MCB-17

15.3K 1.2K 86
                                    

Happy Reading💛

Dasha merenggangkan otot-otot nya yang terasa kaku, tepat pukul 5 sore pekerjaan nya selesai.

Dasha menatap sekeliling nya, setelah dirasa sudah tidak ada lagi yang harus dikerjakan. Dasha memutuskan untuk pulang ke kost-an nya, tetapi sebelum itu dia akan mampir terlebih dulu dipedagang nasi goreng pinggir jalan.

Dengan menenteng kantung plastik berisikan nasi goreng, dasha memasuki kost-an nya dan langsung membersihkan tubuh nya terlebih dahulu.

Setelah itu baru dasha menyantap nasi goreng yang dibeli nya, saat akan mengambil minum tiba-tiba kepala nya terasa amat sakit. Dasha memijit pelan kepala nya, dan masuk ke dalam kamar guna mengistirahatkan tubuh nya sejenak sebelum melaksanakan sholat.

Sedangkan dikediaman rumah milik alka, dirinya tengah menangis akan kebodohan yang ia perbuat kepada dasha. Pikiran buruk tentang dasha yang akan meninggalkan nya terlintas dibenak nya.

Seketika tangan nya menjadi gemeteran dan keringat yang membanjiri pelipis nya, kecemasan dalam diri alka membuat nya tidak dapat mengontrol pikiran nya.

Alka berusaha bangkit dari duduk nya walaupun sangat susah, bergegas mengambil kunci mobil menuju tempat kost-an dasha.

Setiba nya dikost-an dasha, alka turun dari mobil dan mengetok pintu yang bercat hijau daun itu. Tidak ada jawaban dari dalam sana, alka memutuskan untuk mendorong handle pintu dan kebetulan tidak terkunci.

Memilih masuk ke dalam kamar milik dasha, terlihat jelas seorang gadis meringkuk dibalik selimut dengan posisi memunggunginya.

"Dasha, ini alka." Ujar nya, alka mendekat ke tempat tidur dan langsung memeluk dengan erat tubuh dasha.

"Maafin alka dasha," Lirih alka dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Tidak ada pergerakan dari dasha sedikit pun, alka menyingkap selimut yang menutupi tubuh mungil itu. Betapa khawatir dirinya saat melihat wajah dasha yang begitu pucat.

"Hiks... dasha sadal, ini alka hiks..." Ujar nya, sambil meraba dahi dasha yang begitu panas.

"Dasha bangun hiks..."

"Hiks dasha bangun, jangan bikin alka hiks khawatil." Alka terus saja berusaha membangun kan dasha, sambil terisak.

"Dasha hiks... jangan belcanda hiks alka takut."

Seketika mata nya membelalak kaget, melihat darah segar mengalir dari hidung dasha. Rasa khawatir semakin hinggap dihati nya, tanpa berlama-lama pun alka mengangkat tubuh dasha dan membawa nya masuk ke dalam mobil menuju rumah sakit terdekat.

Selama perjalanan alka terus saja menangis sambil mengucapkan kata 'maaf' berkali-kali.

👉👈

Dengan perasaan yang gelisah, alka sedari tadi duduk dengan tidak nyaman menunggu dokter yang memeriksa keadaan gadis nya.

Alka langsung berdiri dari duduk nya, saat melihat pintu ruangan terbuka menampilkan sosok lelaki menggunakan pakaian khas dokter.

My Childish BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang