat oleh somi.
Renjun tersenyum, dia teringat bahwa hari ini tepat ulang tahun lia. Somi dan haechan mempersiapkan semuanya agar dia dan lia bisa menghabiskan waktu berdua. Renjun tentu saja merasa senang karena melihat wanitanya berada dihadapannya sekarang. Baiklah, kita lupakan semua yang sudah berlalu, renjun hanya ingin menghabiskan waktu bersama lia-nya hari ini.
"Ayo" renjun meraih tangan lia dan menariknya ke sebuah antrean. "Kau ingin naik ini kan, aku akan menemanimu menaikinya"
"Renjun aku malu jika harus naik komedi putar lagi" ucap lia lirih.
"Kenapa? Karena kita sudah dewasa? Apa permainan hanya ditujukan untuk anak-anak? Orang dewasa juga berhak menikmati permainan, mereka membutuhkannya untuk menghilangkan penat setelah lelah bekerja" ucap renjun.
Lia terdiam mendengar jawaban renjun, antrean mereka semakin dekat, dalam hati lia merasa senang bisa menaiki komedi putar lagi. Lia tersenyum memandang wajah renjun yang berdiri disampingnya, biarkan hari ini saja. Dia ingin menghabiskan hari ini bersama renjun, bahkan jika ini akan menjadi kenangan terakhir mereka seperti kenangannya dengan orang tuanya, lia akan tetap akan merasa bahagia karena bisa mengingat hal manis bersama renjun.
"Ayo naik" giliran mereka telah tiba, mereka duduk di kuda yang bersebelahan.
Komedi putar yang mereka naiki mulai bergerak, lia tersenyum mengenang ingatan kecilnya dulu. Disampingnya juga ada renjun, dia akan membuat kenangan yang Indah sebelum hari ini berakhir.
Renjun meraih tangan lia, "kau terlihat sangat senang?"
"Kau tidak senang?"
Renjun tersenyum, "apa mukaku terlihat tidak senang sekarang?" Keduanya tersenyum, renjun merekam senyuman Indah lia di ingatannya dengan jelas.
Setelah menaiki komedi putar mereka berdua berkeliling di semua area taman bermain dan menaiki semua wahana yang mereka lihat. Keduanya benar-benar ingin menghabiskan hari ini tanpa membahas pertemuan mereka terakhir kali. Tangan keduanya terpaut tanpa ada yang ingin melepaskan.
"Renjun, kita naik apa lagi?" tanya lia setelah keduanya turun dari wahana roller coaster.
"Kau tidak lelah, kita makan dulu sebelum melanjutkan misi kita. Sekarang sudah siang, kau tidak boleh melewatkan makanmu" ucap renjun.
"Baiklah, kita cari makan disana saja" keduanya menuju food court yang terdapat di taman bermain. Ada banyak sekali makanan ringan yang dijual disana. Renjun dan lia memilih untuk makan makanan berat saja, agar tenaga mereka kembali pulih.
"Bibi kami pesan bibimbap, jamppong, kimbab dan minuman soda dua" ucap lia. "Kau masih suka jjamppong?" tanya lia.
"Aku suka apapun" jawab renjun.
Mereka makan dengan berbincang banyak hal, tapi tidak membahas pertemuan terakhir mereka yang menyakitkan. Keduanya sama-sama menghindari pembahasan yang bisa jadi akan menghancurkan moment mereka kali ini, mereka hanya ingin menciptakan moment yang indah hari ini.
"Waah kenyang sekali" ucap lia setelah menghabiskan makanannya dan menegak habis minumannya.
"Kita duduk sebentar lalu kita lanjutkan naik wahana yang belum kita coba" ucap renjun.
"Kira-kira somi ada dimana ya? Apa mereka berdua sudah pulang?" hari sudah menjelang sore wajar saja jika lia berfikir somi dan haechan sudah pulang.
"Entahlah" jawab renjun yang benar-benar tidak tahu keberadaan dua cupid itu. Mereka seperti cupid bagi hubungan renjun dan lia, renjun harus memberi mereka hadiah nanti. "Kau mau ice cream?" lanjut renjun.
"Kau tahu aku tidak pernah bisa menolak makanan yang satu ini" jawab lia.
Keduanya tertawa, "baiklah aku belikan dulu untukmu, kau disini saja" renjun meninggalkan lia yang duduk di tempat mereka makan tadi.
Renjun menuju kedai ice cream yang ada di taman bermain dan membeli ice cream coklat kesukaan lia. Suasananya memang cukup ramai jadi renjun harus mengantre untuk bisa mendapatkan ice cream.
"Renjun oppa" suara yang renjun kenal memanggilnya, renjun menoleh ke sumber suara.
"Kalian? Dari mana saja?" somi dan haechan menghampiri renjun.
"Kami juga berkeliling tadi, rasanya sangat seru melihat banyak sekali orang yang datang dengan pasangan mereka dan berjalan dengan bergandengan tangan seperti ini, iya kan sayang?" ucap haechan sambil mempraktekan tangannya yang menggenggam tangan somi erat.
Renjun malas meladeni, dia tau haechan sedang membicarakannya. Pasangan itu terkekeh melihat ekspresi renjun.
"Bagaimana? Apa kalian sudah saling mengungkapkan perasaan kalian?" tanya haechan.
"Perasaan siapa? Lia pasti membenciku. Dia mau bersamaku sekarang karena mungkin dia tidak ingin menghabiskan hari ulang tahunnya sendirian" jawab renjun.
"Ya ampun oppa, kau bodoh ya?" somi terbelalak mendengar jawaban renjun. "Kau pikir seseorang mau menghabiskan waktu di hari ulang tahunnya dengan orang yang di bencinya? Apa kau tidak melihat wajah lia eonnie yang bahagia saat bersamamu?"
Renjun terdiam, dia berfikir jika yang di katakan somi mungki saja benar, "somi, Lia.. "
"Iya, lia eonnie masih mencintaimu, oppa juga mencintainya. Untuk itu kami mengatur semuanya agar kalian bisa mengungkapkan perasaan kalian. Dasar laki-laki semuanya tidak ada yang peka" somi merasa kesal pergi meninggalkan renjun dan haechan.
"Somi" teriak haechan. "Ya ampun. Kesempatanmu hanya kali ini, jika kau tidak mengungkapkannya, kau benar-benar kehilangan lia selamanya. Ini kunci mobilku, pakai ini untuk mengantar lia pulang" ucap haechan cepat.
"Somi tunggu oppa" haechan berlari mengejar somi yang sudah berlalu.
Renjun tersenyum, apa benar dirinya masih punya kesempatan? Lia masih mencintainya? Renjun meraih ice cream yang hampir mencair dan kembali ke tempat lia menunggunya. Dia pasti marah karena dia membawa ice cream-nya yang sudah mencair sebagian.
🏠🏠🏠
Marry Christmas🎄❤️❤️❤️
🌵🌵🌵
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET ROOMMATE [END]
FanfictionTinggal bersama satu atap, apa bisa menumbuhkan rasa cinta mereka kembali? Renjun & Lia