MCB-19

18K 1.5K 135
                                    

Happy Reading💛


"Ini makan dulu."

"Alka gak mau."

"Makan dulu ka, dari tadi kamu belum makan. Nanti tambah sakit loh." Ucap dasha lembut.

Alka menggeleng keras dibalik selimut, sudah banyak cara untuk membujuk alka makan. Tetapi sesendok nasi pun tak ada yang masuk ke dalam mulut nya.

Susah sekali alka disuruh makan ketika lagi sakit. Setelah dasha diperbolehkan untuk pulang, alka menjadi diam dan tidak berceloteh seperti biasa nya. Dasha yang penasaran pun menghampiri alka yang tengah meringkuk dibalik selimut, saat menyingkap nya terlihat alka yang pucat dan dahi yang terasa hangat ditelapak tangan nya.

Dasha menghela nafas pelan, "Alka makan dulu yah, biar cepat sembuh. Gimana coba kalo mau sambuh terus gak mau makan." Bujuk dasha, sambil mengusap lembut surai rambut milik alka.

"Hiks... alka gak mau makan bubul gak enak." Rengek nya dengan terisak.

Dasha tersenyum, dirinya sangat sabar menghadapi alka.

"Terus mau makan apa 'hm?"

"Alka mau makan sop, boleh yah dasha?" Ujar alka dengan mata yang berbinar.

"Iya sayang." Dasha mengacak rambut alka gemas.

Alka mengerjap lucu dengan pipi yang sudah memerah, "Alka jadi malu."

Dasha terkekeh pelan sambil mengecup gemas pipi alka.

"Tunggu disini yah, aku mau buatin kamu sop."

Alka menggeleng cepat, "Gak mau! Dasha disini aja sama alka, temenin alka bobo-bobo."

"Loh, berarti gak jadi makan sop dong?" Tanya dasha bingung.

"Jadi dasha, kan ada bunda! Tinggal suluh bunda aja." Jawab nya polos.

Dasha menyentil dahi alka membuat nya meringis kesakitan, "Bunda lagi ditoko kue alka..."

Alka mengerucutkan bibir nya, "Kesel ih..."

"Alka tunggu disini aja yah?"

"No, alka gak mau. Mau nya dipeluk-peluk dasha." Kekeh nya.

Dasha mengusap wajah nya frustasi, "Terus yang bikinin kamu sop siapa? Masa hantu."

Alka menyengir, "Kan ada bibi."

"Bibi lagi pulang kampung." Ujar dasha dengan sedikit kesal.

"Ck... kenapa sih bibi gak sekalian bawa aja kampung nya kesini biar gak pulang-pulang." Ucap nya dengan polos.

Dasha melototkan mata nya, dirinya jadi geram sendiri dengan ucapan alka tanpa beban.

Kali ini kesabaran nya sudah habis, "AARRRGH... terserah lo arka." Dasha mengacak rambut nya frustasi dan berlalu pergi meninggalkan alka yang menatap sendu punggung nya yang hilang dibalik pintu.

Dasha yang sudah berada didapur. Dirinya mengeluarkan bahan yang digunakan untuk membuat sop. Untung saja bunda elina selalu menyediakan bahan masakan dan membuat nya tidak perlu lagi susah ke supermarket.

Saat ini dirinya tengah serius memotong-motong wortel dan melupakan alka yang tengah menangis dikamar nya.

Sedang asyik nya mengaduk sop. Dirinya dikejutkan dengan lengan kekar yang melilit pinggang nya dari belakang dan merasakan sesuatu yang berat dibahu nya.

Terdengar suara isakan dari bibir mungil alka, dasha membalik-kan badan nya menangkup wajah alka dengan kedua tangan nya.

"Kenapa 'hm?" Tanya dasha lembut.

Alka menarik ingus nya, "Alka lagi sakit loh... jangan malah-malah ke alka." Ujar nya dengan mata yang berair.

"Gak ada yang marahin alka, tadi aku lagi kesel tapi sekarang udah gak."

"Benelan?" Tanya alka sambil tersenyum.

"Iya alka. Sekarang kamu duduk dulu yah... dikit lagi sop nya matang." Dasha menuntun alka untuk duduk dikursi meja makan.

"He'em."

"Tapi kiss dulu." Lanjut alka dengan menunjuk kening nya.

Cup

Dasha mengecup dahi alka yang masih terasa hangat dengan begitu lembut, membuat jantung alka berdebar lebih kencang.

"Kayak nya alka halus dipeliksa deh." Gumam nya sambil memegang dada nya.

Dasha mematikan kompor, akhirnya sop nya sudah jadi dan menuangkan ke mangkok kemudian membawa nya menuju alka yang tengah menggengam sendok dan garpu mencoret-coret diatas meja. Terlihat begitu menggemaskan.

"Eemm... masakan dasha enak." Ujar alka sambil mengacungkan kedua jempol nya, membuat dasha tersenyum senang.

Sambil bertopang dagu, dasha menatap alka yang begitu lahap moenyantap sop yang membuat nya senang.

"Alka kenyang hihi..." Gumam nya sambil menepuk pelan perut nya yang terasa penuh.

"Dasha." Panggil alka, membuat dasha tersadar dari lamunan nya.

"Alka udah selesai makan, ayo bobo..." Ajak alka dengan antusias.

Dasha berdiri dari duduk nya, mengambil mangkok dan gelas kotor membawa nya ke wastafel untuk dicuci nya.

"Obat nya diminum yah." Ucap dasha sebelum melanjutkan langkah nya.

Alka moengerucutkan bibir nya, menatap kesal obat yang berada ditangan nya.

"Obat kamu gak boleh pait oke?" Ujar alka, sambil memasukkan obat nya ke dalam mulut.

"Hooeeekk.... gak enak pait."

Bulum sempat ditelan, alka mengeluarkan kembali obat tersebut dengan lidah nya. Membuat obat itu jatuh ke lantai.

"Kenapa obat nya dibuang alka?" Tanya dasha, sembari menduduki bokong nya dikursi samping alka.

"Pait! Alka gak suka."

"Yah namanya juga obat alka." Ujar dasha, sambil mengambil obat alka yang baru.

"Ni minum." Titah dasha menyodorkan sebutir obat ditangan nya.

Alka menggeleng cepat dengan tangan yang menutupi mulut nya.

Dasha menghela nafas pelan, seketika ia tersenyum smrik.

Dasha melepaskan tangan alka, meraih tengkuk alka memasukkan sebutir obat ke ke dalam mulut alka dan membungkam dengan bibir nya.

Seketika mata alka membola, dirinya tidak siap obat yang sangat pait berada didalam mulut nya. Hampir saja memuntahkan isi perut nya namun dengan cepat dasha mendorong obat tersebut menggunakan lidah nya hingga obat itu tertelan alka dan menyodorkan segelas air.

"Pait dasha, hueeek pengen muntah."

Dasha melototkan matanya dan berancang-ancang ingin memukul alka.

"Gue tabok nih." Ujar nya, membuat alka mengurungkan niat nya.

...

Maaf kemarin aku gak up😁

Makasih yang udah setia nungguin💛

Vote dan komen nya jangan lupa😄

My Childish BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang