24

232 41 0
                                    

Hari sepertinya berlalu lebih cepat, tidak terasa kini sudah di penghujung musim panas. Lia membuka tirai jendela kamarnya menghirup lebih banyak udara segar di pagi hari.

Jam sudah menunjukan pukul 7 pagi. Lia bergegas mandi, jarang sekali dihari libur seperti ini dia mandi pagi, tapi hari ini renjun bilang akan datang ke apartemen.

Setelah kejadian di taman bermain terakhir kali mereka belum sempat menghabiskan waktu bersama lagi, keduanya sama-sama sedang disibukkan dengan pekerjaan masing-masing. Apalagi renjun, dia bilang dirinya sudah diangkat sebagai direktur di perusahaannya, lia tidak bisa memaksakan diri untuk selalu bertemu dengannya kan?

Lia menatap bayangannya di cermin dan mulai merapikan rambutnya. Dia bergegas keluar kamar saat bel berbunyi. Siapa yang datang? Jika itu renjun dia akan langsung masuk bukan?

Lia menuju pintu dan membukanya. Hal pertama yang lia lihat adalah sekumpulan bunga yang menutupi wajah seseorang yang sekarang berdiri di depan pintu.

Lia tersenyum menyadari orang yang berdiri di depannya adalah renjun. "Renjun, kenapa tidak langsung masuk saja?"

Renjun menurunkan bucket bunga dan menampakkan wajahnya yang tertawa. "Bagaimana kau tau?" renjun bertanya-tanya.

"Mudah saja, kau bilang hari ini akan datang. Ayo masuk" jawab Lia tersenyum tipis.

"Pegang ini, bunganya untukmu. Tadi ada diskon di toko bunga pinggir jalan, jadi aku bawakan untukmu" renjun memberikan bunga yang di bawanya.

"Ya ampun, perkataanmu sama sekali tidak romantis" lia menerima bunganya dan berjalan masuk. Renjun mengikuti lia sambil terkekeh.

Lia menyusun bunganya di sebuah vas bunga agar bunganya tetap segar. Renjun berdiri di samping lia memperhatikan apa yang dilakukan wanita itu.

"Cantik sekali" lia selesai menyusun bunganya.

"Kau lebih cantik" ucap renjun.

"Jangan menggodaku!" ucap lia membawa bunganya ke ruang tengah dan meletakannya di meja.

"Kau sudah sarapan?" tanya renjun dari dapur.

"Belum, kau belum sarapan juga?" lia menghampiri renjun yang kini membuka kulkas. Jarang sekali pria ini melewatkan sarapannya.

"Bagus. Banyak sekali bahan makanan di kulkasmu. Aku akan buatkan sarapan untukmu, aku juga belum makan apapun saat datang kemari" ucap renjun.

"Tidak boleh" lia menarik renjun untuk duduk di meja makan. "Kau belum tahu ya kalau aku sudah belajar memasak? Aku bisa memasak beberapa makanan sekarang. Kau duduk saja biar aku yang memasak sekarang" lia memakai celemek dan mulai mengeluarkan beberapa bahan dari kulkas.

Renjun menuruti perintah Lia untuk duduk di tempat makan, dia tersenyum memperhatikan lia yang bergerak kesana kemari saat memasak. Renjun masih tidak percaya hubungangannya dengan lia kembali seperti dulu lagi, rasanya masih seperti mimpi baginya.

Renjun merasa kurang yakin dengan yang dilakukan wanitanya itu bergegas mendekati lia yang kini sibuk mengaduk nasi goreng yang hampir matang. "Waah nasi goreng kimchi?" renjun berdiri di belakang lia dan melihat apa yang sedang lia lakukan.

"Renjun kau duduk saja di sana, makanannya tidak akan cepat matang jika kau menggangguku memasak" lia tetap fokus dengan masakannya.

"Kau lupa jika aku juga pandai memasak? Aku akan membantumu" renjun meraih tangan lia yang sedang sibuk mengaduk. Bergerak seirama dengan tangan Lia mengaduk nasi goreng yang hampir matang.

Lia terkekeh, "ini bukan membantu renjun, bilang saja kalau kau mau memegang tanganku"

Renjun ikut tertawa karena niat yang sebenarnya sudah diketahui lia.

SWEET ROOMMATE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang