MCB-12

16.6K 1.3K 50
                                    

Happy Reading💛

Dasha sedari tadi mencari keberadaan arka saat ini, tetapi akibat banyak nya orang yang datang membuat dasha semakin susah untuk menemukan arka.

Dasha menggigit bibir bawah nya, dirinya sedikit takut karena tidak ada arka disamping nya. Sebab itu banyak pasang mata yang menatap ke arah nya, dengan pandangan yang seolah-olah dirinya makanan.

Seketika bibir dasha sedikit membentuk senyuman tipis, saat melihat reyhan teman sekolah nya yang tengah berjalan sendirian seperti mencari seseorang.

"Reyhan." Panggil dasha, sambil menepuk pelan bahu reyhan.

Mendengar suara yang sudah tidak asing bagi nya, reyhan membalikkan badan nya. Dan senyuman nya terbit melihat dasha yang berada disamping nya, dia orang yang dicari reyhan tadi.

"Liat arka gak?" Tanya dasha.

Reyhan tidak menjawab pertanyaan dasha, melainkan menarik pelan tangan dasha menuju dimana arka berada.

Dirinya membawa dasha ke kursi penonton, dan menunjuk suatu objek yang tengah berada dijalan.

"Orang yang lo cari lagi mau balapan." Ujar reyhan, dasha mengepalkan tangan nya.

"Eh, lo mau kemana?" Reyhan menahan lengan dasha yang akan beranjak dari duduk nya.

"Nyamperin arka lah, pake nyanya!" Dasha menyentak tangan reyhan.

"Selow mbak, lo gak boleh kesana! Arka suruh gue jagain lo, sampai dia selesai balapan."

Dasha menatap tajam reyhan, "Sialan tuh bocah, gak bisa gitu gue tetap mau nyamperin dia."

Lagi-lagi tangan nya dicekal reyhan saat ingin menghampiri arka, hal itu semakin membuat dasha semakin emosi.

"Tunggu disini, jangan kemana-mana." Ujar reyhan, melangkah pergi menghampiri arka.

Sebelum itu reyhan membalikkan badan nya seraya berujar, "Ini menyangkut lo!" Ucap nya dan kembali melanjutkan jalan nya.

Dasha mengerutkan dahi bingung, tidak mengerti tentang apa yang diucapkan reyhan. Tetapi dirinya tidak mau ambil pusing, terpaksa menuruti kata reyhan.

👉👈

Arka mengepalkan tangan dan mengeratkan rahang nya, menatap tajam seseorang yang berada dihadapan nya saat ini.

Dia samuel, yang selalu saja mengganggu kehidupan nya dan tidak ingin melihat arka bahagia. Selalu saja merebut semua yang ada didalam hidup arka baik itu ayah nya dan orang yang dia sayang.

"Gue gak akan biarin lo ambil milik gue sampai kapan pun itu, gue terima ayah gue menjadi ayah lo! Karena gue udah gak butuh sosok itu, tapi jangan pernah ada niat buat rebut orang yang gue sayang!" Ucap arka.

"Dia punya gue, dan akan selalu menjadi begitu!" Lanjut nya dengan mata yang berkilat emosi.

Samuel yang mendengar itu lantas tertawa remeh, "Kalo seandai nya gue bisa dapetin dia, lo mau apa?"

"Gue bakal habisin lo, dan seandai nya lo bisa dapetin dia. Mungkin lo bisa miliki raga nya tapi tidak dengan hati nya!"
Kali ini arka yang tertawa remeh, melihat samuel yang emosi terlihat jelas dengan tangan nya yang terkepal.

"Terserah lo, kalo gue menang balapan malam ini maka orang yang lo sayang, yaitu dasha bakal jadi milik gue!"

"Oke, jika gue yang menang! Lo jangan pernah ganggu kehidupan gue, termasuk dasha dan bunda." Ucap arka yang langsung disetujui samuel.

Bodoh! Mau lo menang apa gak dasha bakal tetap jadi milik gue. Batin arka.

Setelah itu mereka berdua menghampiri motor masing-masing dan akan memulai balapan.

Menukar tatapan tajam dibalik helm full face mereka, seorang perempuan berpakaian ketat memperlihatkan lekukan tubuh nya.

Saat bunyi pistol terdengar, baik arka maupun samuel langsung melajukan motor nya diatas kecepatan rata-rata.

Sedangkan dasha yang melihat arka melajukan motor nya dengan sangat cepat, membuat jantung nya berdegup lebih keencang. Khawatir akan sesuatu yang akan terjadi kepada arka.

Tanpa sadar seorang perempuan yang memakai dress ketat berwarna merah, duduk disamping dasha yang masih fokus ke arah sirkuit balapan.

Perempuan itu berdehem pelan, membuat dasha mengalihkan pandangan dan menyipitkan mata nya. Menatap dari ujung kaki dan kepala perempuan itu, membuat dasha bergidik ngeri arena barapan sudah seperti dijadikan club melihat bebeberapa perempuan yang dilihat nya memakai pakaian seksi.

"Gimana rasanya dipermainkan sama pacar sendiri?" Tanya nya kepada dasha.

"Maksud lo?" Dasha mengerutkan dahi nya.

Bukan nya menjawab perempuan itu mengambil handphone nya dan mengotak-atik sebentar. Mengarahkan handphone nya ke dasha setelah memutar rekaman suara.

"kalo gue menang balapan malam ini maka orang yang lo sayang, yaitu dasha bakal jadi milik gue!"

"Oke."

Nafas dasha tercekat mendengar suara orang yang sangat dikenali nya, merasakan nyeri yang muncul didada nya saat ini. Mendengar arka begitu mudah menyetujui nya menjadi kan dasha bahan taruhan.

Perempuan itu yang melihat ekspresi dasha, tersenyum penuh kemenangan. Dirinya bersedekap dada angkuh.

"Haha... dijadiin bahan taruhan, ups!" Ujar perempuan itu, sambil menutup mulut nya seolah-olah salah bicara tapi justru disengaja oleh nya.

Dasha menatap intens perempuan yang ada disamping nya itu, melihat bagaiamana cara bicara nya yang terlihat seperti punya dendam terhadap nya dan sepertinya ingin sekali menjatuhkan dasha.

Seketika mata dasha membola, dirinya sangat mengenali perempuan itu. Dia adik kelas waktu itu yang berpenampilan nerd, pernah memberikan arka sebotol air mineral dilapangan basket.

"L-lo ica kan?" Tanya dasha.

Ica mengangguk, "Yes! Kaget yah liat penampilan gue kali ini?" Tanya ica bangga, sambil mengibaskan rambut nya.

Dasha menggigit bibir bawah nya menahan tawa, bertanya-tanya dalam hati. Kenapa orang didepan nya ini terlalu kepedean, menganggap dirinya lah yang paling cantik dan ingin membuat dasha kagum. Justru sebaliknya, dasha ingin sekali menyemburkan tawa nya sekarang juga.

"Jelas gue kaget! Em... gimana yah?" Dasha mengamati penampilan ica dengan seksama dengan tampang yang dibuat-buat.

"Soalnya lo kalo disekolah kan... maaf cupu terus dekil, kaget aja gitu sekarang berubah bak seorang jalang! Ups..." Dasha menutup mulut nya dengan ekspersi keceplosan yang dibuat nya.

Mendengar itu ica mengepalkan tangan nya dengan mata yang menyorot tajam dasha, sudah tidak bisa lagi berkata-kata malam ini dasha mempermalukan dirinya. Ica bangkit dari duduk nya dan melangkah pergi meninggalkan dasha yang sedang terkikik geli, berhasil membalas ica.

...

Maaf kemarin gak up, karena sengaja soalnya vote dichapter sebelum nya menurun😔

Vote dan komen yah, biar aku semangat buat up💛

My Childish BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang