MCB-16

15.4K 1.3K 86
                                    

Happy Reading💛

"Seperti nya lo udah gak butuh lagi kehadiran gue, apa selama ini perhatian yang gue kasih sama lo kurang? Makanya lo nyari perhatian lebih ke orang lain, lo sama aja kayak arka. Sama-sama brengsek!" Ucap dasha dengan mata yang berkilat emosi.

Hati alka serasa ditancap ribuan pisau, kata dari dasha yang tidak pernah alka duga akan terucap. Dasha benar-benar kecewa terhadap nya, jujur alka tidak seperti apa yang dasha bilang. Tidak terpikir ada niat untuk mencari kenyamanan dan perhatian dari orang lain.

...

"J-jangan ngomong gitu dasha, alka gak ada niat sedikit pun buat nyali pelhatian olang lain. Alka benelan tulus sayang sama dasha!" Ujar alka sambil menahan isakkan walaupun air mata nya terus saja membanjiri pipi nya.

Dasha tersenyum kecut, selalu saja kata itu yang diucapkan setiap mereka berdua berbuat kesalahan baik itu arka maupun alka. 

"It's oke!" Ucap dasha dengan senyuman yang dipaksakan. 

"Das--

"Jangan temuin aku dulu yah, sampai aku benar-benar udah maafin kalian!" Dasha mengecup kening alka sembari tersenyum, dirinya bangkit dari duduk nya dan melangkah pergi meninggalkan alka yang tengah merasa bersalah.

Alka memegang bekas kecupan dasha dikening nya dan tidak akan merasakan lagi kehangatan dari kehadiran dasha untuk kedepan nya sampai kondisi hati dasha benar-benar membaik, alka mengingat senyum dasha yang dipaksakan membuat hati nya semakin sakit.

Alka memukul berulang kali dada nya yang berdenyut sakit, merutuki kebodohan nya. Selama ini dasha lah yang ada untuk mereka dia dan arka, tetapi dengan bodoh nya dia mengecewakan dasha. 

Bermaksud untuk menghibur dasha dari perlakuan arka, tetapi sekarang dirinya lah yang justru membuat hati dasha terluka. 

Tidak ada salah nya apa yang diucapkan dasha tadi, memang benar dirinya sama-sama brengsek dengan arka. Sama-sama menyakiti dasha, sama mengecewakan dasha, sama-sama melukai dasha dan sama-sama menghancurkan kepercayaan yang selama ini dasha taruh kepada mereka berdua. 

👉👈

"Jangan nangis plis... jangan nangis." Dasha mendongak menatap langit, menghalau air mata yang akan jatuh lagi dari pelupuk nya. 

"Lo kuat dasha, gak ada yang harus ditangisin... percuma! Semua udah terjadi, perasaan manusia tidak ada yang abadi semua bisa berubah!"

"Hiks... apa gue salah udah terlalu berharap, cuma pengen bahagia itu aja udah cukup." Isakkan yang dia tahan sedari tadi, kini keluar dari bibir mungil nya.

Dasha terus saja memandang langit biru dipenuhi awan, seketika wajah orang tua nya terlintas dipikiran nya.

"Ibu... abah, dasha kangen hiks... Kenapa biarin dasha sendiri disini?"

"Maafin dasha, udah ngingkarin janji buat jadi perempuan kuat dan gak cengeng."

"Apa dasha nyusul ibu sama ab--

Grep

Ucapan nya terhenti saat tangan kekar melingkar dipinggang nya, seseorang memeluk nya dari belakang dengan sangat erat.

My Childish BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang