Haii aku up lagi!
JANGAN LUPA VOTE + KOMEN!!***
Aurora dan Theya memasuki kantin. Saat mereka memasuki kantin banyak orang yang membicarakan mereka terutama Aurora, Karena biasanya seorang Aurora mana mau menginjakan kaki nya ke kantin, dia lebih sering memakan bekal nya di kelas. Apalagi Aurora datang tidak sendirian tetapi dengan Theya.
Eh tumben banget tuh Anak ansos ke kantin
Iyaa, mana bareng temen lagi. Bukannya dia gak punya temen?
Hari ini si Aurora bener bener aneh banget. Tadi pagi berangkat bareng Farrel eh sekarang ke kantin dan Bareng sama Theya lagii
Ho'oh tuh aneh bangett
Ucap Siswa Siswi di kantin, karena Mereka sungguh merasa heran dengan sifat dan kelakuan Aneh Aurora hari ini yang terkesan sungguh berbeda dari biasanya. Namun sang empu yang di bicarakan malah terlihat santai duduk di salah satu bangku kantin sambil menunggu Theya yang sedang membeli makanan untuk Mereka berdua.
"Lebay banget sih mereka, cuma karena prilaku gue berubah sedikit aja udah langsung gempar satu sekolah" ucap Aurora malas.
Tiba tiba terdengar suara Seseorang memanggil namanya.
"Ra..." panggil orang itu, membuat Aurora menoleh untuk melihat siapa yang memanggil nya.
"E-eh, iya k-kenapa kak?" jawab Aurora kaget dan gugup saat mengetahui bahwa orang yang memanggil nya Adalah Ardella/Della atau Si Famale Lead. Karena seingatnya tidak ada Adegan seperti ini, Apakah ia sudah merubah sedikit Alurnya?
"Aku sama yang lain boleh ikut gabung di sini gak? Soalnya bangku lain udah penuh " tanya Della
"i-iya kak duduk aja" ucap Aurora ragu, ia takut kalau ia duduk bersama tokoh-tokoh penting di Novel nanti bisa saja ia membuat kesalahan yang membuat hidupnya sial, itu sangat mengerikan.
"Makasih ra" ucap Della, lalu ia duduk bersama kedua teman perempuan nya, dan juga disitu ada Arion, Gerald Male Lead, dan keempat teman dari Arion & Gerald yaitu Gilang, Vero, Reza aka Eja, Deno.
"Lah kok rame?" kaget Theya saat ia baru sampai di meja yang ditempati Aurora tadi.
"Iya, Aku sama yang lain ikut gabung disini ya, soalnya meja lain udah penuh semua. gak apa-apa kan?" tanya Della kepada Theya
"Iya kak gak papa" jawab Theya mengiyakan saja lalu ia duduk di samping Kiri Aurora dan memberikan makanan yang di pesan gadis itu.
"Ej, Den, Sana kalian pesen makanan buat kita semua" suruh Gilang.
"Dih lo aja sono, gue males" ucap Eja
"Udah sana cepetan pesen makanan, gausah banyak bacot!" Perintah Gerrald datar dan tegas.
"Iya iya bos, ini mau di beliin. Makanannya kaya biasanya kan?" lalu di jawab anggukan oleh mereka. lalu setelah mendapat jawaban Eja dan Deno pergi ke stand penjual makanan untuk membeli pesanan teman-temannya.
Aurora dan Theya sibuk makan tanpa memperdulikan Gerald beserta teman-temannya.
Arion yang duduk di samping Kanan Aurora sungguh merasa kesal karena sedari tadi Aurora benar-benar tidak memperdulikan kehadirannya bahkan untuk menatap ia yang berada di sampingnya saja, Aurora enggan. padahal biasanya Aurora selalu mencoba mendekatinya, misalnya Mengajak berangkat bersama, menyuapi Arion, Bermanja ria dengannya walaupun selalu ditolak mentah-mentah olehnya. Tetapi sekarang sikap Adik perempuan nya itu sangat berbeda dan itu malah Membuat Arion kesal entah mengapa, seharusnya ia senang karena sudah tidak ada yang menggangunya lagi namun malah ia merasa kehilangan sesuatu setelah sifat Aurora berubah.
"Ra, lo gak ada niatan pengen nyuapin gue kayak biasa nya?" tanya Arion menuruni gengsinya. ia sudah tidak tahan karena di cuekin terus Oleh Aurora.
Pertanyaan yang keluar dari mulut Arion membuat orang di meja ini Menganga, karena setahu mereka Arion tidak suka dengan kehadiran Aurora, namun ini apa? Seorang Arion lelaki dingin tak tersentuh meminta disuapin oleh adik yang selalu ia abaikan?
"Ngapain? biasanya juga kalau gue suapin lo gak mau, Sekarang malah sok-sokan minta gue suapin" jawab Aurora sembari menatap sinis Arion. Ia sungguh muak dengan tingkah tidak jelas kakak kandung dari Aurora ini.
Hati Arion sungguh sakit mendengar kalimat sinis keluar dari mulut Adik perempuan nya itu, bahkan Adiknya itu sudah tidak lagi memanggil nya dengan embel-embel 'Abang' dan nada yang lembut, bahkan Aurora sekarang berani bicara Lo - Gue kepadanya. Itu membuat Emosi Arion tambah memuncak.
"BERANI LO MANGGIL GUE DENGAN SEBUTAN GAK SOPAN ITU!!" bentak Arion sembari memukul meja kantin dengan keras karena sudah terlanjur Emosi.
Orang yang berada di Meja itu sangat terkejut Apalagi Aurora yang di bentak oleh Arion, hatinya sungguh sakit mendengar bentakan itu. Karena di dunia aslinya ia tidak pernah mendapat bentakan dari siapa pun, bahkan Ayah, Ibu dan Abangnya sekalipun marah tidak akan berani membentak apalagi menyakiti hatinya.
Tes
Tes
Tes.
Air mata Aurora luruh begitu saja karena ketakutan, lalu Aurora mulai berlari keluar dari kantin, meninggalkan Arion yang panik dan merasa bersalah Karena setahunya selama ini ia tidak pernah melihat Aurora menangis bahkan Saat dia melakukan sesuatu yang lebih parah dari ini kepadanya.
Arion berdiri dari kursinya dan ingin menyusul Aurora tetapi tiba-tiba...
BUGGHH
"Arghh, lo kenapa nonjok gue rald?" tanya Arion kesakitan saat ia mendapat tonjokan di bagian perutnya oleh Gerald.
"Lo lupa? Gue gak suka perilaku lo itu!" ucap Gerald emosi, membuat semua orang yang berada di kantin bergidik ngeri mendengarnya
mereka baru ingat bahwa Gerald sangat tidak suka bila Ada Lelaki yang membuat wanita menangis. Karena ia selalu teringat Ibunya, Neneknya dulu pernah bercerita bahwa Sang Kakek sering memukul dan bersikap Kasar kepada Mamanya sampai membuat sang Mama Trauma dan hampir bunuh diri. Ia tidak ingin ada Perempuan lain yang bernasib sama seperti Almarhummah Mamanya.
Setelah Menonjok Arion, Gerald Pergi menyusul Aurora.
***
SEGINI DULU YAA GUYS! INSYAALLAH NANTI KALAU GAK MALES AKU UP LAGI KOK!
JANGAN LUPA VOTE + KOMEN YYA!
SEE YOU<3🦋
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Figuran Di Dalam Novel
FantasíaSEBELUM BACA JANGAN LUPA FOLLOW AKUN AUTHOR! CERITA INI AKAN DI REVISI SETELAH TAMAT!🦋 Menceritakan tentang Meisya Ayudia seorang gadis cantik berusia 17 tahun yang tiba tiba masuk ke dalam Novel yang dia Baca malam hari sebelum ia tertidur, namun...