MCB-3

29.6K 2.3K 73
                                    

Happy Reading💛

Cahaya matahari mulai masuk disela-sela gorden kamar, seorang gadis cantik mengerjap kan mata nya perlahan menyesuaikan cahaya yang menyoroti wajah nya.

Puting payudara nya terasa nyeri, melihat ke bawah bayi besar nya yang masih tertidur. Dirinya terkekeh pelan, merasa gemas melihat wajah arka yang tidur dengan mulut yang masih menempel diputing nya.

Dengan perlahan dasha mengeluarkan nipel nya dari mulut arka, dan beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan badan nya.

Setelah melakukan ritual mandinya, dasha memakai seragam sekolah. Dia adalah ketua osis disekolah nya, dan harus datang lebih awal agar menjadi contoh murid lain nya.

Eungh

Menolehkan pandangan nya ke bayi besar nya, yang tengah duduk dan mengucek matanya.

"Dasha mau sekolah?" Tanya arka, sambil menguap.

Dasha tersenyum dan menghampiri arka, duduk disamping nya sambil mengelus surai rambut arka.

"Iya aku mau sekolah, kamu disini aja yah! Jangan kemana-mana tunggu aku pulang." Ujar dasha, membuat arka menunduk lesuh.

Mendongak menatap dasha dengan mata yang berkaca-kaca, "Hiks... Alka juga ikut, jangan tinggalin alka sendilian!" Isak arka menatap dasha, dengan mata yang berair juga hidung yang memerah.

Dasha menghapus air mata arka dengan kedua jempol nya, "Nggak boleh arka, kalo arka ikut terus apa kata orang-orang disana, hm?" Dasha menggeleng.

"HUUAAAA... Hiks dasha gak sayang sama alka, alka cuma pengen ikut! Takut sendilian disini."

Dasha menggigit bibir bawah nya, tidak tega melihat arka menangis. Tapi kalau jika dia membawa nya ke sekolah, bagaimana dengan tanggapan orang-orang? Apa lagi dirinya adalah seorang ketua osis yang dominan disekolahan.

Arka terus saja menatap dasha yang tengah melamun, entah memikirkan tentang apa.

"Apa dasha malu, bawa alka ke sekolah? Alka kan cowo cengeng dan cadel!" Ujar arka, memainkan jari nya.

"Aku enggak pernah malu punya cowo seperti arka, justru aku bersyukur sama tuhan! Udah kasih arka didalam hidup aku. Awalnya kesepian tapi semenjak datang arka sekarang aku udah gak kesepian lagi dan lebih semangat menjalani hari-hari aku semenjak papa sama mama meninggal." Ujar dasha tersenyum manis, arka langsung memeluk tubuh dasha dengan sayang.

"Maaf udah bikin dasha sedih." Kata arka.

"Dasha gak sedih kok." Ucap dasha, sambil Mengelus rambut arka.

👉👈

Dasha melangkah kan kakinya memasuki gerbang sekolah, setelah membujuk arka akhirnya dia menginjinkan nya ke sekolah setelah membuat kan arka makanan.

Menghela nafas pelan, ada rasa khawatir menghinggap dihatinya saat meninggalkan arka sendirian. Jika tiap hari begini dirinya merasa kasihan kepada arka, semoga saja ada jalan keluar biar dia tidak terus-terusan meninggalkan arka sendirian.

Berjalan dikoridor menuju kelas nya, sesekali tersenyum kepada siswa-siswi yang menyapanya. Dasha orang yang ramah dan terkenal dengan kelembutan hatinya, suka menolong kepada siapa pun. Sehingga membuat beberapa siswa Sma Cakrawala menyukai dirinya.

Termasuk segerombolan siswa yang berkumpul didepan kelas nya.

"Eeh neng cantik, mau kemana?" Tanya Arta, mengedipikan mata nya.

"Gak bermutu jawaban lo itu, udah jelas-jelas mau ke kelas pake nanya lagi." Ucap rio kesal.

"Tau tuh, kebanyakan horny jadi gila!" Sahut fikar.

"Heh, ucapan lo vulgar banget sih, anjing!" Arta melemparkan sepatu nya, tepat mengenai kepala fikar. Sehingga membuat nya yang meringis kesakitan.

"Cih... anjing panggil anjing!" Decih alun.

"Kenapa sih, nistain gue mulu! Awas aja kalian pada minta traktir!" Arta mendelik kesal.

"Hehe becanda, gak boleh gitu dong! Kita kan pren harus saling mentraktir." Dion menyengir lebar dengan jari peace.

"Traktir pala lo botak, kalian aja yang gak bermodal!" Ucap arta, membuat teman-teman nya cemberut.

Dasha yang sedari tadi melihat perdebatan mereka, hanya terkekeh pelan.

Semua mengalihkan pandangan ke dasha, dengan mulut yang terbuka lebar.

"Senyum nya itu loh, kayak ada manis-manis nya!" Sahut alun, yang terus memandangi dasha.

"Cabe kali ah!" Ujar rio, mendapat geplakan dari lain nya.

"Aqua bego." Sentak reyhan.

"Kenapa teman gue pada bego semua sih." Lanjut nya.

"Kalian ke sekolah sikat gigi gak?" Tanya dasha.

"Hehe lupa." Cengir dion dan rio.

"Lain kali sikat gigi yah, soalnya bau!" Ujar dasha, masuk ke dalam kelas nya.

Sedangkan yang lain menatap geram adit dan rio yang terus menyengir.

"Tutup mulut lo anjing, udah bau pake nyengir segala!" Arta menatap tajam adit dan rio yang sudah menutup mulut dengan tangan.

👉👈

Sepulang dari sekolah dasha menyempatkan untuk membeli nasi bungkus untuk dirinya dan arka.

Membuka pintu kos nya, dan langsung mendapat serangan mendadak dari arka yang memeluk nya sangat erat.

"Kenapa dasha lama banget sih, alka dali tadi nungguin loh!" Ucap arka cemberut.

"Maaf sayang, tadi aku masih piket dan singgah beli nasi." Dasha mencubit gemas pipi arka yang bersemu merah.

"Hiks... alka jadi bapel, dasha panggil sayang!" Arka menyembunyikan wajah nya diceruk leher dasha.

"Baper arka, bukan bapel." Ledek dasha.

"Isssh... dasha gimana sih, alka kan gak tau bilang el!! El el el, tuhkan gak bisa." Ucap arka, dengan kesal karena mencoba bilang er tapi malah jadi el.

Dasha terkekeh gemas dan mencium pipi arka bertubi-tubi, membuat nya terkikik geli.

...













Vote dan komen

My Childish BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang