MCB-10

21.3K 1.6K 37
                                    

Happy Reading💛

Pertandingan bola basket saat ini terlihat sangat menegangkan, yang dimana kedua tim antar sekolah tengah berusaha untuk menang. Kedua nya mencetak skor yang sama tidak terelak kan lagi bahwa kedua nya memiliki skil masing-masing dalam mencetak skor.

Saat ini bola dipegang kendali oleh samuel, dan arka yang berusaha merebut bola tersebut walaupun pikiran nya kemana-mana.

Arka tersenyum smirk saat melihat samuel yang lengah, kesempatan tersebut arka manfaatkan sebaik mungkin. Bola berhasil direbut nya dan memantulkan ke lantai, menuju ring basket. Dengan sekali lompatan tinggi nya, skor dari Sma Cakrawala bertambah dan saat itu juga waktu permainan telah habis.

Samuel mengacak rambut nya frustasi, kenapa sampai dia lengah seperti ini. Dan pada akhir nya pertandingan bola basket dimenangkan oleh Sma Cakrawala.

Terlihat jelas arka yang tersenyum mengejek, berjalan menghampiri nya.

"Gue yang menang!" Ujar arka.

Samuel menatap tajam arka didepan nya yang tengah bersedekap dada, "Cih... jangan menang dulu, lo gak lupa kan tentang malam nanti! Dan gue pastiin lo bakal kalah."

"Gak akan gue biarin lo menang."

"Oke kita liat aja nanti!" Samuel menyunggik kan senyuman nya.

👉👈

Dasha keluar dari kantin dengan membawa sebotol air mineral ditangan kiri nya, berjalan menuju lapangan yang digunakan untuk pertandingan basket tadi.

Senyuman nya tercetak jelas diwajah cantik nya, mengingat bahwa sekolah mereka lah yang memenangkan pertandingan basket tahun ini.

Sesampai nya dilapangan, mata dasha terfokus kepada seorang pria jakung yang duduk berteduh dibawah pohon rindang dekat tepi lapangan dengan kaki yang diluruskan sembari mengipas wajah nya.

Menghela nafas pelan, masih ada rasa kecewa sekaligus marah kepada arka sebab masih enggan untuk menceritakan permasalahan nya dengan samuel. Tetapi dirinya tidak boleh egois, karena arka mungkin belum siap orang lain tau tentang kehidupan nya lebih dalam dan masa lalu apa yang pernah terjadi terhadap nya.

Sedang asyik mengipasi wajah nya, seseorang menyodorkan sebuah botol air mineral dingin tepat didepan wajah nya. Arka mendongak seketika bibir nya melengkung ke atas tetapi hanya sesaat, wajah nya berubah sendu menatap gadis nya yang tersenyum manis.

"Buat arka?" Tanya nya polos, dasha mengangguk dan duduk tepat disamping nya.

Seketika suasana hening apalagi lapangan saat ini nampak sepi dikarenakan semua murid baik itu dari sekolah Sma Cakrawal dan Sma Trisakti sudah meninggalkan lapangan.

Tidak ada pembicaraan sedikit pun membuat suasana menjadi canggung, arka berdehem pelan sambil menoleh ke samping menatap wajah teduh dasha yang menatap lurus ke depan.

"Maaf, bukan maksud aku gak menganggap kamu ada. Tapi... aku hanya takut, setelah kamu tau semua nya kamu akan menjauh." Arka menggenggam tangan dasha dengan lembut, membuat nya tersentak kaget.

"Gak papa kalo kamu belum siap, aku ngerti kok! Nanti kalo kamu udah mau berbagi cerita ke aku, aku bakal ada dan gak akan jauhin kamu!" Ujar dasha sambil tersenyum, membuat arka bernafas lega.

"Makasih udah ngertiin aku, kasih aku waktu yah sampai aku siap untuk ceritain semua nya."

Dasha mengangguk, "Iya, tapi yang harus kamu ingat! Aku gak tau apa aku bisa nunggu lama untuk kamu menceritakan semua nya, karena aku paling gak suka untuk menunggu."

Arka mengangguk patuh dan membaringkan tubuh nya dilapangan dengan paha dasha yang menjadi bantalan nya.

"Temenin aku sebentar malam yah?" Arka memainkan rambut dasha yang tergerai indah.

Dasha mengernyit dahi bingung,"Temenin kemana?"

"Rahasia." Ucap arka, sambil menyengir lebar.

"Sok rahasia'an segala." Dasha mencibir, karena gemas dirinya menarik rambut depan arka, membuat nya memekik kaget.

"Sakit dasha." Ucap arka cemberut, sambil mengusap rambut nya yang dijambak dasha.

Sedangkan sang pelaku hanya tertawa keras, membuat arka semakin kesal dibuat nya, menatap wajah dasha tanpa rasa bersalah nya.

"Ucapan kamu waktu itu gak serius kan?" Tanya arka pelan, membuat dasha menghentikan tawa nya.

"Ucapan yang mana?"

"Ck itu yang kata nya gak mau tinggal bareng aku sama bunda."

"Oh... yang itu, aku ngomong nya serius kok!" Ucap dasha enteng, membuat wajah arka menjadi lesuh.

"Padahal bunda seneng loh kamu tinggal bareng, bunda juga udah anggap kamu sebagai anak nya!" Cicit arka dengan memainkan jari-jari nya.

Dasha menggigit bibir bawah nya, arka seperti itu membuat nya terlihat sangat menggemaskan.

Dasha mengetuk jari nya didagu tanpa berfikir. "Seharus nya kita gak boleh pacaran dong."

Arka mengerutkan dahi bingung, dan tidak suka mendengar ucapan dasha. "Kenapa gitu?"

"Kan bunda anggap aku sebagai anak nya, berarti kita saudara dong! Kan kalo saudara gak boleh pacaran." Ucap dasha polos, membuat arka ingin sekali menerkam nya.

Arka menyentil kening dasha, membuat nya meringis kesakitan sambil mengusap kening nya.

"Tapi gak gitu juga konsep nya." Ucap arka, dirinya menjadi gemas sendiri menatap ekspresi wajah dasha yang masih berpikir sesekali berubah-ubah.

"Hm... kak aku bawain minuman buat kakak!" Ucap seorang perempuan dengan penampilan nerd nya.

Kedua pasangan itu mengalihkan pandangan kepada seorang gadis yang berpenampilan nerd, berdiri tepat dihadapan mereka dengan menunduk.

"Buat aku?" Tanya dasha menunjuk dirinya sendiri.

Ica menggeleng sambil menatap arka yang tidak memperdulikan kehadiran nya, sedangkan arka hanya diam terus saja menatap wajah cantik dasha.

"Bukan, buat kakak yang itu!" Ucap nya sambil menunjuk arka dengan malu-malu.

Wajah dasha memerah, tidak bukan karena tersipu karena arka terus saja menatap nya. Tetapi memerah karena menahan malu, dirinya sudah kepedean bahwa yang dimaksud perempuan itu dirinya melainkan arka.

Entah kenapa dasha menjadi geram sendiri, tanpa aba-aba dirinya berdiri dari duduk nya. Tanpa sadar tindakan nya membuat kepala arka terkantuk ditanah.

"Arka fans lo." Ucap dasha sinis.

Sedangkan arka yang masih setia mengusap kepala nya, mengalihkan pandangan kepada perempuan nerd itu dan menghampiri nya.

Arka menatap dasha yang membuang muka, dirinya menjadi terkekeh dengan tingkah dasha yang lucu.

Ica yang melihat itu membuat pipi nya memanas, tidak tau kalau arka terkekeh karena tingkah dasha bukan karena kehadiran nya.

Arka mengambil botol mineral yang diberikan ica untuk nya, dan melihat dasha yang nampak menahan amarah.

Dasha berlalu pergi meninggalkan lapangan, melihat itu membuat arka menjadi gelagapan sendiri.

Saking takut nya arka kepada dasha, tanpa sadar dirinya melempar botol yang diberikan ica dan langsung berlari menyusul dasha.

Ica yang melihat itu mengepalkan tangan nya dengan wajah yang nampak emosi.

Sialan! Batin nya.














Jangan lupa tinggalin jejak yah,
My Reader💛

My Childish BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang