Nggak ada kata yang keluar dari mulutku. Aku cuma menuruti Bu RT pulang ke rumahnya dengan langkah berat.
Memangnya apa lagi yang bisa kulakukan sekarang? Aku nggak mungkin membangun tenda di depan rumah yang sudah disita itu. Aku ... nggak punya tenda.
Rumah Bu RT terletak di ujung gang, selisih tiga rumah dari rumahku, mantan rumahku. Ada pohon belimbing yang berbuah lebat di halamannya, yang nggak terlalu luas. Nggak ada yang spesial di rumah ini selain papan nama yang menempel di dekat pintu masuk. Tulisan KETUA RT 03 RW 05 ditulis dengan huruf merah flaminggo di papan putih itu.
Bu RT membawa Mama masuk ke dalam kamar di samping ruang tamu. Mak Oci masih memeluk Kara yang menangis. Aku lagi-lagi jadi seperti patung kodok di pinggir kolam ikan yang cuma bisa bengong, nggak melakukan apa pun melihat huru-hara di depanku.
Pikiranku kosong. Aku bingung harus memikirkan apa. Semuanya terlalu cepat dan menyesakkan.
***
Happy reading!
Bab ini dihapus sebagian karena pindah ke Karyakarsa.
Akun Karyakarsa : Franciarie
❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Baby Wanna Be
RomansaKalian punya Papa posesif, yang terus mengawasi dan mengikuti ke mana pun? Sama! Aku benci Papa yang membuntuti setiap pergerakanku, seolah aku ini balita yang nggak bisa dibiarkan keluyuran sendirian. Tapi, ternyata saat Papa pergi, aku sadar kalau...