19

199 38 1
                                    

Suara klakson di belakang mobil renjun membuatnya tersadar dari lamunan. Lampu merah sudah berganti warna menjadi hijau, renjun menjalankan mobilnya lagi mencoba untuk fokus pada jalanan di depannya.

Lima menit ke mudian renjun sudah sampai di kediamannya. Iya, karena lia yang sudah memintanya untuk tidak tinggal di apartemennya lagi, kini dia kembali ke rumah orang tuanya.

Setelah memarkirkan mobilnya di garasi, renjun melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.

"Renjun" wendy yang melihat putranya datang merasa heran.

Renjun tidak menyahut panggilan eommanya itu dan langsung menuju kamarnya di lantai dua.

"Ada apa dengannya?" gumam wendy.

Tak lama kemudian muncul sang suami yang baru pulang dari kantor.

"Chanyeol, renjun kembali ke rumah, apa kau tahu apa yang terjadi padanya?" wendy menghampiri chanyeol yang kini duduk di ruang keluarga.

"Entahlah, pekerjaannya di kantor juga berantakan. Sepertinya terjadi sesuatu antara renjun dan lia" tebak chanyeol.

"Biar aku temui dia dulu di atas" wendy melangkahkan kakinya menuju kamar renjun.

Wendy mencoba membuka kamar renjun, tapi pintu kamar itu terkunci. Wendy berusaha untuk mengetuk pintu kamar renjun berharap putranya mau bicara dengannya.

"Renjun, ini eomma sayang" tidak ada jawaban dari dalam. "Kau sudah makan? Buka pintunya sebentar sayang, eomma ingin bicara denganmu"

Dari dalam terdengar suara langkah kaki dan kunci pintu terbuka, renjun membuka pintu kamarnya. Wajahnya terlihat murung.

Wendy masuk ke dalam kamar putranya itu dan duduk di samping renjun.

"Kau ada masalah?" wendy mengusap kepala putranya yang tertunduk.

"Hanya masalah kecil eomma" jawab renjun menampilkan senyum tipisnya.

Wendy membalas senyum putranya itu. "Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Tenangkan dirimu dan pikirkan jalan keluar yang tepat, eomma akan selalu di sampingmu" ucap wendy.

"Terima kasih eomma. Eomma selalu menjadi eomma yang terbaik untuk renjun" ucap renjun memeluk eommanya itu.

"Kalau begitu kita makan malam bersama. Kau pasti belum makan kan? Eomma tidak ingin kau sakit" ajak wendy.

Renjun mengangguk menyetujui ajakan eommanya. Dia tidak bisa melihat raut sedih eommanya jika dia menolak keinginannya.

Keduanya menuju ruang makan dan duduk berhadapan. Chanyeol datang bergabung setelah membersihkan badannya.

Ketiganya makan dengan tenang, tidak ada yang membuka percakapan diantara ketiganya sampai makan malam itu berakhir.

"Renjun, bagaimana kabar lia?" tanya chanyeol setelah selesai meneguk air putih di gelasnya.

Renjun menoleh menatap appanya itu, "baik appa, dia sangat baik" jawab renjun.

"Appa tahu, terjadi masalah diantara kalian berdua. Jika tidak, mana mungkin kau pulang seperti ini" ucap chanyeol lagi.

"Sayang, jangan menekan renjun seperti itu. Dia harus menenangkan pikirannya agar masalahnya cepat selesai" ucap wendy menengahi.

"Padahal appa sudah menyiapkan acara yang besar untuk pernikahan kalian, tapi malah muncul masalah seperti ini. Apa perlu appa turun tangan?" tanya chanyeol.

"Tidak perlu appa, renjun akan segera menyelesaikan masalah ini. Appa dan eomma tidak perlu ikut campur" renjun berdiri dari duduknya. "Renjun ingin istirahat duluan. Selamat malam" renjun kembali ke kamarnya.

SWEET ROOMMATE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang