∆-6.Dan terjadi

2.5K 327 13
                                    


Udah vote?🤔

-Happy reading-

Jihan kini tengah berbaring di tempat tidurnya, saat ini masih pukul empat sore dan ibunya belum pulang dari toko. Jemarinya seperti tengah membalas pesan dari teman temannya.

Jika dipikir-pikir ia belum menstruasi pada bulan ini mungkin ia sudah telat satu minggu. Jarinya membuka kalender pada ponselnya "harusnya gue udah menstruasi kan bulan ini, tapi kenapa sekarang belum ya?"

"Gue biasannya menstruasi pas pertengahan bulan tapi ini udah lewat tanggal."

Dengan ragu Jihan mencoba untuk mencari informasi dari internet, "Penyebab terlambat menstruasi antara lain, stres, obesitas, dan-hamil."

Satu kalimat itu membuat Jihan terdiam, ia memikirkan ulang kejadian seminggu yang lalu. Ia berharap hal buruk itu tidak bener terjadi.

"Ga mungkin gue hamil kan?"

"Ga!, Ga mungkin gue sama Jungwon cuman ngelakuin itu satu kali masa iya gue hamil?"Pikir Jihan.

"Atau gue tes aja kali ya, iya itu lebih baik."

Jihan menyibakkan selimut yang membalut tubuhnya. Ia mengambil jaket kemudian ia kenakan, tidak lupa masker dan topi hitam agar tidak ada yang mengenalinya.

Jihan turun dari lantai dua, ia bergegas keluar dari rumah dan tidak lupa menguncinya. Ia memesan ojek online agar lebih cepat sampai.

Sesampainya di supermarket Jihan langsung masuk ke dalam dan pergi ke rak obat obatan, ia pernah melihat tante Dena (ibu Heeseung) pernah membeli seperti alat kehamilan di sini.

Ketika sudah melihatnya ia mengambil satu kemudian membawanya ke kasir, saat hendak pergi ke kasir ia tidak sengaja bertabrakan dengan seseorang.

Sehingga membuat testpack yang ada di tangan Jihan jatuh"Ya ampun maaf, saya ga liat barusan."

Dengan cepat wanita itu mengambilnya dari lantai, dan langsung diberikan pada Jihan. "Ini mba maaf sebelumnya."

"Iya gapapa mba."Dengan cepat Jihan berjalan kearah kasir dan membayarnya.

Wanita itu memperhatikan gerak gerik Jihan yang cukup aneh, kenapa ia se gugup itu. Saat tengah memperhatikan Jihan suara lain mengalihkan atensinya.

"Kak udah semuanya?"Tanya seseorang dari arah belakang.

Wanita berumur 20 tahun itu menoleh, "Ha? iya udah kok."

"Kak Anggi kenapa si?, Kok tadi bengong."

"Gapapa dek, udah ayo kita bayar."

Wanita itu mengeluarkan kartun dari dompetnya kemudian memberikannya ke kasir, setelah membayarnya mereka langsung keluar dari supermarket.

"Jungwon nanti kita mampir di toko depan sana ya."Ujar Anggita atau bisa disebut kakak dari Jungwon.

"Iya kak."

∆∆∆

"Disini di suruh buat nunggu dua-lima menit."Jihan menghela nafasnya panjang agar tubuhnya tetap tenang.

Ia berharap jika hasilnya akan negatif dan semua pikiran buruk yang ada di otaknya pergi jauh, sudah lima menit Jihan mendiamkan benda pipih itu, dengan ragu iya menatapnya.

Badannya mematung ketika melihat tanda pada tes kehamilan itu.

'Positif'

Satu tanda yang akan mengubah hidup Jihan seutuhnya, tanda yang akan menghilangkan seluruh masa depan yang Jihan impikan.

Yang Jihan takutkan akhirnya terjadi ia hamil dan itu adalah anak dari sahabatnya sendiri yaitu Jungwon, entah apa yang dipikirkan mereka waktu itu hingga bisa berbuat hingga sejauh ini.

Jihan takut jika Jungwon akan lepas tanggung jawab, dengan posisi mereka yang masih anak SMA kelas 11 bahkan mereka masih labil dalam mengambil keputusan.

Ia terlalu takut untuk memberitahukan kepada siapapun tentang hal ini, ia takut akan dijauhi teman-temannya.

Dan ibunya dia pasti akan sangat kecewa dengannya, ia belum siap melihat sang ibu menangis nanti.

"ga mungkin."Ia menggeleng kecil, Jihan masih belum percaya dengan hasilnya.

"Ga ga, ini pasti salah kan? gue belum mau hamil!!"

Jihan melempar benda pipih itu ke sembarang tempat, menyenderkan tubuhnya di tembok, perlahan lahan tubuhnya merosot hingga terduduk di lantai.

"Gue ga mau hamil hikss..."Ia menggelengkan kepalanya kuat, ia tidak siap menanggung beban sebesar ini.

Ia masih 17 tahun itu usia yang masih sangat muda untuk hal sebesar ini, ia belum siap.

"GUA GAMAU ARGHHH, KENAPA HARUS GUE YANG NGALAMIN SEMUA INI!!"Dengan amarah Jihan memukul mukul keramik lantai dengan keras.

Jemarinya meraba area perut yang kini masih rata, ia meremas baju luarnya dengan amarah dan juga kekecewaan. Ia menangis rasanya ia ingin mengobrak abrik seluruh ruangan ini.

"Mama maafin Jihan hikss.., aku udah buat mama kecewa, aku gabisa jaga diri aku sendiri mah.."

"Maafin aku mah.."

-TBC-

Hai!!
Akhirnya aku sempet buat up juga, ini udah chap ke 6 dari cerita ini.
Aku harap cerita ini ga garing ya :(
Atau menurut kalian ini ngebosenin?:(

Lanjut/Tidak?








Erroris; JungwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang