MCB-1

58.4K 3.2K 401
                                    

Happy Reading💛

Disebuah restoran makanan cepat saji, seorang gadis bermata hazel kecoklatan. Tengah membersihkan meja yang terdapat noda makanan.

Dia Dasha Anjani, seorang gadis cantik yang menduduki bangku Sma. Bekerja direstoran tersebut, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Yatim piatu semenjak 5 tahun yang lalu.

"Dasha jam kerja sudah selesai!" Ucap Vania, teman kerja dasha.

Dasha menoleh ke belakang sambil tersenyum, melihat teman nya yang sudah bersiap untuk pulang, dikarenakan malam yang sudah larut.

"Gue pulang duluan yah, soalnya mama gue sendiri dirumah!" Ucap vania.

"Yaudah, kalo gitu hati-hati van." Ucap dasha, yang diangguki vanya.

Melihat vanya yang sudah keluar dari restoran, dirinya segera membuka baju kerja dan mengambil tas nya yang berada diatas meja pantri dapur.

Dasha melangkah keluar berjalan ditrotoar, tetapi sebelum itu dirinya sudah mengunci terlebih dahulu pintu restoran tersebut.

Dirinya sudah terbiasa pulang dengan jalan kaki, karena kos dari tempat nya bekerja tidak jauh.

Dasha mematung mendengar suara isakan tangis, dari gang sepi dan sangat gelap. Seketika bulu kuduknya merinding, siapa yang menangis dimalam yang larut seperti ini.

Mengenyah pikiran, mungkin saja itu hanya halusinasi-nya karena terlalu lelah bekerja. Melanjutkan langkah nya yang sempat terhenti, tetapi suara itu semakin terdengar ditelinganya.

Tangan nya mulai berkeringat dingin, dan badan yang gemetar. Menghela nafas pelan, memberanikan diri untuk masuk ke dalam gang yang gelap itu. Semakin melangkah, semakin terdengar suara seseorang yang menangis.

"Hiks... tolongin alka, alka takut hiks... disini alka sendilian! Gelap tidak ada siapa-siapa, hiks... siapapun itu tolongin alka. Hiks... nanti alka ajak pacalan...hiks kalo dia pelempuan, alka janji hiks..." Ucap Arka Darendra,sambil terisak.

Sedangkan dasha yang sudah berada dibelakang nya, terkekeh pelan mendengar ucapan cowok cadel itu. Dirinya jadi gemas sendiri.

Dasha mendekat dan menepuk pelan punggung cowok cadel itu yang bergetar.

Arka tersentak kaget, saat ada yang menepuk punggungnya. Tubuhnya tremor, hal-hal yang menyangkut mistis muncul dibenak nya.

"Hiks... HUUUAAAAA... jangan ganggu alka, pelgi hantu! Jauh-jauh dali alka, jangan tolongin alka biar nggak jadi pacal...HUUUAAAAA." Pekik arka ketakutan, membuat dasha mengigit bibir bawah nya agar tidak tertawa.

"Sstss... nggak boleh nangis, aku bukan hantu kok!" Ucap dasha, berjongkok dihadapan arka menyamakan posisinya.

Seketika tangis arka berhenti, kepala yang semula menunduk kini mendongak menatap wajah gadis cantik didepan nya.

Dengan hidung yang memerah serta jejak air mata yang berada dipipinya, melihat itu dasha menjadi gemas alhasil mencubit kedua pipi arka yang tengah meringis kesakitan.

"HUUAAAA... Jangan cubit pipi alka, sakit hiks... nanti melah!" Tangis arka, membuat dasha menghentikan cubitan nya.

Dasha terkekeh pelan, "Maaf, kamu gemesin sih jadi aku gak tahan buat nyubit! Hehehe.." Dashya menyengir lebar, membuat matanya menjadi sipit.

My Childish BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang