judulnya ga kotak-kotak kan ya?
🌆
"psst zidan" chenle berbisik pada zidan sambil merendahkan kepalanya hingga menempel meja kayu didepannya.
posisinya, mereka duduk bersebrangan.
zidan reflek menoleh pada chenle, "apa?"
"mau ikut main kerumah yedam ga? malem ini" chenle masih berbisik, maklum saja, mereka itu lagi ngobrol ditengah pelajarannya pak arkan. kalau ketahuan yang ada chenle yang gonjang ganjing.
"lu siapa sih?" tanya zidan dengan wajah seriusnya. ini nih satu yang bikin dia ngeselin.
"anjir lu! mau ikut kaga?"
"engga"
"aelah anak rumahan"
"daripada lu ga punya rumah" zidan cekikik tertahan diikuti chenle yang juga ngerasa lucu. padahal dirinya adalah bahan gunjingan.
udah kayak orang sableng tuh berdua.
"jadi, bagaimana kita menghitung percepatan linear antara titik A dan titik B? chenle?" tanya pak arkan dengan tiba-tiba mengarah pada chenle.
"i─iya pak?" ini nih yang chenle takutkan. kayaknya bukan chenle aja deh, tapi hampir dari separuh siswa selalu ngerasa takut ketika ditanya sama guru soal materi.
pak arkan kemudian meninggikan satu alisnya seperti meminta jawaban atas pertanyaan tadi pada chenle.
"saya tanya, gimana cara menghitung percepatan linear antara titik A dan titik B?"
chenle bergumam sambil pura-pura berpikir keras. matanya juga sok serius menatap pada papan tulis, kemudian jari-jarinya bergerak diatas meja seolah-olah sedang menghitung.
ada-ada aja.
"gimana ya pak?" si chenle malah tanya balik, ya diketawain lah sekelas.
"saya pak! saya!" sungchan mengangkat tangannya sambil berteriak dengan semangat.
"iya sungchan?"
"hasil kali dari sinus sudut dan gravitasi dibagi dengan massa"
pak arkan cuman tersenyum penuh makna, kemudian ia beralih pada laki-laki yang tadinya jadi teman ngobrol chenle, "zidan?"
"massa diabaikan, jadi tinggal gravitasi dikali sinus"
"betul"
zidan menatap sungchan dengan wajah songongnya. sementara sungchan cuman mendumel ga jelas.
maklum, sungchan dan zidan itu rival dalam segala bidang studi. sungchan yang notabene nya ketua kelas, nyatanya pernah ribut besar dengan zidan hanya karna pembagian presentasi saat kelompok.
zidan itu pengalah, dia tipe cowok yang bakal pasrah terus bilang yaudah, gapapa tapi bisa dibelakang ga kesel dan fine-fine aja.
makanya ketika dia adu mulut dengan sungchan, disitu aku tau kalau tubuhnya itu ga lebih penting dari tekadnya yang selalu ingin jadi yang terbaik.
"tapi saya harap kamu tetap mendengar penjelasan dari saya ya" lanjut pak arkan sebelum kembali menyambung penjelasannya.
kini giliran zidan yang mendumel ga jelas, karna kalau bukan gara-gara chenle, zidan berpikir dia ga bakal disindir kayak tadi sama pak arkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 𝙗𝙖𝙥𝙖𝙠 𝙛𝙞𝙨𝙞𝙠𝙖 ┊ 𝙢𝙖𝙧𝙠𝙨𝙪𝙣𝙜 𝙖𝙪
Fanficzidan itu engga kayak remaja pada umumnya. masa SMA nya tergolong biasa-biasa aja. ga pernah tertarik buat pacaran atau nyari pacar, setauku dia juga ga pernah menyukai seseorang dalam hal yang romantis. tapi pak arkan, guru fisika sekaligus tim ke...