09 : 𝙝𝙖𝙧𝙞 𝙠𝙚𝙙𝙪𝙖

1.6K 219 81
                                    

HARI KEDUA

🌆


bisa dibilang, ini pagi pertama zidan di hotel berbintang lima. hari ini zidan bangun dengan tubuh yang ringan. seakan semua beban terangkat begitu saja, padahal OSN pun belum sepenuhnya berakhir.

tentang pengumuman kemarin malam, syukurnya zidan dan tim nya lolos dibidang masing-masing. setiap bidang sekarang hanya menyisakan sepuluh peserta. dan zidan hanya harus lebih unggul dari sembilan peserta lainnya dibidang fisika.

tapi kalau dipikir-pikir, jumlah yang ikut olimpiade dengan jumlah yang lolos tahun ini sangat kontras. itu artinya banyak peserta yang akan pulang pagi hari ini.

zidan segera turun dari kasurnya. setelah cuci muka dan gosok gigi, zidan keluar dari kamar hotel masih dengan menggunakan piyama biru bergaris putih dengan motif bintang kecil. sebelumnya juga zidan udah tengok ke kasur milik sungchan dan kak sanha. tapi nihil, mereka ga ada, jadi zidan berkesimpulan kalau mereka udah turun ke lobby.

zidan berjalan melewati lorong dan turun lift menuju lobby. seperti dugaannya, memang tadi di sepanjang lorong banyak kamar hotel yang sudah kosong atau bahkan beberapa peserta yang keluar dengan koper yang sudah siap digenggamannya.

zidan sedih, tapi disatu sisi pengin ngetawain.

sialan.

zidan sampai di lobby, dan hal yang pertama kali zidan lihat adalah pak arkan yang lagi push rank bareng sungchan juga kak sanha di kursi panjang──fasilitas lobby hotel.

zidan memanas, pipinya langsung merona begitu ngeliat pak arkan dengan kemeja merah bergaris ungu, kacamata bulat bertengger di hidung, dan rambut berantakan seperti habis bangun tidur. belum lagi sesekali pak arkan ngegaruk rambut hitamnya, pasti belum mandi.

jorok, tapi kok ganteng???

"zidaan!" sialnya kak sanha malah nyapa. padahal zidan udah ancang-ancang mau balik ke kamar hotel biar gak ketemu pak arkan.

"o─oy" balas zidan.

"mau kemana lu?"

"engga kemana-mana"

"sini-sini" kak sanha mengibaskan tangannya, menyuruh zidan untuk mendekat.

zidan cuman bisa nurut, dia jalan sambil nunduk supaya netranya gak berpapasan dengan netra tegas pak arkan. zidan lirik sedikit ke wajah pak arkan, beliau sama sekali gak bergeming dari menatap layar ponselnya.

zidan jadi mikir, apa iya pak arkan beneran ngelupain?

semalam, sehabis dari rooftop zidan minta tolong pak arkan buat nganter ke kamarnya. bukan maksud apa-apa, cuman zidan lupa lagi letak kamar hotelnya dimana.

sambil nutup pintu, pak arkan ngucapin selamat tidur ke zidan. padahal belum waktunya tidur, lagian jam segitu tuh kertas pengumuman belum dipasang. kan aneh??

tapi toh zidan gak peduli. sebelum bener-bener nutup pintu, zidan bilang kalau soal yang semalam dilupain aja. terus pak arkan ngangguk, udah gitu pergi.

padahal zidan sendiri yang nyuruh buat lupain aja, tapi dia sendiri yang dilema. dasar anak mamah.

karna pak arkan, kak sanha, sama sungchan masih nge-push rank. zidan memilih duduk disamping kak heejin yang lagi nyemilin kue kering.

"mau?" tawar kak heejin.

zidan ngegeleng singkat, "senin sama ningning kemana?"

"lagi ngekorin cowok ganteng, au dah sampe mana. sampe nyungsep kali"

[✓] 𝙗𝙖𝙥𝙖𝙠 𝙛𝙞𝙨𝙞𝙠𝙖 ┊ 𝙢𝙖𝙧𝙠𝙨𝙪𝙣𝙜 𝙖𝙪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang